5

38 8 1
                                    

"Oke, kalian maju dan tulis nama kalian di kelompok yang kalian inginkan" - Guru

Pinky menuliskan namanya di kelompok 3, Pinky juga meminta Somi untuk satu kelompok dengannya.

Somi sudah menuliskan namanya di kelompok 3, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang, dan masih ada 2 kolom tersisa.

Guanlin maju ke papan tulis dan menuliskan namanya di kelompok 3, banyak keluhan dari murid lain.

"Masa ketua sama wakil satu kelompok sih?"

"Tau tuhh, dibagi dong"

"Mereka kan keturunan luar, pasti pinter bahasa inggrisnya"

Benar, di kelompok 3 ada Samuel dari LA, Somi dari Canada, Pinky dari Tiongkok, dan Guanlin dari Taiwan.

Tapi Guanlin tidak menggubris keluhan itu, dan masih ada 1 lagi yang tersisa di kelompok mereka. Sohye, maju paling akhir untuk masuk di kelompok yang sama dengan Guanlin.

Somi tak percaya bisa satu kelompok dengan mereka berdua, Pinky menatap Somi aneh.

Sabar som sabar.. Cuma ngetranslate doang kok sehari geh selesai – batin Somi.

***

"Serius Som? Mereka pacaran?!!!" – teriak Pinky kaget.

"Kecilin suara lo, ntar ada yang denger" – Somi

"Ini UKS, mana ada yang denger.. Kosong gini" – Pinky

"Tapi Som.. masa secepet itusih Sohye deketin Guanlin?" – Pinky

"Biarin aja, yang penting mereka bertanggung jawab sama tugasnya" – Somii

"Gagal berlayar dong?" – Pinky cemberut

"Hah?" – Somi

"Ngga som.." – Pinky

"Aneh lo" – Somi

***

Somi, Pinky, Samuel, Guanlin, dan Sohye sedang mengerjakan tugas kelompok bersama.

"Pinky, cari tau arti dari paragraf ini ya" – Somi

"Oke.." – Pinky

Somi melihat Sohye yang terus memperhatikan Gualin, ia merasa muak.

"Ekhem.. tolong fokus" – Somi membuyarkan pikiran Sohye secara sengaja.

Mereka melirik satu sama lain, mencari siapa yang tidak fokus mengerjakan tugas.

Kerja kelompok selesai.

"Pinky, ntar gw minta salinannya ya? Kirim ke gw ntar malem" – Samuel.

"Siap.." – Pinky.

Somi membereskan peralatannya, Guanlin memperhatikan Somi. Melihat Guanlin yang terus memperhatikan Somi, Sohye meremas kertas dimeja.

"Heh.. itukan lembaran kerja kelompok kita!! " – Samuel

"Ah iya.. Sorry.. Ntar gw salin lagi kok" – Sohye

"Benerin.." – Samuel dengan kesalnya

Sohye mengangguk, Somi dan Sohye saling memandang. Sohye dengan tidak sukanya, dan Somi dengan bingungnya.

***

Pinky pulang lebih dulu karena sudah dijemput, Somi berjalan keluar gerbang. Tanpa sengaja melihat Guanlin dan Sohye sedang berjalan bersama di lapangan menuju parkiran.

"Kenapa harus liat sih?! Kesel gw" – Somi, berjalan dengan terburu-buru.

Sesampainya di Halte Bus ia segera duduk dan memainkan ponselnya, ia tidak ingin pulang. Saat bus datang, Somi tidak naik justru berjalan menjauhi Halte.

"Mood gw ancur banget akhir-akhir ini.. kenapa coba?" – Somi menendang batu kerikil dan melemparnya ke tengah sungai.

Somi duduk dibangku taman dekat pembatas, ia tau sangat dingin disana. Tapi ia tidak ingin pulang, besok weekend dan Pinky sudah pindah rumah. Ia berfikir akan menghabiskan weekendnya dengan nonton drama.

"Tapi aku benci drama di dunia nyata!" – Somi tidak tau apa yang dia maksud, kalimat itu terlontar begitu saja.

Sesuatu yang lembut menyentuh lehernya, ini sebuah syal. Somi berbalik untuk melihat siapa yang memberinya Syal.

"Daniel?" – Somi terkejut.

"Ngapain sendirian disini? Ntar kedinginan lho" – Daniel

Somi tidak menjawab, ia hanya memperlihatkan wajahnya yang lesu.

Daniel duduk di sebelah Somi, ia ikut memperhatikan sungai.

"Airnya begitu tenang.." – Daniel memulai percakapan.

"Hmm.. musim dingin air berubah jadi beku" – jawab Somi.

"Masih urusan sama seolhyun?" – Daniel

Somi menggeleng, "udah jarang ketemu.. ntah apa yang bakal gw lakuin kalo ketemu mereka" – Somi.

"Lo berani ya ternyata?" – Daniel sedikit tertawa.

"Jadi cewe tuh ngga boleh lemah, ntar ditindas terus" – Somi.

Daniel membenarkan ucapan Somi, "Mau minum kopi?" – ajak Daniel, Somi mengangguk.

***

Somi berbaring di tempat tidur, ia memikirkan kejadian beberapa waktu lalu

2 jam sebelumnya...

Somi dan Daniel duduk di sebuah Caffee, mereka memesan kopi Latte untuk Somi dan Moccacinno untuk Daniel.

"Gimana? Udah belajar? Bentar lagi Ujian" – Daniel.

"Lagi nyatetin materi sih" – Somi.

"Mau pinjem catatan gw pas kelas 1?" – Daniel.

"Emang masih ada?" – Somi.

"Masih lah.. Ntar di sekolah, ketemu di pinggir lapangan pas jam istirahat" – Daniel

"Oke.." – Somi.

Mereka mengobrol dan mengenal satu sama lain, tertawa dan berbagi cerita.

End...

Daniel adalah Senior tingkat 3, dan salah satu panita saat MOS. Somi beruntung kenal dengan Daniel karena sikap Daniel yang ramah juga pintar di sekolah, Daniel bahkan bersedia meminjamkan Somi catatannya untuk belajar.

Daniel juga bercerita pada Somi tentang alasan Seolhyun bersikap demikian pada adik kelas, itu karena dulu Seolhyun juga di perlakukan sama tidak adilnya karena terlalu cantik dari siswa lain.

Banyak siswa yang iri pada kecantikan Seolhyun yang begitu alami dan polos, tidak terkecuali kakak kelas sebelumnya. Namun Daniel tidak menyangka jika Seolhyun melakukan hal yang lebih parah dari apa yang Seolhyun dapatkan sebelumnya.

"Sabarin aja udah.." – Somi.

"Tapi kasian juga sih, dulu dia diperlakuin sama. Tapi kenapa harus gw! Gila emang tuh orang dendam amat, gada akhlak" – Somi geram sendiri.

"Cantik-cantik padahal?" – Somi berbicara sendiri.

TELL ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang