BRAK!!
Seorang pria tua berjas menggebrak meja rapat. Wajahnya yang keriput tidak bisa menyembunyikan kekesalan.
"Apa apaan ini? Kalian hanya bisa menjual 600 keping?" Tanyanya menuntut kejelasan. Kelima laki-laki yang duduk di sebrangnya hanya terdiam dan menunduk. Sebagai pemimpin tertinggi di agensi, siapa yang tidak kesal melihat pejualan album grup asuhannya sangat jauh dibawah harapan? Jika dibiarkan, bukankah mereka akan merugikan agensi?
"Jawab aku."
"Maaf, Sajangnim." Hanya kalimat itu yang keluar dari mereka. Dibawah meja, tangan mereka saling menggenggam. Itu menjadi tradisi mereka sejak lama, untuk saling menguatkan.
"Kalau begini terus, aku tidak akan segan mendisband Nu'est."
Mereka tak bisa tak kaget mendengar kata 'disband' dari sajangnim, "Kami akan berusaha lebih keras, sajangnim. Tolong beri kami kesempatan lagi." Aron, selaku yang tertua, berkata dengan nada memohon.
"Kalian mengucapkan hal yang sama disaat promosi Q is. Apa kalian berharap aku percaya pada kalian?" Sajangnim melempar beberapa lembar kertas yang berisi grafik penjualan album mereka.
Kenyataan memang pahit. Penjualan album mereka terus menerus menurun. Mereka tidak bisa menampik kalau adik asuh mereka jauh lebih sukses dibanding mereka.
"Hanya ini yang kalian berikan padaku? Huh, aku lebih baik mengurus grup lain daripada kalian."
"Kami mohon maaf, sajangnim." Ucap mereka berbarengan. Sajangnim sedikit mendecih.
"Sudahlah, bicara dengan kalian memang tidak ada gunanya. Kalian hanya anak kecil yang belum tahu apa-apa."
Katakan itu pada sebuah grup berusia 5 tahun yang sudah debut sejak usia 16 tahun, atau 18 tahun bagi Aron.
Minhyun semakin menunduk karena ia merasa sajangnim melihat kearahnya. "Rapat selesai. Hwang Minhyun, tetap diam disini." Ia menegakkan kepalanya saat mendengar titah sajangnim.
"Yang lain, silakan keluar dan pikirkan apa yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan grup kalian."
"Tapi, sajangnim, mengapa hanya aku—"
Perkataan Minhyun dipotong begitu cepat oleh sajangnim. "Kalian, keluarlah. Biarkan Minhyun bersamaku."
Jonghyun masih belum beranjak. Tangannya masih menggenggam tangan Minhyun erat, sedangkan ketiga member yang tersisa sudah pergi meninggalkan ruangan meski dengan perasaan yang kalut.
"Sajangnim, kau bisa bicara padaku. Aku adalah pemimpin mereka."
"Aku tidak butuh kau, Jonghyun. Sudah kubilang, rapat selesai. Yang kubutuhkan sekarang adalah," Sajangnim melepas genggaman Jonghyun dari Minhyun, "Salah satu dari membermu."
Melihat Jonghyun yang diam menahan marah, Minhyun berusaha meyakinkan Jonhyun, meskipun ia sendiri takut apa yang akan dilakukan sajangnim padanya. “Pergilah bicara dengan yang lain, Jjuya. Aku akan memberitahukan ini nanti." Bujuknya lembut.
Manik Jonghyun bertemu dengan manik Minhyun, seolah mengatakan 'apa kau yakin?', yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Minhyun.
"Baiklah. Sajangnim, aku permisi." Senyum sajangnim melebar saat Jonghyun sudah pergi dari ruangannya. Langsung saja, sajangnim menduduki tempat kosong disamping Minhyun. Tangan sajangnim memegang tangan Minhyun yang berada di bawah meja.
"Jadi, Minhyun. Aku ingin bertanya padamu." Katanya selembut mungkin, berbeda sekali dengan yang tadi. "Apa kau sudah mendengar desas-desus adanya acara survival untuk boy-group?" Tangannya mengurut jemari Minhyun, sesekali merematnya, membuat Minhyun merinding seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
-; Minyu? Minyu! [All x Minhyun] - discontinued
Fanfiction;- Hwang Minhyun terlahir sempurna, sangat sempurna. Tapi, bukan berarti dia bisa menahan semuanya, kan? [Nu'est, Wanna One, Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun] Little!Minhyun. Semi-canon. Start : 03-04-2019 Finish : ??? [060419] #13 in Aron [110519] #8 i...