Chapter 7

2.5K 61 19
                                    

Pagi itu sekitar pukul 9 seorang gadis cantik masih terlelap hingga suara ketukan pintu mengangunya

Tok..tok..tok

"Euh"keluh rana

"Rana bangun nak"ucap ibu rana

"Iya mah rana udah bangun"jawab rana sambil berjalan membuka pintu

"Ada apa mah?"tanya rana

"Kamu lupa hari ini kan kamu akan fitting baju pengantin bersama alva dia sudah datang dan menunggumu"jelas mama rana

"Oh iya ya ampun lupa yaudah aku mau siap siap dulu suruh alva tunggu yah mah"ucap rana

"Yaudah cepet kasihan dia menunggunya"lalu meninggalkan rana

Rana pun langsung memasuki kamar mandi dan melakukan ritual mandi selama 10 menit

....
"Nak alva maaf yah rana yah baru bangun"ucap mama rana

"Iya gak papa bunda"jawab alva

"Dasar kebo"batin alva

Alva menunggu selama 10 menit dan datang lah yang ditunggu tunggu yaitu rana

"Hai maaf yah nunggu lama"sapa rana tidak enak

"Hmmm tidak apa"ucap alva datar

"Beuh ni orang datar amat kaya triplek"batin rana

Penampilan rana sangat simple dengan kemeja putih dan androk sepan warna hitam pas di lutut jangan lupakan sepatu kets berwarna putih dengan sedikit hak wajahnya hanya dengan bedak baby  sedikit lip tin untuk menambah kesan manisnya dan tas mahalnya juga yang menjadikan satu kata untuk rana.perpect.Sedangkan alva hanya memakai celana levis putih dan baju pendek yang menampilkan perut kotak kotak yang bertulisan Fila dan sepatu hitam yang menghiasi kaki nya dan arloji mahal yang melilit di pergelangan tangganya

"Kita berangkat sekarang!"ucap alva

"Iya napa om jangan marah marah lagi PMS apa?"ucap rana ngawur

"Om om om kamu pikir saya om kamu hah?saya calon suami kamu"ucap alva

"Yah tapikan umur kita jauh makanya aku panggil om"ucap rana

"Heh umur kita itu nggak jauh kamu 23 saya 27 cuman 4 tahun"jawab alva

"Iya napa om jangan marah mulu"ucap rana lalu setelah mengatakan itu rana pun lari keluar

"RANAA SAYA BUKAN OM KAMUUU"teriak alva

"Lucu"batin alva

Mereka pun pergi menuju butik ternama dan selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara rana pun merasa jengah dengan situasi ini memilih mengeluarkan suara

"Om"ucap rana

"Hmm"ucap alva

"Kenapa om mau menerima perjodohan ini padahal kan di antara kita tidak ada yang saling mencintai"tanya rana

"saya menerima perjodohan ini karna orang tua saya"jawab alfa

"emmm kalo begitu saya juga sama kaya om karna orang tua saya"ucap rana

"oiaah jangan panggil saya om!saya bukan om kamu dan lagi saya tidak suka dengan panggilan tersebut!"ucap alfa

"trus aku manggilnya apa dong?"tanya rana

"mas boleh honey,sayang juga apalagi"

"idihhh alay"ucap rana

"ya terus kamu mau manggil saya apa?"tanya alva

"bagaimana kalo kakak?"ucap rana

"kakak kakak kamu pikir saya kakak kamu?"alva

"yasudah saya harus manggil apa dong?"tanya rana

"mas aja"jawab alva

"oh oke mas alva"rana

"good girl"alva

lalu kedua nya pun terdiam hingga mereka sampai di butik

"Ayo turun"ajak alva

"oke"lalu rana menyusul alva yang sudah turun

sesampainya mereka disana mereka langsung disambut

"selamat siang tuan dan nyonya mari silahkan masuk"ucap para pelayan

"terimakasih"ucap alva dan rana bersamaan

"sepertinya calon istrinya masih muda tuan?"tanya salah satu pelayan

"iya saya di jodohin sama om om kaya dia ngeselin banget tau ga"ucap rana sambil mengerucutkan bibirnya

"hehh!sembarangan kamu yah awas saja setelah menikah aku akan melakukan sesuatu hingga kau mencintaiku"ucap alva

"hih tuh mbak liat belum nikah aja udah main ancem ancem gimana udah nikah coba?"tanya rana pada pelayan tadi

"emm-maafkan saya sudah menanyakan masalah privasi kalian tuan dan nyonya"ucap pelayan itu sambil menunduk

"heii tidak apa apa tenang saja"ucap rana sambil tersemyum

"yasudah kalo begitu bagaimana sekarang kita mencari baju pengantin setuju?"tanya rana pada alva

"yaah terserahmu"jawab alva

"baiklah saya akan perlihatkan gaun gaun pernikahan kepada tuan dan nyonya mari ikut saya"ucap pelayan tadi

"mari"jawab alva dan rana

"tuan dan nyonya ingin gaun yang seperti apa?"tanyanya

"saya ingin yang elegan"ucap alva mendahului rana

"baiklah saya akan carikan dahulu"lalu pelayan itu pun mencarikan gaun yang dimaksud oleh alva

"emm--ini nyonya gaun yang saya bawakan silahkan di coba dulu"ujar pelayan itu

lalu rana mengambil baju yang disarankan oleh pelayan tadi dan masuk ke dalam fitting room.setelah lama menunggu akhirnya dia keluar dengan gaun yang tadi aku mengeryit tidak suka melihatnya karna gaun itu terlalu bawah belahanya dan bahu rana pun terekspos bebas

"apa apaan ini apakah tidak ada gaun yang lebih tertutup?"tanya alva

"maksudmu bagaimana mas?"tanya rana

"gaunnya terlalu terbuka aku tidak ingin apa yang aku miliki terlihat oleh orang lain aku tidak suka"jawab alva

"dan kau cepat carikan gaun yang elegan tapi tertutup!"suruh alva

"ba-baiklah tuan maafkan saya saya akan mencari gaun lain"ucap pelayan itu

"yasudah sekarang carikan gaunnya"pinta alva

"baik tuan nyonya saya permisi dulu"ucap pelayan itu lalu meninggalkan alva dan rana

"dan kau kau tidak boleh memakai pakaian yang seksi di depan banyak orang kau hanya boleh berpakaian seperti itu hanya di depan ku.titik!"ucap alva

"loh memangnya kenapa?"tanya rana

"karna aku tidak mau miliku di lihat oleh orang lain"jawab alva tulus

Blushh
pipi rana memerah seketika mendengar perkataan alva

"loh pipi kamu kenapa merah gitu kamu pake blush on kebanyakan yah?"tanya alva tidak peka

"emm-aku tidak pakai blush on"jawab rana

"teruss itu kena-

"maaf tuan nyonya saya sudah mendapatkan gaunnya silahkan coba dulu nyonya"pinta pelayan

lalu rana mengambil bajunya dan pergi ke fitting room setelah beberapa menit mennunggu  rana keluar dengan gaun yang lebih tertutup

"bagaimana apakah cocok?"tanya rana pada alva

"iya cocok ambil saja itu"jawab alva

"baiklah akan saya bungkuskan nyonya dan tuan tunngu sebentar"ucap pelayan itu

"baiklah"ucap alva

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEO My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang