9. First disaster

149 8 1
                                    

Jisung sedang melamun di kelasnya. Memikirkan Woojin dan Hana yang berada di rumahnya sekarang.

Tanpa disadari, ia melamun sambil menggigiti kuku ibu jarinya. Hyunjin yang melihatnya langsung menyadari Jisung dari lamunannya.

"Hei! Berhenti menggigiti kukumu. Itu jorok." Hyunjin berbicara pelan sambil menepuk pundak Jisung.

Jisung yang baru sadar hanya menatap jarinya sebentar lalu menyilangkan tangan di dadanya.
Hyunjin menatap Jisung bingung.

Biasanya saat di sekolah dia berbicara sangat banyak bersama Hyunjin. Tapi sekarang dia terlihat sangat bingung dan cemas. Hyunjin yang tidak biasa melihat Jisung seperti ini menjadi ikut cemas.

"Kamu tidak apa-apa? Kamu terlihat aneh hari ini."

"Kamu menghina wajahku? Dasar orang tampan."

"Jangan mencoba untuk mengganti topik pembicaraan, Jisung. Aku tau kamu sedang memikirkan sesuatu."

"Tapi kamu tidak tau aku sedang memikirkan apa-"

"Makanya aku tanya padamu apa sebabnya." Suara tinggi Hyunjin membuat Jisung menatapnya terkejut. Mereka berdua terdiam. Kemudian Jisung menghela napas kasar.

"Aku.. hanya memikirkan Woojin hyung dan Hana yang ada di rumah."

"Kamu takut Woojin hyung menikungmu?"

"Astaga, bukan itu maksudku. Aku hanya punya firasat buruk." Jisung menatap Hyunjin dengan serius. Begitupun juga dengan Hyunjin yang mulai serius mendengarkan.

"Tidak hanya yang di rumah, aku juga merasa ada yang salah dengan Jinho hyung."

"Tapi tadi di grup Jinho hyung bilang mereka telah tiba di sekolah dengan selamat. Hanya saja Jinho hyung harus kembali ke rumahmu karena ada yang tertinggal."

"Baiklah. Aku sedikit lega. Tapi kita belum tau kabar Woojin hyung dan Hana kan?"

"Aku yakin mereka baik-baik saja. Nanti istirahat kita telepon bersama yang lain."

Jisung mengangguk sebagai jawaban. Dia masih khawatir dengan teman-temannya.

Bagaimana jika sesuatu benar-benar terjadi kepada yang lain. Atau bahkan bersama dengan Jisung juga.

Sampai pelajaran dimulai pun Jisung masih melamun memikirkan teman-temannya. Untung saja dia tidak disuruh mengerjakan soal yang ada di papan tulis lagi.

•••

"Jisung! Ayo makan. Yang lain sudah menunggu."

Tidak terasa sekarang sudah istirahat. Jisung yang sedang melamun langsung tersadar dan mengejar Hyunjin yang sudah berjalan mendahuluinya ke kantin. Setelah sudah dekat Jisung merangkul Hyunjin yang sedikit lebih tinggi darinya.

Mereka berjalan bersama menuju kantin sambil berbincang-bincang dan sesekali menyapa orang-orang yang mereka lewati.

Sesampainya di kantin, mereka melihat Felix, Seungmin, Jeongin, dan Minho sedang tertawa. Sedangkan di meja sudah ada 6 porsi makanan.

Mungkin mereka sudah mengambil makanan untuk Jisung dan Hyunjin atau mungkin saja untuk Felix semua.

"Hei! Apakah kalian tau?" Hyunjin membuka pembicaraan. Yang lain menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran.

"Jisung takut Woojin hyung mengambil Hana darinya." Hyunjin tertawa. Begitu juga dengan temannya yang lain.

Jisung hanya menatap Hyunjin lalu menghela napas. Setelah itu, mereka melanjutkan makan sambil berbincang-bincang.

Hellevator; Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang