13. Menentukan Pilihan

1.1K 84 1
                                    

"Brian....." lirih Fira, lalu suara gedoran pintu dan suara teriak Brian berhenti.
Didalam sana Brian menarik napasnya dalam mencoba menahan rasa nyeri dan menggigil tubuhnya, dia benar-benar tidak bisa menahan semua ini. Dan suara Fira membuatnya malu akan dirinya sendiri.

"Fira " kata Brian mengusap pintu didepannya. Tapi tak lama Brian kembali tidak bisa menahan amarahnya. Brian membanting apa yang bisa dia hancurkan, semua ruangan itu berantakan Brian masuk kedalam kamar mandi dan merendamkan dirinya didalam bak . Tiba-tiba Brian merasa kepanasan setelah tadi menggigil. Pintu kamarnya dibuka oleh dokter dan juga perawat, Banu, Viza, dan Fira ada disana melihat apa yang terjadi kepada Brian. Dokter menyuntikan Brian sesuatu, tapi mata Brian masih melihat kehadiran Fira disana. Wajah sedih Fira membuatnya menyesal, dia tidak berharap Fira melihatnya seperti ini.

Kesadaran Brian hilang karena obat yang diberikan dokter. Bella mendekati tubuh Brian, dan berbicara dengan dokter.
"Dokter sudah membius nya. "
Ucap Bella dan mereka pergi semua keluar ruangan itu meninggalkan Fira yang masih berdiri memandangi Brian. Fira mendekat perlahan, diraihnya tangan Brian dan mengecupnya.
"Berusahalah Brian, dan aku akan ada disisimu untuk itu. Aku berjanji." Ya Fira sudah memilih jalan hidupnya, dia akan bersama Brian melewati semua ini. Jika Brian bisa selalu ada untuknya, maka dia akan melakukan hal yang sama. Dia menerima kepahitan dihidup Brian saat ini dan berharap kepahitan itu akan berubah manis dikemudian hari.
Hari yang akan dia lewati kelak bersama Brian. Fira dengan sedikit keberanian mencium kening Brian, dilihatnya wajah Brian dan diusapnya kening yang baru dia kecup. " kita berjuang bersama ya. Cepat bangun karena aku akan meminta sesuatu kepadamu."

Pemandangan itu dilihat oleh Bella,Bian,Banu, dan Viza dari pintu yang sebenarnya terbuka karena Bella ingin masuk tadi. Bella menutup lagi pintu itu dan mereka semua tersenyum.

"Setidaknya Brian memiliki alasan untuk berjuang." Kata Bian bahagia.

"Fira benar-benar wanita yang baik ." Kata Viza kemudian.

***

Fira baru saja melepaskan mukena, saat kedua orang tuanya masuk kedalam kamar dia. Fira melihat wajah serius Mama dan Papa nya itu.

"Ada apa Pa, Ma ?" tanya Fira heran, dia juga sebenarnya ingin mengatakan tentang keputusannya, tapi sepertinya mama dan papa nya ingin menyampaikan sesuatu.

"Fira, apa kamu jadi berangkat ke Paris?"
Ternyata ini yang ditanyakan pikir Fira.

"Maaf ma Fira memiliki keinginan lain jadi Fira tidak jadi pergi kesana?"

"Kenapa minta maaf sayang? Mama dan papa malah senang kamu tidak jadi pergi, karna mama ingin kamu menikah secepatnya dengan akbar."
Fira diam dengan semua yang dia dengar, dia tertegun dan melihat mata mama nya yang berharap jawaban baik darinya. Papanya juga tersenyum lembut penuh harap kepadanya.

"Ma, pa maaf." Ucap Fira dengan yakin.
Kedua orang tuanya saling tatap dan Fira memegang tangan mamanya.
"Pa, ma Fira sudah putuskan untuk bersama dengan Brian." Mama nya langsung berdiri dari posisinya yang tadi duduk ditempat tidur Fira.
Papanya memegang kedua bahu Fira dan menatap dengan amarah yang siap keluar.

"Papa lebih rela kamu pergi dari rumah ini kalau kamu tetap ingin bersama pria itu."

"Pa...tapi Brian mencintai Fira dengan tulus dan Fira." Diam sejenak Fira meyakinkan dirinya jika dia juga sudah jatuh cinta pada Brian.
"Dan Fira juga mencintainya Pa,"
Sebuah tamparan mendarat di pipi Fira, mama nya melakukan hal itu dengan wajah murka.

"Kau harus sadar siapa yang kau cintai, dia tidak pantas untukmu Fira. Mengerti." Fira memegang pipinya yang terasa panas, air matanya siap meluncur namun dia tahan.

"Ma, cinta itu tidak melihat pantas atau tidaknya seseorang untuk dicintai atau mencintai." Ucap Fira lirih sambil menatap mamanya yang muak melihat wajah Fira.

"Fira papa beri waktu kamu berpikir selama satu minggu, menikah dengan Akbar atau kamu pergi dari sini."
Kedua orang tuanya keluar dari dalam kamar meninggalkan Fira yang memejamkan matanya meski dia sudah menduga hal ini akan terjadi, tapi rasanya kenapa sangat sulit dia lewati.



Bersambung...

Maaf karna cerita ini mulai terlupakan olehku.

Aku berharap kalian masih sudi membaca nya..😘😘

Sorry guys...

Hold You Forever (Bisa Baca Di Innovel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang