8

89 5 2
                                    

!!!!!
________________
# # # : flashback
*** : present
_________________

Brak!

Sebuah pintu terbuka kasar, dan sesosok lelaki rupawan itu memasuki rumahnya dengan terburu-buru. Ia melempar tasnya asal, kemudian ia mendudukan diri di sofa panjang. Nafasnya memburu, menahan amarah yang begitu besar di dirinya.

"Ada apa denganmu?" Seorang lelaki yang lebih pendek yang baru saja keluar dari dapur dengan secangkir kopi di tangannya itu menghampiri adik tirinya dan ia pun ikut menduduki sofa di sampingnya.

"...."

"Ah, kau bertengkar? Dengan siapa? Dan kau tidak sengaja membunuhnya?-"

"Diamlah hyung!" Chanyeol melemparkan bantal sofa asal ke lantai. Xiumin yang melihat itu sedikit terkejut namun kemudian ia terkekeh pelan.

"Masalah dengan perempuan?" Tanyanya yang dibalas dengan lirikan tajam adiknya.

"Dimana ayah?" Chanyeol sama sekali tidak mengubris ucapan kakaknya membuat yang lebih tua mendengus kesal sambil meminum kopi.

"Ada rapat." Jawabnya singkat, kemudian atensinya teralih ke arah pintu yang terbuka. "Kau tidak membawa jimin bersamamu?"

"Tidak." Chanyeol berdiri dan melangkah menuju kamarnya. "Bukankah ada rapat? Kau itu direktur, kenapa malah disini?!" Ucapnya tanpa menoleh kebelakang, ia terus berjalan menaiki tangga.

"Bukan urusanmu. Segera kirimkan nomor ponselnya padaku!" Balas Xiumin dengan sedikit teriakan. Chanyeol hanya mengangkat sudut bibirnya, ia tentu tahu siapa yang hyung nya maksud.

Pintu kamar terbuka ia langsung saja menuju ranjang besarnya. Ia sedikit merenung, banyak sekali hal yang telah ia lewati dan itu melelahkan pikirannya. Sungguh beruntung menjadi jimin. Dia menyukai hyung nya, dan hyung nya juga mulai menyukainya. Percintaan mereka berjalan dengan baik. Tidak sepertinya. Chanyeol mendengus kesal, kemudian ia bangkit dan mencari album teman masa SMP nya dulu.

Album yang telah berdebu di dalam box itu Chanyeol ambil dan tanpa ada niatan untuk membersihkannya dulu, Chanyeol langsung membuka album itu perhalaman. Senyumnya berkemang ketika sesosok lelaki kecil berdiri di sudut jajaran lelaki tinggi hingga ia terlihat yang paling pendek. Kemudian ia buka halaman lain, lelaki kecil itu tersenyum bahagia dalam rangkulan luhan. Dan halaman terakhir ia buka, dan entah kenapa setiap ia membuka halaman terakhir ini ia selalu merasa salah tingkah. Dalam foto itu, Baekhyun terlihat tersenyum malu sambil melihat ke arahnya yang dalam foto itu Chanyeol tengah fokus ke pada kamera di depannya. Sungguh saat itu ia sama sekali tidak sadar ada yang memperhatikannya, Ah sayang sekali.

Sungguh saat SMP dulu, Chanyeol telah menyukai baekhyun. Ia suka mata itu yang selalu memperhatikannya saat ia bermain basket. Ia suka bibir tipis yang selalu tersenyum manis itu. Dan ia suka semua tentangnya. Ah, dulu ia sempat terkagum dengan kemampuan bermain pianonya yang begitu mengalun indah. Dan karna itu pula ia mulai menyukai musik, hingga ia bisa memainkan segala alat musik.

Namun ingatan manis itu hilang sekejap saat perempuan manis yang selalu menggangunya saat SMA dulu itu melintas di ingatannya membuatnya kesal dan kembali menutup album itu.

Jauh dari lubuk hati chanyeol yang paling dalam, ia sempat mengakui jika ia pernah tertarik dengan perempuan yang mirip dengan baekhyun itu. Tapi ia selalu menyangkalnya dan selalu meyakinkan dirinya jika ia hanya menyukai Baekhyun.

Chanyeol akui, perempuan itu memang manis seperti baekhyun. Dan dia perempuan yang ceria. Chanyeol jadi teringin melihat baekhyun yang bertingkah menyebalkan seperti perempuan itu, maka tentu ia tidak akan menolak lelaki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I really love uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang