Part 1

2 2 0
                                    

Kenalin namaku Naqiyya Yumna Jasmine Indrawan. Aku biasa dipanggil qiyya. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahku dan ibuku  bekerja disalah satu perusahaan di jakarta. Kini aku tinggal bersama nenek dan kakekku. Yah.. aku tinggal dengan mereka semenjak aku bayi. Maka dari itu, aku selalu dianggap oleh mereka seperti anak bungsunya.  Penyebab ditinggalnya aku dengan nenekku ialah masalah ekonomi keluarga kala itu. Mau tidak mau kedua orang tuaku harus rela meninggalkan aku dengan nenekku.
"qiyyaaa.. bangun udah shubuh." teriak nenek membangunkanku
"iya, ini qiyya bangun." jawabku sambil ke berjalan ke kamar mandi
Setelah ku ambil wudhu, segera aku ke kamar untuk shalat shubuh.
Beberapa menit kemudian—
Rutinitasku setiap pagi yaitu mencuci baju sebelum aku berangkat ke sekolah. Nenekku ? Dia selalu masak dan menyiapkan sarapan untukku. Jika aku bangun kesiangan, aku  hanya mencuci baju tanpa membilasnya. Neneklah yang selalu menyelesaikannya. Kini, aku duduk di kelas 3 SMK.Disekolah aku mempunyai 2 sahabat yaitu Syaqila dan Rasyifa. Aku duduk dengan Syaqila dan Rasyifa duduk dengan temanku yang lainnya. Aku dekat dengan mereka berawal dari 1 organisasi yang  sama dan mengharuskan kita selalu bertemu setiap minggunya.
“Assalamu’alaikum, mbh qiyya ada ? “ tanya syifa
“wa’alaikumussalam, ada dikamar fa. Baru selesai mandi kok. Masuk aja langsung ke kamarnya.” Jawab nenekku
Syifa pun langsung melenggang masuk ke kamar. Yeah.. dikamar inilah syifa dan qila menghabiskan waktunya saat main dirumah.
“Qiyyaaa, buruan kita harus nyampe sekolah tuh jam 06.30.  Aku gak mau terlambat ya Cuma gara-gara kamu lama. Kamu inget kan kalo hari ini kita akan uji kompetensi.” teriak syifa didepan kamarku
“Astaghfirullah, iya iya fa. Hampir lupa aku kalo hari ini ada uji kompetensi.” Ucapku sambil menepuk jidat
“Makanya buruan.. ini tumben banget pintu kamar dikunci biasanya aja gak pernah.” Ucapnya
“Kamarku berantakan banget kayak kapal pecah. Makanya aku kunci pintu deh. hehe “jawabku asal
“Halah... biasanya aja kayak gimana. Ya udah ayo buruan keburu telat. Udah jam 06.10 nih” ucapnya kesal
“bentar fa, aku mau -“
“mau sarapan ? udah gak nyukup waktunya. Ayo buruannn.” Teriaknya
Aish, bukan itu. Mau ngambil sarapan tuh yang disiapin mbh. Nanti bisa makan disekolah kalo masih ada waktu. Kamu pasti laper juga kan belum sarapan. Nanti bisa sarapan bareng disana” jawabku tak mau kalah
“Oh.. kirain mau sarapan. Hehe” jawabnya dengan cengiran tanpa dosa
“makanya, kalo ada orang ngomong tuh jangan dipotong dulu. Ayo brangkat..” jawabku  meninggalkannya
“tinggal aja qi tinggal. Mau naik apa kamu? Kunci motornya kan di aku” jawabnya
“oh iya. Heheh. Ya udah ayo buruan. Siapa yang ngendarain ? aku atau kamu? ” Jawabku
“aku aja deh, kalo kamu yang ngendarain bukannya nyampe tepat waktu tapi yang ada telat” jawabnya
“hmmm.. okelah.” Jawabku
“mbh qiyya berangkat sekolah dulu ya. Qiyya hari ini ada uji kompetensi, do’ain ya semoga dimudahkan dan dilancarkan untuk ngerjainnya. Do’ain juga bisa lulus dengan nilai yang bagus” pamitku
“Syifa juga pamit ya mbh. Do’ain syifa juga” pamit syifa
“iya mbh do’ain bisa ngerjain dan lulus dengan nilai yang bagus” jawab mbhku
“Kita berangkatt. Assalamu’alaikum..”
Sesampainya di sekolah, aku dan syifa langsung berlari keruangan ujian yang tak jauh dari parkiran sekolah.
“Udah masuk belum? Udah ada pengujinya?” tanyaku dengan nafas tersengal-sengal
“Belum masuk kok. Pengujinya belum dateng juga.” Jawab salah satu temanku
“Assalamu’alaikum anak-anak ujian akan dimulai jam 07.00 wib ya. Jika kalian ada masalah dengan kalkulator kalian bisa meminjam diruang Ketua jurusan. Disana akan ada bu aisyah kalo kalian mau minjam. Jadi, sebelum masuk kalian periksa dulu kalkulator kalian ya. Masih ada 30 menit untuk mempersiapkan. Jangan lupa, berdo’a dulu sebelum kalian mengerjakan. In syaa Allah dipermudah nanti saat mengerjakan.”
“Wa’alaikumussalam, aamiin yaa rabb. Terima kasih bu atas infomarsinya.” Jawab serentak
“iya sama-sama. Ya udah ibu kesana dulu ya. Sebentar lagi pengujinya datang.” Jawab bu Halimah
“Syif, makan dulu yok. Laper aku. Masih ada waktu buat makan” pintaku kepada syifa
“ya udah ayok. Kamu bawa minum kan qi?” tanyanya
“iya bawa kok syif, kenapa emangnya ?” jawabku
“kalo gak ada minum gak jadi makan aku. Yang ada nanti aku kehausan. Seret juga kan.” Jawabnya
“ohh.. qilaa siniii” panggilku
“iya.. kenapa qiyya?” jawabnya
“udah makan belum? Sarapan maksudnya. Hehe” tanyaku
“Udah qiyya. Nanti kamu seruangan sama aku qi.” Jawabnya
“oke deh. ya udah aku makan dulu ya qila.” Jawabku
“jadi aku gak seruangan nih sama kalian? Gak dianggep nih ada orang disini?” tanya syifa dengan muka cemberut
“hehe.. maaf-maaf fa. Kitabertiga seruangan kok. Cuman jarak duduknya jauh-jauh deh.” jawab syaqila
“ohh.. ya udah nanti kalo mau masuk bareng ya. Meskipun  jaraknya deket juga gak mungkin bisa nyontek la. Kan diruangan ada cctv nya. Yang ada dapet teguran dari bu halimah” Jawab syifa
“Oh iya ya. Hehe.. yaudah buruan itu selesain makannya. Waktunya tinggal 10 menit lagi.” Jawab qila
“okeee. Gak ba a lan ama kok, 2 m e ni t u ga s le ai.” Jawab syifa dengan mulut penuh makanan
“fa, kalo makan jangan sambil bicara nanti kalo tersedak baru kamu tau rasa” tegurku
“yeee. Kamu mah do’ain jelek  mulu qi” jawabnya
“hmmm...” jawabku
-Bel tanda masuk pun berbunyi-
“Assalamu’alaikum.. Anak-anak sebelum kalian masuk ke ruangan. Tolong siapkan yang akan di bawa saat ujian nanti, dikarenakan nanti tidak ada waktu untuk keluar lagi” Ucap penguji
“Wa’alaikumussalam, siap bu..” jawab serentak
“Baik, sekarang boleh kalian masuk dan cari bangku kalian masing-masing sesuai nomor ujian kalian.” Ucap penguji
“Emm.. aku dimana ya” gumamku
“Qiyya, ini bangkumu..” ucap pradana
“ohh.. iya terima kasih” jawabku
“Anak-anak sebelum kita mengerjakan uji kompetensi ini alangkah baiknya kita berdo’a terlebih dahulu menurut agama masing-masing. Berdo’a mulai” ucap penguji
“Yaa Allah yaa rabb, aku telah berusaha untuk belajar sebaik mungkin. Berikan kemudahan dan kelancaran untuk mengerjakan ini yaa rabb. Berilah nilai yang terbaik untukku sesuai dengan usahaku yaa rabb. Aamiin Allahumma Aamiin.” Pintaku dalam batin
-beberapa menit kemudian-
“Alhamdulillah, sekarang kalian bisa mengerjakan soal. Waktu mengerjakan 120 menit.” Ucap penguji
“Bismillahirrahmanirrohim” ucapku
-Skip-
“Anak-anak waktu tinggal 10 menit lagi. Dimohon untuk mengecek kembali pekerjaan kalian sebelum saya ambil.” Ucap penguji
Tiba-tiba kelaspun menjadi riuh setelah penguji memberitahu waktu yang akan habis.
“yaa Allah yaa rabb.. semua ini benar yaa rabb. Berikan nilai yang terbaik untuk pekerjaanku ini. Semoga hasilnya tak mengecewakanku.” Batinku
“Ya Allah, aku gak balance. Gimana ini..” ucap raline
“Ya Allah, aku masih kurang banyak.” Ucap sherin
“Balance nya berapa sih. Kok aku gak balance ya” ucap melati
“Haduh.. gimana ini” ucap puspa
“kok hasilnya beda-beda ya. Yang bener yang manaa” ucap liana
“Sudah-sudah jangan ribut tentang hasilnya yang bener yang mana. Percaya dengan kemampuan diri kalian sendiri. Belum tentu juga  hasil temen kalian itu bener.” Ucap penguji memperingati
“Hiks hiks hiks aku gak balance” ucap salsa 
“Hasilku gak balance ya Allah.”  Ucap nervita
“Waktu telah habis. Cepat kumpulkan pekerjaan kalian atau saya tidak mau menerimanya.” Ucap penguji
“Bismillah..” ucapku sambil memberikan pekerjaanku
-Diluar kelas-
“qiyya gimana tadi ada kesulitan gak? Kamu ngejain sampe selesai ? hasilmu balance gak ?” tanya qilla
“nanya satu-satu qil. Wkwk.” Jawabku
“hehe. Ya maaf qi. Tapi ini aku seriusan nanyanya. Soalnya tadi aku gak selesai tinggal dikit lagi waktunya udah habis.” Jawabnya sedih
“tadi aku sih udah selesai. Ada beberapa sih yang kesulitan buat ngerjain” jawabku
“aku balance dongggss” ucapnya semangat
“alhamdulillah” jawabku bersamaan dengan qilla
Tak terasa seharian itu bergulat dengan soal akuntansi akhirnya selesai juga. Siswa/i berhamburan keluar kelas dengan tampang yang lelah. Mereka langsung pulang kerumah karena besok mereka dengan akan ada ujian lagi. Sesampainya dirumah qiyya langsung membersihkan dirinya, kemudian ia mulai mengambil buku untuk mengerjakan latihan soal. Ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya  yang telah membiayai sekolahnya dan nenek kakeknya yang sejak kecil merawatnya. Ia berharap uji kompetensi dari BNSP ini bisa lolos dengan nilai yang terbaik. Bukan hanya itu, ia juga mengikuti kelas tambahan dan les di rumah guru yang mengajarnya. Ia telah berusaha sekuat tenaga demi uji kompetensi itu. Tak lupa ia selalu meminta restu kepada nenek, kakek maupun  kedua orang tuanya.
-Keesokan harinya di sekolah-
“Naqiyya Yumna Jasmine Indrawan” panggil pengujiku
Aku pun memasuki ruangan itu dengan harapan bisa menjawab semua pertanyaan yang penguji tanyakan. Yah.. hari ini adalah uji kompetensi mengenai teori dan wawancara. Sedangkan kemarin itu adalah uji kompetensi untuk prakteknya.
“bismillah..” gumamku memasuki ruangan ujian
-Beberapa menit kemudian-
“alhamdulillah yaa allah. Akhirnya selesai juga hari ini. Semoga Engkau memberikan nilai yang terbaik sesuai dengan usaha dan do’aku selama ini.” Batinku
“Qiyya gimana tadi soalnya? Mudah atau sulit? Bisa jawab atau gak? Kayak gimana model soalnya? Apa aja yang ditanyain?” rentetan pertanyaan dari teman-temanku. Itu dikarenakan aku dapat urutan nomer 1 di ruangan itu.
“alhamdulillah. Tadi penguji bilang kalo gak boleh dikasih tau apa aja yang penguji tanyain. Tapi berdo’a aja. Kan kalian juga udah belajar, in syaa allah dimudahin buat jawab pertanyaan penguji.” Jawabku
“yah.. qiyya gak seru  nih gitu aja gak mau ngasih tau” jawab teman-temanku
“aku ke kantin dulu yaa. Laper hehe” jawabku
“yang udah selesai mah tenang-tenang aja ya.” Jawab qilla
“belum tenang tau, masih nunggu nilainya yang buat hati dedek berdebar kayak mau perang wkwk” jawabku dengan canda
“wkwk. Lebay banget dah. Geli tau kamu bilang kayak gitu.” Jawab qilla
Tak henti-hentinya aku meminta kepada Allah agar hasil uji kompetensiku mendapatkan hasil yang memuaskan. Setelah shalat dzuhur, pengumuman itu akan diumumkan oleh penguji yang nantinya kita akan dipanggil satu per satu.
-Beberapa jam kemudian-
“Qiyyaaa... buruann nama kamu dipanggil tuhh.” Teriak salah satu temanku
“Qiyya masih shalat, suruh ngelewatin aja.” Balas nervita
“ohh, ya udah nanti kalo udah selesai suruh cepetan kesana ya.” Balasnya
.
.
“qiyya, namamu udah dipanggil tuh. Buruan kesana.” Kata nervita
“oh iya ta. Makasih ya. Aku kesana duluan.” Jawabku
Bismillah..Yaa Allah yaa rabb, in syaa Allah aku terima semua apa yang Engkau berikan kepadaku.Aku percaya Engkau Maha Baik – batinku
“Naqiyya Khadijah Jasmine Indrawan” Panggil pengujiku
“iya saya naqiyya” jawabku
“silahkan duduk, jangan nervous.” jawabnya
“iya bu” jawabku
“Kamuuu.... Ada yang kurang maksimal di 1 mata pelajaran. Tapi kamu alhamdulillah lulus semuanya meskipun nilai kamu di 1 mata pelajaran ini hanya lebih sedikit dari KKM. Tapi menurut ibu bagus, daripada kamu harus memperbaiki seperti teman kamu yang lainnya. Selamat yaa..” jelas pengujiku
“ma syaa Allah. Alhamdulillah.. Terima kasih bu.” Balasku
Akupun keluar ruangan dengan perasaan yang bahagia dan kemudian aku sujud dan menangis bahagia didepan ruangan tersebut.
“gimana qiyya? Lulus semuanya?” tanya teman-temanku
“Alhamdulillah lulus semuanya” Jawabku dengan senyum yang mengembang
Yaa Rabb, Aku percaya akan Kebaikan-Mu. Aku yakin hasil ini adalah jawaban dari usaha dan do’aku selama ini. Terima Kasih yaa rabb.. –batinku
Tak terasa tinggal US dan UN yang harus ku lewati untuk menyelesaikan sekolahku. Tepat 2 minggu sebelum ujian sekolah Allah mengujiku. Mungkin ini teguran dari Allah, aku sakit radang kornea mata. Sakit itu berawal dari kelilipan hewan kecil saat aku mengantar sepupuku berobat. Aku kira itu hanya sakit mata biasa, ternyata dugaanku salah. Jujur, aku sangat  terkejut saat dokter spesialis mata mengatakan jika sakit ini bukanlah sakit biasa dan sembuhnya pun juga akan lama. Jika aku  telat  berobat  maka akan terjadi buta sementara. Awalnya aku terpuruk dengan keadaanku, tetapi keluargaku selalu memberiku semangat dan yakin jika aku bisa melewati ujian ini.
“Percaya lah ada hikmah dibalik ini nduk, jangan sampe kamu nyalahin Allah karena keadaanmu yang seperti ini. Allah gak mungkin nguji seorang hamba melebihi batas kemampuan. Bersyukurlah masih bisa merasakan sakit itu tandanya Allah lagi sayang sama kita. Masih banyak diluar sana yang merasakan sakit lebih dari sakitmu.Kalo memang mata kamu udah lelah  buat belajar jangan dipaksain takut nanti makin parah. Sembuh itu juga butuh proses, yang terpenting adalah usaha dan doamu.” Ucap nenek buyutku
“iya mbh. Makasih ya mbh. Selalu doain cicitmu ini” balasku
“iya mbh selalu doain kamu.” Jawab nenek buyutku
Beberapa bulan kemudian-
Takbirpun menggema dimana-mana, tak terasa esok adalah hari yang dinanti umat muslim. Sebulan penuh ku lewati ramadhan ini dengan penuh kenangan. Ini adalah ramadhan terakhirku sebelum aku pindah ke jakarta. Yeah.. setelah lebaran nanti aku akan pindah ke jakarta untuk melanjutkan sekolahku disana. 
“Gak nyangka ya mbk besok udah lebaran lagi. Habis lebaran nanti aku pindah ke jakarta. Bakalan jarang ya nanti kita ketemu. Hehe” ucapku
“iya nih dek. Kamu yakin mau kuliah di jakarta? Gak mau nyoba yang disini aja dulu. Semarang atau surabaya gitu.” Jawab Nurlita (kakak sepupuku)
“pengennya gitu mbk. Gak mau pindah ke jakarta. Masih pengen sama mbh, tapi ya gimana lagi. Orang tuaku kan juga pengen ngrasain tinggal sama aku.” Balasku
“kamu di jakarta mau kuliah dimana ?” tanyanya
“emmm. Ayah sih nyuruh ikut ujian mandiri di Universitas Negeri Jakarta. Kemarin kan SNMPTN sama SBMPTN juga gagal. Jadi disuruh nyoba lagi. Sebenernya aku pengen  ngambil ekonomi islam kalo gak ya akuntansi syariah, tapi di situ gak ada jurusan itu. Jadi tetap deh ngambil akuntansi lagi. Tapi aku pesimis karena peminatnya itu banyak banget. Pengen ikut di UIN juga gak dibolehin ayah karena jaraknya terlalu jauh dari rumah.” Jelasku
“kenapa kamu gak nyoba di UNDIP,UNBRAW,UNAIR dek. Kan disitu juga ada ekonomi islam. Nyoba ikut ujian mandiri aja disitu. Kali aja masuk kan lebih enak. Kalo pulang kesini juga masih deket dan ada sodara juga disana”balasnya
“kalo boleh aku juga bakalan nyoba mbk. Pengennya juga disini aja. Masih belum tega buat ninggalin mbh yang udah ngrawat aku dari bayi. Mbh itu udah jadi ibu keduaku, yang tau aku luar dalemnya.”balasku
“mbk bakalan kangen dek, biasanya kemana-mana selalu berdua terus nanti kalo kamu udah gak disini mbk bakalan kesepian deh. gak ada temen nonton film di laptop bareng. Hehe” balasnya sedih
“iya ya mbk. Aku juga bakalan kangen sama mbk.” Jawabku
“Kalo kamu gak masuk diujian mandiri itu gimana dek ? apa rencanamu?” tanyanya
“gak tau deh. Mungkin nyari PTS aja.” Jawabku asal
“udah ada bayangan belum nanti milih PTS mana kalo emang gak masuk PTN? Udah harus direncanain dari sekarang ya, biar nanti gak mendadak.”sarannya
“emm.. aku kurang tau mbk. Kalo PTS di semarang atau surabaya sih sedikit tau. Tapi kalo dijakarta masih bingung dimana. Mungkin ayah aja deh nanti yang nentuin.” Jawabku
“oh ya udah, udah malem ini. Sana tidur besok kan harus bangun pagi-pagi.” Ucapnya
“emm.. iya iya” jawabku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naqiyya Yumna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang