(4) NEW LIFE

26.8K 1.4K 143
                                    

Cieee.. Aku udah Up😳

Dan pada akhirnya, tak ada seorang pun yang tau siapa jodohnya. Sebesar apapun cinta kita pada seseorang, tidaklah lebih kuat dari kuasa Tuhan yang telah menggariskan semua jodoh umat-Nya, Sekuat apapun usaha kita untuk bertahan dan memperjuangkan cinta yang kita mau, rasanya tak mungkin jika Tuhan tidak berkehendak demikian.

"Saya terima nikah dan kawinnya Mulandari Arya binti Almarhum Mahardika Arya dengan maskawin perhiasan senilai Rp28.180.000,00 dibayar tunai!"

"Sah!"

Dan mulai saat itulah semuanya berubah.

Mulan tersenyum kecil kala melihat pantulan dirinya di cermin, ia menyibak piyama minion yang ia kenakan hingga sebatas dada. Dengan segenap perasaan membuncah ia mengusap hangat perutnya yang masih terlihat rata, namun terasa lebih berisi.

"Kamu lagi apa sayang?" Bisik Mulan lirih pada janin yang ada di dalam rahimnya, yang kini berusia dua bulan.

"Sehat-sehat ya sayang... Mama nggak sabar banget pengen ketemu kamu."

Tok tok tok

Mulan kembali merapihkan piyama nya, dan segera membukakan pintu kamar yang ia tempati sejak sebulan lalu tepatnya semenjak menikah dengan Damian, dan tinggal di unit apartemen yang kini mereka tempati.

"Iya kak? Kakak butuh sesuatu? Kakak mau makan malam?" Tanya Mulan bertubi-tubi, dengan binar wajah berharap agar Damian mau melonggarkan sedikit waktunya untuk sekedar mengobrol dengan dirinya.

"Mamah dan Arinda akan datang, sepuluh menit lagi mereka sampai, cepat kunci kamar ini, dan pindah ke kamarku." Titah Damian dingin, tanpa ada minat berbicara lebih, jangankan berbicara lebih, menatap pun tidak. Seolah menunjukan bahwa laki-laki itu memang terlalu jijik padanya.

Wanita muda itu tersenyum kecut, sebulan menikah dengan Damian nyatanya tak membuat laki-laki itu menunjukan sikap baiknya, yang ada justru sikap yang semakin dingin, seolah tak tersentuh. Kadang Mulan bertannya-tanya pada dirinya, Akankah kelak saat anaknya lahir, Damian akan tetap bersikap dingin seperti ini? Akankah pernikahannya dapat bertahan? Entahlah. Hanya tuhan yang tau, Mulan hanya bisa pasrah.

Mulan segera mematikan lampu kamar sempit itu dan segera menguncinya, ia tak ingin Mamah mertua dan adik iparnya curiga bahwa selama ini ia tidur di kamar pembantu, bisa-bisa Damian dimarahi habis-habisan, dan jika Damian dimarahi pasti ia juga yang akan terkena imbasnya, cukup dengan Damian mengabaikannya, ia tak yakin akan sanggup jika harus menerima kekerasan lainnya.

Kini Mulan dan Damian duduk bersanding di ruang tamu, menunggu kedatangan Kinasih dan Arinda. Sudah hampir duapuluh menit namun belum ada tanda-tanda kedatangan ibu dan anak itu, keduanya sibuk dalam kesibukannya masing-masing. Benar-benar nampak seperti dua orang asing yang tinggal dalam satu rumah.

Damian nampak fokus menyaksikan tayangan chanel bisnis di televisi, dengan kacamata minus yang bertengger di hidung bangirnya. Dan itu membuat Damian nampak lebih tampan berkali-kali lipat, kaos oblong putih yang nampak ketat membalut tubuh kokoh berotonya, dipadu dengan celana joger berwarna abu.

Sedangkan Mulan nampak mulai tak tenang, tiba-tiba saja terlintas di benaknya, keinginan agar Damian mau mengusap-usap perutnya. Pasti itu sangat menyenangkan. Ia ingin, sangat ingin meski hanya sebentar.

Dengan ragu Mulan mengumpulkan keberaniannya, "Kak.." panggil Mulan lirih, namun tak ada jawaban. Damian bukan tidak mendengar, ia hanya tak ingin terlalu banyak interaksi dengan Mulan.

Tak gentar, Mulan menyentuh pelan bahu Damian, hingga mpunya menoleh dan malah justru membuat Mulan gelagapan.

"Kakak bisa tolong elus in perut Mulan?" Tanya Mulan ragu, dengan menunduk takut, menanti jawaban.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Because I'm Pregnant [END]Where stories live. Discover now