17. Kita Lewati Bersama

1.2K 105 11
                                    

Fira terbangun dari tidurnya dan mendapati Brian tidak ada di brankar besarnya. "Brian," panggil Fira namun tidak ada jawaban. Fira kemudian memakai kerudungnya dan membuka pintu kamar rawat itu, tapi semua koridor terlihat sunyi. Saat Fira ingin keluar dia lalu mendengar suara pecahan kaca dari arah kamar mandi. "Brian?" Seru Fira lalu berlari kearah kamar mandi.

Didalam kamar mandi, Brian bergetar menahan dingin tubuh dirinya. Perlahan dia menggapai gelas didekat washtafel lalu memecahkannya ke lantai keramik. Masih dengan posisi meringkuk dan tubuh bergetar, Brian mengambil pecahan kaca itu dia ingin menggoreskanny ke tangannya dan sret. Sayup dia mendengar teriakan Fira dan airmata wanita itu yang dapat dia lihat.
"Brian!!!" Pekik Fira nyaring lalu dia menekan tombol darurat yang ada dikamar mandi itu. Fira memangku kepala Brian dengan airmata nya yang bercucuran. "Kenapa melakukan ini Brian!!" Isaknya terdengar menyakitkan untuk Brian.

Tak lama Dokter Mike dan para perawat masuk kedalam kamar mandi, mereka menggotong tubuh Brian untuk dibawa ketas brankar lalu dengan sigap Dokter melakukan tugasnya. Fira melihat Dokter Mike menyuntikkan  sesuatu kedalam tubuh Brian, lalu suster membalut lengan Brian yang terluka. "Dok. Apa dia akan baik-baik saja?" Dokter Mike tersenyum dan menepuk pundak Fira. "Sebagai istrinya aku tahu ini berat untukmu, apalagi Brian dulunya adalah pecandu yang berat. Tapi anda harus lebih kuat darinya. Yakinkan dia kalau dia mampu sembuh. Karena doktrin yang kita lakukan akan sangat berguna untuk kesembuhannya." Fira menggeser tubuhnya saat Dokter Mike keluar ruangan sementara Brian sudah menutup matanya. Fira terduduk disebelah Brian sambil menatap Pria itu. "Seberapa berat beban yang kau rasakan Brian? Harusnya kau berbagi denganku saat itu. Bukan kembali ke dunia gelap mu." Fira menangis lagi. "Atau saat itu kau takut mengatakannya padaku?" Fira masih menangis hingga akhirnya dia memutuskan untuk shalat malam. Mendoakan suaminya agar kuat menjalani penyembuhannya.

*****

Sayup-sayup terdengar suara seorang wanita sedang melafazkan ayat-ayat indah. Brian terbangun dan dia melihat Fira sedang memakai mukena duduk masih dengan sajadah yang istrinya itu kenakan. Suara Fira begitu menentramkan jiwanya, dilihatnya tangannya yang dibalut perban lalu dia teringat akan apa yang terjadi. Suara adzan dari ponsel Fira membuat Brian tersadar dari lamunannya. Fira merasa ada pergerakan lalu melihat Brian. "Kamu sudah bangun?" Brian tersenyum lalu duduk dari posisi tidurnya.  "Mau shalat bersamaku?" Brian mengangguk. Fira melepaskan mukenanya lalu membantu Brian kedalam kamar mandi untuk mengambil wudhu sementara Fira membentangkan sajadah untuk mereka berdua shalat subuh bersama. Iya, Fira belum beranjak tidur sejenak pun dari Brian merasa kesakitan tadi malam.
"Pakailah sarungnya, aku ingin kekamar mandi sebentar."

Setelah Fira kembali lalu memakai mukena, Brian mulai memimpin shalat mereka. Dia menjadi imam untuk pertama kalinya saat mereka sudah sah menikah. Dan diakhir rakaat saat salam terakhir sudah mereka lakukan Brian menunduk menutup wajahnya lalu menangis tersedu-sedu. Fira segera meraih tubuh Brian, memeluknya dengan sayang. "Brian hey, look." Fira menangkup wajah basah Brian. "Aku disini Brian, kita berjuang bersama." Brian menggelengkan kepalanya.

"Dulu kau berjuang menjadi lebih baik karena menginginkanku bukan?" Sanggah Fira dengan berani. "Lalu apa bedanya sekarang? Aku sudah menjadi milikmu Brian, dan aku harap kau bisa melewati ini. Tepati janjimu padaku untuk berubah menjadi pria yang lebih baik." Setetes airmata Fira jatuh karena Brian masih terus menunduk. "Tapi pecandu sepertiku tidak pantas untukmu. Aku hanya akan merusak masa depanmu." Fira memeluk Brian dengan airmatanya yang juga berlinang. "Brian jika itu pahit, maka itu takdirku." Fira mencoba meyakinkan Brian. "Dan jika itu manis itu juga takdirku. Bahkan kamu sendiri sudah menjadi takdir yang Allah gariskan untuk ku."

"Jika dulu kau mampu berusaha, maka sekarang kau juga harus melakukannya. Aku meminta mu dengan sangat Brian, jangan buat orangtua mu sedih. Mama mu disana juga pasti sedih, Papa, Oma Opa tante Bianca semua fans mu menunggu kamu sayang." Brian mengeratkan pelukannya dalam dekapan Fira. "Aku akan selalu bersama kamu, kamu yang sudah menggetarkan hatiku. Percayalah kalau kamu mampu Brian." Fira menatap dalam mata Brian yang dia tahu sangat jatuh. Ini bukan Brian nya yang dulu, Pria banyak bicara dengan semua tingkah konyol dan Palyboy nya.

"Ajak aku masuk kedalam jurang itu Brian, dan akan mudah bagi kita bersama-sama menuju lubang terang yang membebaskan kita." Brian menumpukan wajahnya diperut Fira. "Bantu Aku Fira, bantu Aku." Lirihnya sedih begitu memilukan, hingga sendi-sendi Fira terasa sakit dan nyeri secara bersamaan. "Aku pasti membantu kamu. Aku janji."



Tbc❤❤❤

Minta apresiasinya boleh.?? 👀👀

Hold You Forever (Bisa Baca Di Innovel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang