n i n e

390 41 1
                                    

"Pak bayu sakit gamasuk, jamkos guys!" Teriak Ketua kelas di kelas Diego dan sahabat-sahabatnya. Diego bisa sekelas dengan ketiga sahabatnya karena permintaan dirinya ke papanya, jelas saja di bisa meminta ini itu seenak hatinya karena ayahnya adalah pemilik yayasan SMA Prakasa.

Diego yang mendengar ucapan ketua kelas langsung keluar dari kelas dan pergi ke atap sekolah. Atap sekolah menjadi salah satu tempat dia bisa merokok selain di taman belakang sekolah. Diego sudah menghisap 3 batang rokok sambil memandangi pemandangan dari atap sekolahnya.

🌸🌸

"Akhirnya pelajaran yang paling gue benci selesai juga" Ucap Gina sambil menguap.

Nasya yang mendengar ucapan Gina hanya tertawa kecil.

"Nasya ke perpustakaan dulu ya" Ucap Nasya lalu berjalan keluar dari kelasnya.

Perpustakaan terletak di lantai 4, Nasya naik dari lantai 1 sampai lantai 4 karena lift sekolah mereka dalam perbaikan. Sebelum Nasya masuk ke perpustakaan, Nasya mencium bau rokok dari atap sekolah. Karena rasa penasaran Nasya yang tinggi, Nasya mengendap-endap berjalan ke atap sekolah. Nasya sedikit terkejut melihat Diego yang terbaring sambil menutup matanya, tapi dia lebih terkejut lagi melihat Diego berbaring sambil menghisap rokok. Ini sudah kedua kalinya Nasya melihat Diego merokok. Nasya sangat sensitif jika melihat orang disekitarnya merokok, karena orang yang paling dia sayang dan paling berharga baginya pergi meninggalkannya gara-gara penyakit paru-paru, papa Nasya megidap pengakit paru-paru karena terlalu candu dengan rokok.

Nasya berjalan kearah Diego lalu mengambil kasar rokok yang terselip di bibir Diego, mebuang rokok itu ke lantai lalu menginjaknya.

"Ngapain si kakak ngerokok terus, ga sehat tau" Ucap Nasya lalu terbatuk kecil karena asap rokok Diego.

"Lo pikir lo siapa anj*ng" Ucap Diego marah lalu mendorong pelan bahu Nasya.

Karena Nasya memiliki tubuh yang sangat mungil, hanya karena dorongan pelan dari Diego dia langsung terjatuh.

"Awww" Ringis Nasya kesakitan karena sekarang lutut kanannya mengeluarkan darah.

"Lebay" Ucap Diego lalu kembali mengambil satu putung rokok lalu membakar ujungnya.

"Maaf.. Nasya lancang Aww" Ucap Nasya sambil meniup lukanya yang terasa semakin perih.

Diego yang melihat Nasya kesakitan merasa sedikit iba, dia menghembuskan nafasnya kasar lalu meninggalkan Nasya dan berlari ke UKS. Diego mengambil betadine dan beberapa perban dari lemari dan segera kembali ke atap sekolah. Diego mengatur nafasnya lalu membuka pintu atap sekolah, tapi dia tidak lagi melihat Nasya disitu.

🌸🌸

"Aww.. perih banget" Ucap Nasya sambil memegangi tembok karena takut kehilangan keseimbangan, berjalan ke UKS.

"Gue bantu" Ucap seseorang lalu menggendong Nasya ala bridal style ke UKS.

"Kak Zack?" Ucap Nasya terkejut karena dirinya sekarang digendong Zack.

"Turunin Nasya kak, gaenak diliatin sama murid-murid yang lain"

"Ngapain gaenak, gue juga gapunya pacar, gaakan ada yang labrak lo kok tenang aja" Balas Zack santai. Zack membohongi Nasya, jelas saja dia punya pacar, bahkan pacar dia lebih dari satu.

"Tapi.." Sebelum Nasya menyelesaikan ucapannya, Zack menurunkan Nasya tepat di depan pintu UKS.

"Gue gabisa temenin lo, gue ada latihan basket" Ucap Zack lalu mengelus puncak kepala Nasya dan berlari  kearah lapangan.

DINAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang