Ting... ting... ting...
Bunyi jam istirahat terdengar berkumandang di SMA Wirasakti. Brenda mengajak Mirza untuk kekantin.
"Mir kekantin mir?" Ajak Brenda.
"Gak deh, gua bawa bekal sama Jessi, mungkin habis ini Jessi bakalan kesini"
"Aelahh dasar bocah bekal!"
"Biarin kalii.."
Brenda berjalan menjauh dari Mirza dan segera menuju kekantin. Sesampainya di kantin ia harus pergi ke stand pak Widodo yang berjualan bakso untuk mengambil kembaliannya yang kemarin tak sempat ia ambil.
"Pak..." Sapa Brenda.
Pak Widodo hanya diam sambil mewadahi pentol dimangkok. Brenda hanya melihatinya dengan perasaan kesal.
"Pak...." Teriak Brenda.
Kembali tak dihiraukan oleh pak Widodo. Mengapa tiba-tiba Brenda lupa bahwa pak Widodo tidak akan dengar jika dia masih memakai earphone. Karna kesal Brenda melepas paksa earphone pak Widodo.
"Owh ma easy easy lemon squishy" Kaget pak Widodo sambil melemparkan capitannya.
"Hmmm gini baru sadar kalo dari tadi di panggilin" Ujar Brenda sedikit kesal.
"Hehehehehe ya maap toh Bren, kan pake earphone" Jawab pak Widodo sambil terkekeh kecil.
"Tuh udah pada antri noh.. udah ah mana kembalian Brenda.." Tagih Brenda
"Berapa?" Tanya pak Widodo
"Kemarin bayar 50 ribu, baksonya sama es tehnya 10rb berarti total kembaliannya 40ribu"
"Nggak sama bakso sama esteh lagi Bren?"
"Yaudah baksonya 10ribu pentol kejunya 3 jamurnya 3 terus puyuh sama pedesnya 2 samaa Es teh yang dingin.."
"Siapppp" Ucap pak Widodo sambil mengambil kuah dan pentol untuk Brenda.
"Ini udah siap.." Ucap pak Widodo memberikan Bakso dan Esteh. "Ini sama kembaliannya 28 yaa" Sambung pak Widodo sambil memberikan uang kembalian Brenda.
"Yaelah pak... es tehnya gratis napa... itung-itung tadi udah nyopotin earphone pak Widodo kalo gak gitu pelanggan pak Widodo kabur.. Trus nanti juga buat beli bensin pak mau kerumah mama.. Ya? Ya?" Ucap Brenda
"Alah yaudah yaudah" Ucap pak Widodo karena Ibah. "Ini" Sambil memberikan uang 2ribu.
"Hehehehehe makasih pak..." Ucapnya sambil terkekeh kecil.
Brenda mencari tempat duduk agar dia bisa memakan baksonya dengan tenang tanpa diminta oleh siapapun. Tiba-tiba ia tertuju untuk duduk disebelah Fero, karna ia tau bahwa Fero bukan contoh manusia peminta bakso.
"Gue duduk sini ya?" Tanya Brenda.
"Iya boleh kok.." Ucap Fero ramah.
"Oke makasih.."
Brenda memakan baksonya dengan tenang karna ia sadar sebelahnya bukan peminta bakso yang ngeyel. Karna merasa ada keheningan, Brenda mencoba memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Eh iya.. lo pulang naik apa? Apalagi kan setelah motor lo hilang terus keluarga lo lagi keluar negeri" Tanya Brenda.
"Paling gua naik angkot, kalo gak gitu ya nebeng."Jawab Fero "Kenapa? Lu mau nganterin gua?" Ledek Fero.
"Gak lah... rumah gue mah jauh darimana-mana.."
"Emang rumah lo mana sih Bren?" Tanya Fero.
"Perumahan Singapore Of Indonesia" Jawan Brenda.
YOU ARE READING
WEEKEND LIST (Brenda Camera Note)
ContoBrenda, umurnya masih 16 tahun, hobinya jalan-jalan dan juga mencatat apa saja yang ada dalam kehidupannya di kamera kesayangan yang diberi oleh almarhum papanya saat umurnya masih menginjak 9 tahun. Tinggal dengan mama dan keluarga tiri membuat Br...