Bagian 6

148 12 3
                                    


"Jeno-ya, kamu belum pulang? Bukannya semua pesananmu sudah selesai?" Eunwoo menghampiri Jeno yang sibuk merangkai bunga dengan ukuran yang cukup besar.

"Ini ada orderan dari teman saya ,hyung." Jeno menjawabnya singkat.

Jemari dan kedua matanya sangat teliti dalam merangkai buket bunga, tidak ada satu detailpun yang dilewatkannya.

Jeno kini selesai merangkai buket bunga itu, dirinya tersenyum puas dan langsung mencari smartphone-nya, sepertinya dia memang sedang menelepon seseorang yang penting.

....

"Kumohon, bantu saya."

....

"Tidak, bahkan saya sama sekali tidak tertarik dengan dia. Kirimkan langsung alamat lengkapnya ke saya, ok? Jangan khawatir, saya tidak akan macam-macam."

....

"Sembarangan, mana mungkin saya mengajak berkelahi perempuan. Iya, Lami. Tolong carikan alamat rumahnya. Saya tunggu ya, terima kasih."

**

Aku kini masih termenenung, memikirkan buket bunga yang dikirimkan kepada Lami. Jelas-jelas bukan aku yang mengirimnya, bahkan aku hanya memberi buket bunga pada tanggal dimana aku dan Lami resmi menjadi sepasang kekasih.

Aku hanya memainkan pulpen yang sedaritadi aku pegang, tidak mendengarkan apa kata seonsaengnim yang menerangkan materi hari ini. Pikiranku benar-benar dibuat fokus pada hal ini, orang iseng? Aku rasa bukan. Penggemar Lami? Untuk apa dia mengatasnamakan diriku, iya bukan?

Aku mengacak rambutku tak beraturan, membuat Renjun, yang duduk di sebelahku berdecak kesal.

"Kamu ini kenapa sih?" Dia tidak berteriak, hanya berbisik pelan agar seonsaengnim tidak menegur kami.

"Entahlah, aku menjadi aneh sejak kemarin malam."

"Bukan hanya kemarin malam saja, Na Jaemin. Kamu aneh setiap harinya."

Renjun kembali fokus dengan pelajaran.

**

Bel istirahat sudah berbunyi, lagi, Jeno menolak ajakanku untuk makan bersama, sepertinya akhir-akhir ini dia memang sangat sibuk. Terlihat dari raut wajahnya dan langkah yang lebih cepat dari biasanya.

Kali ini dia akan bertemu siapa lagi? Pikirku.

Na Jaemin, sepertinya kamu menjadi orang yang sangat ingin tahu.

Jeno menghentikan langkahnya ketika dia sudah berada di depan kelas Lami. Hari ini dia beruntung, rupanya orang yang dia cari belum keluar kelas. Jeno ingin sekali masuk ke kelas Lami dan langsung menarik orang yang dia cari, namun pikirnya, tindakan tersebut cukup mencolok. Bisa-bisa orang salah paham kalau melihatnya.

Sepertinya doa Jeno terkabul, Lami menyadari keberadaan Jeno yang sudah berdiri di depan kelasnya. Lami menyipitkan kedua matanya, berharap yang dia lihat itu salah.

Namun harapannya hilang.

Itu memang Lee Jeno, sosok yang Lami hindari karena baginya, Jeno itu menakutkan.

Kedua mata mereka bertemu, seperti memberi isyarat, Lami berjalan mendekati Jeno.

"Jeno..sunbaenim? Ada apa kesini?"

"Ah Lami, saya mencari temanmu."

"Temanku?" Lami menunjuk dirinya.

"S-siapa?"

The Four Leaf Clover in YouWhere stories live. Discover now