Anye menyingkap tirai jendela kamarnya. Kedua matanya refleks menutup saat
sinar matahari menorobos masuk mengenai wajahnya. Ia menatap jam dinding, pukul 06.00 pagi, masih belum terlambat untuk berolahraga.Suasana minggu pagi selalu ramai, apalagi di jalanan yang khusus dijadikan sebagai tempat lari pagi seperti yang akan Anye datangi. Sebenarnya Anye tidak yakin apakah keputusannya untuk berolahraga disana benar atau tidak, karena yah.. pada akhirnya ia akan tergoda juga dengan deretan kedai penjual makanan yang ada.
Anye baru tiba di lokasi sekitar pukul 06.20 pagi, kemacetan di Bandung semakin tidak bisa diprediksi, apalagi jika ia menggunakan angkutan umum seperti tadi, selain macet angkutan umum juga sering berhenti disalah satu tempat untuk menunggu penumpang.
Seperti dugaan, tempat yang dikenal dengan istilah Car Free Day itu sudah mulai padat oleh pengunjung. Anye mengencangkan ikat rambutnya, memasang earphone dan mulai berlari santai. Sudah lama sejak Anye mulai membiasakan diri untuk berolahraga rutin, bukannya tidak konsisten, tapi tuntutan tugas kuliah yang menumpuk membuatnya hampir tidur telat setiap hari dan malas untuk bangun pagi dihari libur.
Sekitar 15 menit Anye berlari, ia menyisi dari jalanan untuk mengatur napasnya. Perutnya tiba-tiba berbunyi,
"Aduh Anye.. buat apa olahraga kalo ujung-ujungnya makan lagi." Meski begitu, ia tetap berjalan menghampiri penjual bakso yang ada disekitarnya.
"Mas, bakso nya aja ya jangan lupa kasih bonus, hehe.." Ucapnya lalu mengambil sebotol air mineral dari kontainer dan duduk disalah satu kursi.
Anye menikmati semangkuk bakso yang baru saja ia pesan, sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar. Tiba-tiba saja matanya mengangkap satu sosok yang sangat familiar, bukan karena sering bertemu tapi karena semalaman ini Anye tidak bisa berhenti memikirkan orang itu.
"Kenapa Neng diliatin mulu, ganteng ya?" Tanya Mas Joko, si penjual bakso yang duduk disamping Anye.
"Eh, apaan sih mas, ngeliatin siapa?" Anye membuang pandangannya.
"Itu, Den Thala. Ganteng kan?" Anye terperanjat, "Mas kenal Athala?"
Keduanya menatap Athala yang berdiri sekitar 100 meter dari tempat mereka mengamati. Tampaknya, Athala tengah sibuk memoto beberapa pengunjung yang ada disana,
"Yoo kenal.. Den Thala itu tiap hari minggu suka kesini, buka jasa foto." Jawab Mas Joko dengan nada medok nya.
"Jasa foto, gratis gitu, Mas?" tanya Anye.
"Loh mana ada yang gratis, Yo bayar lah. Kan emang Den Thala itu tukang foto keliling."
"Uhuk!" Anye hampir menyemburkan air dari mulutnya, buru-buru ia mengambil tisu dihadapannya. "Bukannya dia cucu fotografer terkenal ya mas?"
Mas joko mengerutkan dahi, "Oh kalo itu saya ndak tau neng, setau saya dia cuma tukang foto keliling. Saya kenal soalnya kebetulan sama-sama orang Malang."
Anye terdiam, "Mungkin aja dia emang jadiin hobinya itu bisnis." Batinnya.
"Tapi dia itu hebat ya Mas, jauh-jauh ke Bandung buat kuliah, sekarang disambil kerja pula. Padahal biasanya orang blasteran itu kan rata-rata berada."
"Walah si Neng kalo ngomong suka ngawur.." sela Mas Joko lalu tertawa, "Siapa yang blasteran, Den Thala itu asli Malang ko, di kampung satu RT sama saya, orangtuanya sama-sama orang Malang. Kesini juga ndak kuliah, nemenin neneknya sambil bantu-bantu kerja."
Anye tidak habis pikir, sepanjang perjalanan ia tidak bisa berhenti mentertawakan kebodohannya,
"Ck, bisa-bisanya dia nipu gue!!!" ucapnya kesal, dan dari semua kekesalan yang ia rasakan hari ini ada satu hal yang paling membuatnya marah pada dirinya sendiri, yaitu kenyataan bahwa tadi malam ia sama sekali tidak bisa tidur karena sibuk memikirkan rencana kencannya hari rabu nanti.
"Anye.. Anye.. dasar bego, suruh siapa langsung percaya sama orang yang baru kenal!" ia menjatuhkan dirinya ke sofa.
"Duh kenapa sih gue kebayang senyumnya terus!!" Ia mengacak rambutnya kesal, melempar bantal sofa dan menggerak-gerakan kakinya tak karuan.
"Pokoknya mulai saat ini gausah percaya cowok lagi!"
...
...
Yuhu~ part dua nih, gimana udah mulai penasaran belum? Kira-kira apa ya alasan Athala bohong sama Anye?
Terus gimana jadinya rencana nge-date mereka hari rabu nanti?
Ikutin terus ya comeback aku kali ini :D jangan lupa tinggalin jejak a.k.a vote + comment biar makin semangat buat update,
Salam halu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Single Lies
RomancePemuda itu, menghampiri Anye yang duduk sendirian di salah satu sudut café, tanpa bertanya pemuda itu duduk dihadapan Anye yang masih terpaku melihat hujan turun lewat jendela. "Pas banget ya Mbak, hujannya turun waktu Mbak lagi patah hati." Kalimat...