Sahabat

2.4K 141 6
                                    

Warning:abal-abal, bikin sakit mata, menggantung

Tap...

Kedua kaki Naruto menapak sempurna di atas bukit hokage, gadis yang beranjak dewasa itu kembali mendatangi tempat favoritnya setelah  empat hari berada diluar desa, netranya menatap awan yang menggantung jarang dilangit desa, begitu indah. Konoha berubah banyak setelah usainya Perang Dunia Shinobi Empat dua tahun yang lalu berkat Sensei-nya, Hokage ke-enam Hatake Kakashi.

Mata Naruto bergulir menatap ke tengah desa, Sakura terlihat berlari cepat ke arah gerbang. Ia menghela napas, kalau tidak salah ingat Hokage memberitahukan jika Sasuke kembali ke desa hari ini. Sensor nya bekerja cepat, ia bisa merasakan chakra sahabatnya itu telah memasuki desa.

Boft..

"Naruto."

Sekali lagi Naruto membuang napas panjang. "Ada apa Shika?"

"Kau baik-baik saja? Aku dengar segel yang kau pasang di Rouran sedikit bermasalah," ujar Shikamaru balik bertanya.

Surai pirang gadis Uzumaki itu berayun pelan, angin berhembus bersama pertanyaan Shikamaru. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua baik-baik saja," jelasnya tanpa hambatan. Misi nya ke bekas reruntuhan Kota Rouran memang cukup mudah, segel yang dipasang ayahnya saat kota itu masih ada perlahan mulai rusak jadi ia dikirim untuk memperbaikinya lima hari yang lalu.

Sinar matahari terasa menusuk kulit, pertengahan musim panas begitu menyebalkan Naruto mengusap peluh di dahi, ia kemudian melirik pemuda Nara yang kini bersisian. Perbedaan tinggi mereka terlihat mencolok, waktu terasa cepat berlalu Naruto ingat pertemuan pertamanya dengan Shikamaru terasa luar biasa, Shikamaru adalah segelintir orang yang tidak memandangnya jijik pada masa lalu. Pemuda itu dulu dan sekarang sama saja, sahabat pemalas yang setia mendorongnya dari belakang.

"Apa Sensei tidak marah kalau kau di sini?" tanya Naruto setelah cukup lama terdiam.

Meski itu tak mungkin pikir Naruto lagi, Sensei-nya akan lebih bersyukur daripada memarahinya karena telah menjauhkan salah satu asisten yang memaksanya mengerjakan dokumen hokage yang unlimited tersebut.

Shikamaru terlebih dulu mengucapkan trand mark nya sebelum menjawab, "Merepotkan..Hokage-sama lebih memilih buku mesum itu daripada mencariku saat ini," jawab Shikamaru terdengar malas seperti biasa, sifat pemalas yang telah mendarah daging sekaligus menjadi ciri khas keturunan Nara tersebut.

Naruto terkekeh kecil, pemikiran mereka memang tidak jauh berbeda. "Aku yakin Sensei sibuk dengan buku mesum itu sekarang," ucap Naruto menambahkan.

Sejauh yang ia tahu sejak genin hingga sekarang Kakashi Hatake tak pernah bisa dipisahkan dengan bukunya tersebut.

"Ibu mengundang mu nanti malam," ucap Shikamaru tiba-tiba, "sebenarnya harusnya minggu lalu, tapi kau pergi ke Rouran," tutur Shikamaru menjelaskan, ia sesaat tampak ragu mengucapkan.

Naruto mana mungkin melewatkan kesempatan ini, makanan buatan ibu Shikamaru nomor dua terlezat setelah ramen ichiraku. Ia menggangguk meng iya kan, ekspresi senang Naruto pun tak luput dari pengamatan iris kuaci Shikamaru, diam-diam pemuda Nara itu bersyukur dalam hati, tak salah jika ia bersyukur berkat Naruto yang sering berkunjung, ibunya tak terlalu merasa kesepian setelah ayahnya meninggal.

Tangan pemuda itu terulur mengusap kepala Naruto. "Arigatou," bisik Shikamaru tanpa terdengar Naruto.

🌰🌰🌰🌰

Kini Naruto menelusuri jalan desa setelah Shikamaru pergi kembali ke kantor hokage dan ia harus pulang ke apartemen untuk masak makan siang, ya bertambahnya umur membuat pola hidup Naruto sedikit demi sedikit berubah, ia tidak lagi mengkonsumsi ramen hampir tiap hari dan berkat bantuan ibunya Shikamaru ia cukup mahir memasak sekarang.

Sasufemnaru | OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang