4. Elevator

186 21 6
                                    

“H-hyung! Siapa yang memberi foto ini?” Tanyaku masih dengan wajah terkejut tanpa mengalihkan pandanganku dari foto tersebut.

“entah. Aku tidak tau siapa yang mengirimnya. Ini nomor yang tidak dikenal.” Jawab Chan hyung sambil mengganti foto tersebut menjadi chat yang dia dapat dari nomor yang tidak diketahui oleh kami semua.

“hyung! Bukankah itu bahaya?” tanya Seungmin dengan wajah khawatirnya.

“benar! Hapus nomor itu dan tidak usah datang ke tempat tidak jelas itu.” Sambung Changbin hyung. Aku tau sebenarnya dia takut.

“tidak perlu takut. Kita hanya perlu berhati-hati disana.” Jawab Chan hyung dengan mudahnya.

“aku dipihak Chan hyung!” teriak Hyunjin sambil mengangkat tangan kanannya.

“kalau begitu aku juga!” teriak Jeongin ceria sambil mengikuti gaya Hyunjin.

Dasar maknae.

“tapi, kalau ada jebakan bagaimana?” tanyaku.

“teriak saja.” Jawab Minho hyung sambil menaruh tangannya di pinggangnya sok keren.

“tidak akan. Aman kok.”
“tapi-bla bla bla”

Setelah berdebat selama 5 menit-an, akhirnya pilihan telah diputuskan.

Kami akan pergi kesana besok malam.

•••

Sekarang di sinilah kami berada.

Di depan gedung tua berwarna abu-abu yang agak kusam. Oh bukan, benar-benar kusam.

Apakah ini benar tempat taman bunga berwarna ungu yang indah berada?

Aku tidak yakin. Terlihat dari luar bahwa ini gedung yang sudah tidak diurus lagi.

Bagaimana bisa ada taman seindah itu?

Pasti orang misterius yang memberi Chan hyung pesan, hanya ingin menjahili kami ber-9.

“hyung, aku tidak yakin ini tempat yang dimaksud.” Kataku sambil menatap wajah Chan hyung.

“aku malah yakin ini tempatnya.” Kata Hyunjin menimpali. Sekarang aku mengalihkan pandanganku kepada Hyunjin.

Kenapa dia terlihat sangat yakin?

Sedangkan tempat ini tidak seperti tempat yang memiliki taman bunga berwarna ungu yang indah.

“what? Tempat ini aneh. Ayo kita kembali ke rumah.” Kataku kepada Hyunjin dengan wajah tidak percaya.

“sudahlah. Ayo masuk. Kita hanya akan berkeliling dan..sudah! kita pulang.” Kata Woojin hyung menenangkan.

Chan hyung mengabsen barang-barang yang harus kami bawa.

Mulai dari senter, kamera, dan peluit-ditiup saat keadaan darurat-.

“baterai ponsel kalian masih penuh kan?” tanya Chan hyung memastikan.

“aku tidak hyung!” jawab Felix dengan panik.

“kenapa tidak dicharge daritadi? Nanti kalau kamu hilang bagaimana? Berapa baterainya?” tanya Chan hyung ikutan panik.

“97% hyung.”

Seketika semuanya berancang-ancang ingin memukuli Felix. Dia benar-benar bodoh.

Sedang disituasi seperti ini, dia masih bisa bercanda seperti itu?

Benar-benar ingin kupukul wajah polosnya itu.

“Bersyukurlah untuk hari ini felix. Kami tidak memukulmu karena beberapa hari lagi sekolah. Kalau saat liburan panjang, mungkin wajahmu sudah bonyok oleh kami semua.” Kata Minho hyung sambil menuruni tangannya yang ingin memukul Felix tadi.

Hellevator; Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang