Part 4

1 1 0
                                    

AUTOR POV

Bel pun berbunyi. Masuklah wali kelas yang ingin mengabsen.
"Ariani?" Seru buk Lita sambil mengalih pandangan ke seluruh kelas.
"Hadir bu" sahut Ariani.
"Aurel?" Tanya ibu lita lagi
"Hadir buk" sahut Aurel.
"Axel?" Tanya bu Lita. Dan tak kunjung menerima jawaban. Hingga datanglah axel dari pintu depan dengan membawa tas yang semalam dia bawa.
"Kenapa terlambat?" Tanya bu Lita
"Telat bangun bu" jawab axel enteng.
"Makanya jangan bergadang, udah sana duduk" ucap Bu Lita.

Saat tengah berjalan axel melihat ke arah teman-temannya yang tengah tersenyum mengejek seolah-olah mengatakan "Berapa ronde bos". Axel yang jengah pun berjalan ke arah meja nya dan duduk, lebih tepatnya dia tidur. Dengan menundukan kepalanya di lipatan tangan.

"Eh gaes smua kan kita mau mesan kaos buat acara lomba basket nih. Jadi kalian diminta seorang 50 ribu ya pengutipan dimulai hari ini sampe lusa, kumpulnya sama bendahara!" Ujar ketua kelas. Yang diangguki oleh seluruh kelas dan memberikan masing-masing 50 ribu
Tak terkecuali axel. Setelah membayar mereka pun pergi ke kamar ganti untuk mengganti pakaian olahraga. Dan langsung ke lapangan.terkecuali axel dia memilih tidur sejenak baru pergi ke lapangan. Tim di bagi menjadi dua. Tim cewe main bola voli dan tim cowo main basket itung-itung buat latihan. Di tim itu pun terdapat axel yang sangat lancar bermain sampai bel pergantian jam berbunyi mereka pun berganti baju dan kembali ke kelas.

"Uang nya!" Teriak Siska selaku bendahara.
"Kenapa sih sis?" Tanya imam selalu ketua kelas.
"Uang nya hilang" jawab Siska sambil menangis. Dan masuk lah guru killer yakni pak Yanto.
"Ada apa ini?!" Tanya pak Yanto.
"Uang buat beli kaos ilang pak semuanya 1 juta" kata Siska di sela tangis nya.
"Siapa pencurinya?!!" Tanya pak Yanto tegas
"Tadi saya liat Axel terakhir keluar dari kelas pak" sahut Murray
"Kamu yang mencurinya axel?!" Tanya Pak Yanto. axel hanya diam tak berbicara sambil menggeleng.
"Kalau bukan berikan tas kamu bapak mau liat" kata Pak Yanto.

Axel pun memberikan tas nya dan ketika di geledah terdapat uang di dalam nya banyak nya sama. Melihat semua itu seluruh kelas memandang axel dengan tatapan menghina. Pak Yanto pun mengambil uang itu dan balik ke meja guru dan mulai mengajar. Aurel tak kunjung fokus dalam belajar melainkan dia asik menatap wajah Axel yang tampak terkejut. Axel yang merasa di perhatikan pun melihat ke samping dia tersenyum sekilas seolah mengatakan dia tidak apa-apa. Tak lama bel pergantian jam berbunyi.

"Axel kamu ikut saya ke kantor" perintah pak Yanto. Axel pun segera pergi ke ruang bk tiba-tiba dia merasa ada yang merangkul nya.
"Bro. Gue percaya sama loe" seru Azka
"Iya gue sama yang cewe-cewe percaya loe ga mungkin gitu" seru Arkan
"Hm" seru Axel dan pergi ke ruang bk

***
"SAYA TANYA SEKALI LAGI APA KAMU MENCURINYA?!!" tegas pak Yanto
"Tidak" ucap Axel
"Pak biar saya yang urus sebagai wali kelas nya, Axel ayo ikut ibu" ujar ibu ani

Axel pun mengikuti bu ani dan berjalan ke arah uks tempat yang sepi.

"Xel. Apa benar kamu yang mengambilnya?" Ujar bu ani lembut.
"Ga" ucap Axel
"Jadi yang yang di tas kamu itu uang apa?" Tanya bu ani
"Itu bayaran saya bekerja" ucap Axel.
"Di mana kamu bekerja?" Tanya bu ani lagi
"Maaf saya tidak bisa menjawab nya" ucap Axel
"Jika kamu mengatakan nya maka semuanya akan mudah" ujar bu ani lembut tapi tidak di gubris oleh axel.
"Yaudah jika kamu belum mau cerita sekarang, kembali ke kelas kamu sekarang" lanjut bu ani dan diangguki oleh axel.

Bel pun istirahat pun berbunyi. Bu ani pun menyuruh axel untuk pergi. Axel pun pergi ke kantin dan berjalan membawa makanan nya.

"Xel! Sini" ucar arkan

Axel pun berjalan ke arah meja tengah kantin yang sekarang sedang menjadi pusat perhatian. Banyak murid lain yang berbisik-bisik, ada juga yang mengatakan nya terang-terang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang