Chapter 4

25 6 0
                                    

Ujian akhir semester telah dimulai.
Ruangan Adel dan Naufal sama. Sedangkan Nia memiliki ruangan yang sama dengan Rangga.

US ini berjalan selama seminggu. Untuk beberapa hari ini Bagi Naufal, semuanya berjalan dengan baik baik saja. Dan bagi Adel, lumayan baik baik saja. Yah terkadang ada beberapa nomor yang tidak bisa dijawab oleh Adel. Tapi Naufal bisa menjawab semua soal yang tertera di layar komputer.

Sekarang, hari terakhir US. Di dalam ruangan ujian, Adel hanya melongo sembari berpikir melihat soal yang ada di layar.

"Woi, Naufal bantuin dong." Minta Adel kepada orang disampingnya.

Naufal tidak membalas.

"Naufal, satu nomor aja . Pleaseeeee."

Tidak membalas.

"Mohonlahhhhh. Sisa satu nomor nih yang gue nggak bisa jawab."

Naufal tetap tidak membalas. Dan seketika Adel terkejut melihat Naufal yang langsung berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan ujian tanpa memperdulikan Adel yang sedang memohon.

"What!!! Gila tuh anak, ternyata udah selesai. Tapi gue diacuhin gitu aja. Anjir nggak sih." Kata Adel dengan suara yang dikecilkan.

"DASAR NAUFAL SIALAN!!!" Tanpa tersadari, Adel berteriak dengan keras saat ujian masih berlangsung. Adel yang langsung menyadari akan tatapan aneh dari pengawas dan teman ruangannya, seketika meminta maaf dan kembali ke posisi awalnya.

Sifat ini nih yang membuat Adel membenci Naufal, walaupun seketika dia bisa menjadi seseorang yang bijak. Tetapi sama saja, tidak ada bedanya bagi Adel.

Waktu yang tersisa dua menit lagi, dan akhirnya Adel bisa menjawab dengan nafas legah.

Setelah menyelesaikan ujiannya, Adel pergi menemui Nia di ruangan yang berbeda dengannya.

Saat melihat Nia, Adel langsung menghampiri Nia dengan senyum bahagia.

"Ekhhmmm misi mbak, napa yah mbak senyum senyum kek gitu. Kan serem jadinya" Kata Nia bingung.

"Nggak kok. Cuman seneng aja karena ujiannya udah selesai. Yeayyyyyyyy"

"Lo mah pintar pintar tapi seneng amat kalau ujian selesai"

"Iyalah. Kan jadi bisa santai."

"Serah lu dah. Yang penting lo bahagia, gue juga ikut bahagia nih ye."

"Gue yakin nih, gue bisa peringkat 1 umum." Ucap Adel tiba tiba.

"What?, yakin lo ?" kata Nia yang dibalas anggukan oleh Adel.

"Emang  lo kagak takut dikalahin ama si Naufal lagi ?"

"Yah nggak lah. Di kelas aja, gue aktifnya minta ampun. Nah kalau Naufal?, bicara aja malas. Jadi semoga aja gue bisa peringkat 1 umum. Kalau bisa itu harus menjadi sebuah kewajiban, uwwww."

"hmmm, serah elo dahhh."

Setelah selesai berbincang bincang. Adel dan Nia pergi menuju kantin untuk membeli semangkok bakso kesukaan mereka.
Sesampainya di kantin, Adel langsung mengambil tempat di pojokan, sedangkan Nia pergi ke ibu kantin untuk memesan dua mangkok bakso.

"Tada.... Ini buat Nona Adel, dan ini buat aing." Ucap Nia yang sudah ada dihadapan Adel.

"Selamat makannn gaezznya" Kata Adel yang langsung menyantap baksonya dengan lahap.

#

Setelah makan, Adel dan Nia meninggalkan kantin dan tiba tiba melihat orang orang sudah berkerumu di depan mading seperti ada pengumuman yang sangat menarik perhatian.

Log InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang