3[BBH]

121 12 2
                                    

Sekarang adalah waktunya, apa aku harus benar benar menjadi perempuan? Ini sulit!!

Aku benar benar tidak yakin dengan diriku sendiri. Aku menatap cermin di depanku, apa aku harus benar benar melakukannya? Tidakkk.

Tok tok tok

Eh?

"Baek kau di dalam?"

Ibu..

"Iya bu, sebentar."

Aku beralih membuka pintu, dan aku mendapat ibu dan ayah sudah berada di depanku. Pakaian mereka seperti akan menghadiri undangan.

Apa mungkin...

"baek, maafkan kami ya. Ayahmu ada tugas mendadak di jepang, perusahaan di jepang ada masalah. Kami harus pergi, tidak apa kau di sini sendiri?" Ibu terlihat khawatir sekali, tapi aku lega sangat lega. Ayah ternyata akan pergi ke jepang.

"Aku tidak apa bu, hati hati ya. Ayah aku titip ibu ya." Aku tersenyum sangat lebar, ini suatu keajaiban untukku.

"Haha. Baiklah, Kau hati hati di sini ya. Kami tidak akan lama."

Lama juga tidak apa apa ayah. Aku ingin sekali mengatakan itu, namun itu hanya sebatas di tenggorokan saja yang akhirnya kutelan juga.

ayah mengusap rambutku pelan. Lalu pergi turun ke bawah di ikuti ibu yang masih terlihat mengkhawatirkanku. Setelah mereka benar benar pergi, saat itulah aku meloncat kegirangan.

Sekarang masalah beres. Saatnya menelpon jimin.

"Ada apa cantik?"

Tidak jadi deh menghubungi jimin, biarkan dia merasa penasaran. Lagian sapaan pertamanya membuatku badmood seketika.

Baiklah, sekarang mari bersiap siap!

.

Saat ini aku berdiri di depan cermin, mencoba melihat penampikanku. Aku memakai baju yang sepasang dengan jimin. Karena kami biasa memakai baju sepasang saat akan melakukan perform. Kali ini aku memakai kemeja putih dan tuxedo putih juga celana dan dasi yang berwarna hitam. Aku menyisir rambutku sedikit berponi, sempurna! Kau sudah terlihat keren baek!

Baiklah, saatnya berangkat.

.

Aku menghentikan laju mobilku, saat aku sudah sampai di tempat tujuanku. Aku turun dari mobilku, dan mengedarkan pandanganku mencoba melihat sosok perempuan yang kucari, ya tentu saja jimin.

"baek. Tampilkan yang terbaik ya, semoga berhasil." Perempuan yang kemarin di ruang latihan itu tersenyum dan memberiku dukungan.

Aku menoleh padanya. Aku tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih."

Kulihat pipinya bersemu dan cepat cepat ia lari menjauhiku.

Ada apa dengannya?

Tidak lama, aku merasa seseorang menepuk pundakku keras dan aku tau siapa yang melakukannya, aku berbalik mencoba melihat dia. "Jimin-ah."

"Kau lama sekali! Kita akan terlambat kau tau!" Dan seketika dia marah marah.

Aku melihat jam di pegelangan tanganku, ini masih jam 07.30 sedangkan acaranya akan dimulai pukul 09.00. Lalu aku terlambat dari segi mananya?

"Ini masih jam setengah delapan, yang benar saja kita terlambat?"

"Aku tidak peduli, ayo cepat berangkat!!"

Jimin menarikku dan memaksaku masuk kedalam mobil. Dia benar benar menyebalkan!

"Tentang penampilanmu, apa kau berubah pikiran?"

I really love uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang