4. Rahasia Kelam

6 0 0
                                    

Sudah hampir satu bulan lamanya Alex tidak menampakkan dirinya. Dimana setiap harinya Jacob selalu menunggu akan kedatangan Alex di dalam hutan. Semenjak pertengkaran itu, memaksa Alex harus tetap berada dirumah dalam pengawasan ayahnya selalu. Dia tidak bisa berbuat banyak untuk bisa mengelabui ayahnya. Alex hanya butuh kesabaran untuk menumbuhkan kembali kepercayaan ayahnya kembali lagi kepadanya. Hanya saja Alex tidak tahu pasti, harus berapa lama lagi dia menunggu.

Selama ini untuk mendekatkan dirinya pada anaknya kembali. Ronald selalu mengajarkan beberapa mantra sihir kepada Alex tiap harinya. Dia ingin mematangkan diri Alex untuk lebih siap kedepannya. Cara ini yang bisa dilakukan Ronald untuk meyakinkan Alex bahwa dia adalah seorang penyihir dan dunia ini bukanlah dunianya. Ronald hanya takut jikalau pada nantinya Alex akan melupakan jati dirinya yang sebenarnya. Sebab Alex adalah satu-satunya harapan Ronald yang dapat membantunya menyelesaikan masalahnya.

"Kau siap Alex? Lakukan!" ucap Ronald dengan tegas.

"Plexmus Ordio" ucap Alex lantang sambil mengayunkan tongkatnya.

Senyum kecil tercetak jelas di wajah Alex. Dimana dia bisa mempelajari mantra itu dengan baik. Kini tumpukan buku yang terletak diatas meja yang berada di ruang tamu itu melayang di udara. Dimana Alex tetap mengarahkan tongkat nya kearah tumpukan buku yang melayang tersebut. Sesekali dia mengendalikan tongkat sihir tersebut ke arah kanan dan kiri. Hingga tumpukan buku tersebut juga melayang ke kiri dan kanan sesuai dengan arah yang di berikan Alex. Kini Alex mengarah tumpukan buku yang melayang tersebut ke arah rak buku yang menyandar di dinding tepat disampingnya. Tumpukan buku tersebut melayang masuk kedalam rak buku itu hingga tersusun rapi dengan sendirinya.

Satu per satu mantra sihir yang hanya ada tertulis di kitab penyihir sudah hampir semuanya sudah Ronald ajarkan pada Alex. Kini hampir semuanya sudah Alex kuasai. Ronald begitu yakin, dengan munculnya Alex di bangsa penyihir nantinya akan memberikan dampak besar pada semua penyihir yang ada. Tinggal menunggu waktunya sampai tiba saja, Alex akan menjadi seorang pemimpin dari bangsa penyihir. Dan Alex sendiri lah yang akan menciptakan sebuah perang besar. Sebuah perang yang akan membawa semua bangsa pengendali mengalami kepunahan.

"Hanya ada tiga mantra yang belum ayah ajarkan kepadamu Alex. Bukan berarti ayah tidak akan mengajarkannya, hanya saja ini bukan waktu yang tepat" tegas Ronald.

"Kapan aku bisa mengetahui ketiga mantra itu yah?" tanya Alex penasaran.

"Setelah ayah tahu, kalau kau sudah siap."

"Aku sudah sangat siap untuk semua itu yah. Apa lagi yang ayah tunggu?" jawab Alex.

Ronald menepuk pundak Alex dan menganggukkan kepalanya pelan. "Ketiga mantra itu sangat berbahaya. Kau akan mengetahuinya dan akan melakukannya sendiri dengan tanganmu."

Setelah mengatakan itu, Ronald meninggalkan Alex. Dimana Alex masih kebingungan akan ucapan yang diucapkan ayahnya tadi. Suara pintu terbuka kemudian tertutup kembali terdengar cukup jelas. Setelahnya diikuti dengan suara mesin mobil yang terdengar dari kejauhan. Mendengar hal itu, membuat Alex berlari keluar menuju asal suara tersebut. Dia berpikir bahwa ayahnya akan pergi meninggalkannya kembali.

Sesampainya didepan garasi. "Ayah, apa yang ayah ingin lakukan?" tanya Alex penasaran.

"Ayah akan pergi sebentar keluar. Sudah lama ayah tidak pernah mengunjungi yang selama ini ayah selalu kunjungi tiap harinya."

"Ayah akan meninggalkanku sendirian disini?" tanya Alex ragu."Ayah menaruh keyakinan padamu Alex. Bahwa kau tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi selama ayah pergi!" ucap Ronald tegas.

"Baik yah. Aku janji," jawab Alex sambil menganggukkan kepalanya.

Mendengar ucapan itu membuat keputusan Ronald untuk pergi meninggalkan Alex semakin kuat. Kini mobil yang dikendarai Ronald meranjak semakin jauh hingga tidak terlihat lagi oleh Alex. Rasa takut kini mulai menyelimuti pikiran Alex. Dimana Alex sendiri juga sangat ingin menemui Jacob lagi setelah sekian lamanya tidak bertemu tanpa memberikan kabar. Setelah menghabiskan lima menit lamanya untuk berpikir, akhirnya Alex memutuskan untuk melawan rasa takutnya itu. Dia kini berlari kearah gudang dengan semangatnya.

The Wizard and His RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang