₹3 -Helpless

7 0 0
                                    

Suasana damai, musik yang mengalun merdu di telinga dengan khas minuman cocktail yang turut diminum tenang oleh dua insan yang sudah berjanjian akan bertemu pada hari ini.

"Selamat malam. Silakan mencicipi kombinasi rasa tradisi indah Italia dalam lagu-lagu yang kami mainkan. Penyajian makanan, akan segera dihidangkan." kata pria lancar yang merupakan karyawan pelayan tamu-tamu untuk sekedar sapaan dan nyejukan hati.

Kedua pasangan itu tersenyum, dan mengangguk pelan kepala mereka, "Terima-kasih."
.
.
.
.
.

Perempuan itu duduk dengan menyilangkan salah satu kaki nya ke atas paha kanan nya yang masih anggun lentik memegang gelas berisi; cocktail itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" ujarnya, sesekali meminum red-drink miliknya.

"Kau sepertinya semangat sekali untuk datang dinner hari ini dengan ku?" tanya sesosok pria dengan mata yang tak henti nya memuja dalam diam.

"Hei Hyun Sik. Kalau bukan hal terpenting. Tidak sudi."

Hyunsik terkekeh, "Kau, memang tidak beru-||"

"Ku memang seperti ini." potong cepat dari perempuan itu.

Pria itu menghela nafas lalu menggeleng-gelengkan kepala melihat reaksi perempuan di depan nya ini yang tidak berubah. Bahkan benci. Jijik. Itu masih ada di wajah nya.

"Gie Nam Sul. Ayo bekerja sama." tegas sergap Hyun Sik.

"Ha? Cih." perempuan itu memicing mata nya malas, dan mulai menaruh gelas nya tadi ke meja kaca, yang lalu sedikit di tekan. Hingga suara 'Crak' pertanda kaca itu lecet, pecah sedikit. "Kau gila? Aku tidak mau. Aku menyesal, karena pada hari itu, semua ludes hanya karena mu, Hyun Sik." lanjutnya.

"Ayolah."

"Kumohon. Kali ini, aku tidak main-main. Berapa-pun, bahkan semua saham-ku. Jika berhasil membuat nya menjadi debu yang berakhir tenggelam bersama air." lanjutnya.

"Benar jika begitu, siapa dia?"

"Park Jimin."

Gie Nam tersenyum menang, "Okay, deal."

***

Renna tetap fokus dengan ponsel di genggaman nya saat ini, gadis itu diam, tak mengubris apa yang diucapkan oleh pria yang lebih muda dari nya ini. Tak henti-henti nya Renna mendecih dalam hati, karena pria ini selalu mengutil di dekatnya. Kesal.

"Tidak bisa kah kau di-||"

"Noona, maafkan aku. Hei." sergah Jungkook, yang tetap sengaja menggoyang-goyangkan lengan Renna dengan manja.

Jungkook tahu apa kesalahannya. Pria itu selalu mengusuli Renna. Suka sekali. Terakhir pun Jungkook yang tak tahu diri mematikan musik, saat Renna asik dance di ruangan latihan nya malam itu.

"Um, mau ku beli album 'Purpose'-Justin Bieber?"

Langsung Renna menaruh ponselnya ke paha nya lalu melirik Jungkook sinis.

"1701 album berulang-ulang sudah terlengkap dimiliki." jawab Renna dingin, yang kemudian melanjutkan bermain ponsel. Selain chat, youtube adalah hal kedua yang terpenting, karena streaming tentang Justin sangatlah menjadi kan prioritas Renna saat ini.

Jungkook melongo. Apa-apaan noona-nya ini? Pikirnya.

"Tap-||"

"Oh, jangan lagi kau menyebut nama nya. Namanya jadi jelek, jika kau yang menyebut nya." perintah Renna yang masih fokus melihat Justin, di layar ponsel nya itu.

FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang