Bab 3 Kejutan

11 1 0
                                    

Di luar pesantren para santri dan santriwan berkumpul untuk menyaksikan kepulangan Medina ke rumah nya.

Medina berpamitan kepada guru-guru pesantren yang berdiri di samping nya. Tidak hanya dengan guru nya, ia juga berpamitan dengan para santri dan santriwan yang berkumpul di lapangan.

Ia akan kembali ke rumah, tapi ia juga akan sering bolak-balik ke pesantren untuk mengajar ngaji.

Medina memang masih sekolah kelas 12 di MA Al-Jannah, tapi karena ia sudah lulus mondok ia diperbolehkan untuk mengajar di pesantren milik orang tuanya ini.

"Kakak, jangan tinggalin Wiwin!" Ucap Wiwin memegang tangan kiri Medina menahannya untuk tidak pergi.

"Kakak nggak ninggalin Wiwin kok, nanti Kakak balik lagi karena Kakak akan ngajar di sini. Jadi, nanti kita tetep ketemu setiap hari." Ujar Medina tangan halusnya memegang pipi Wiwin lalu mencubitnya.

"Yaudah, Medina pulang dulu semuanya!" Kata Medina pada semua orang yang berada di sekelilingnya.

Medina beranjak pergi bersama Abi dan Ummi nya lalu memasuki mobil yang akan di kemudi oleh Abi nya.

Di perjalan menuju pulang, Abi Ahmad memberhentikan mobil nya di sebuah masjid karena jam sudah menunjukan waktunya sholat dzuhur. Mereka bertiga turun dari mobil dan bergegas masuk masjid.

Medina dan Ummi mengambil air Wudhu bersama, tidak dengan Abi nya karena tempat wudhu laki-laki dan perempuan di pisah. Ummi sudah selesai wudhu, tapi Medina masih wudhu karena sebelumnya ia memainkan Hp terlebih dahulu.

"Nak, Ummi duluan yah?"

Medina membalas dengan anggukan karena ia sedang berkumur.

Setelah semuanya selesai, mereka melanjutkan perjalanan. Namun, mobil nya kembali berhenti di sebuah K-Food Restaurant. Mereka bertiga makan siang dengan menyantap makanan Korea, spesial untuk Medina karena ia sangat menyukai K-Food.

Ditempat yang berbeda yaitu di rumah Medina. Tina dan temannya yang lain sedang mendekor kamar tidur Medina yang serba pink itu dengan buket-buket bunga, mungkin sekitar 10 buket bunga yang mereka taro di kasur Medina dan ada beberapa boneka yang di dudukan rapih di kasur dengan sprai berwarna pink. Kamar Medina pun terlihat sangat cantik.

Mereka adalah tina, icha dan tuti teman satu kelas nya Medina. Mereka sudah meminta izin sama orang tuanya Medina. Karena Abi dan Ummi nya tau kalo Medina akan di kasih surprise oleh teman-temanya, Abi dan Ummi nya sengaja menunda waktu di Restaurant supaya mereka dapat menyelesaikan misinya.

Medina bertemu Fahri di Restaurant. Fahri pun gabung dengannya.

"Apa kabar, Nak?" Tanya Abi Ahmad.

"Alhamdulillah baik Pak Ustadz!" Jawab Fahri tersenyum.

"Panggil Abi ajah, Nak."

"Oh iya Bi."

Medina menunduk malu karena tidak berani melihat wajah tampan Fahri. Ia takut jika ia melihat dan menatapnya rasa cintanya akan semakin besar.

Medina jelas terlihat salah tingkah, ia memainkan tissue yang ada di meja lalu menyobek-nyobeknya.

"Medina!" Ucap Fahri.

Medina pura-pura tidak dengar dan tetap menyobek-nyobekkan tissue.

"Medina!" Ucap Fahri lagi.

Masih di cuekinya.

"Medina!" Ucap Fahri ketiga kalinya lalu diem sejenak, "lihat lah tissunya berserakan." Lanjut Fahri tertawa kecil.

Medina semakin malu ketika ia perhatikan ternyata memang benar, sobekan tissue itu berserakan ke mana-mana bahkan ke seluruh area Restaurant.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Calon MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang