7.Melody☔

41 6 4
                                    

Ig=mrrid.wan
=senjawan.hujan

Titik demi titik nya membasahi seluruh permukaan bumi, siapa lagi kalau bukan hujan malam ini hujan turun membuat suasana hati Hanin menjadi cair.

Hanin yang sedari tadi duduk ditepi jendelanya memikirkan segala hal yang terjadi pada hidupnya hujan memang mampu membuatnya selalu mengingat segala luka mengingat segala kenangan-kenangan yang sudah ia lupakan.

Kini Hanin sedang merenung perkataan sakti tadi kepadanya. "Gw peduli nin gw peduli sama lu." entah apa maksdu perkataan Sakti. Tapi Hanin benar benar tidak mengerti apa kah Sakti suka denganya itu tidak mungkin, mungkin Sakti hanya membuat kata kata manis agar Hanin mencintainya lalu meninggalaknya.

Yang jelas Hanin tidak mengerti, perih sekali rasanya saat Hanin dikerjakan oleh 3 kakak kelasnya itu hanya karna 1 orang cowo. Tapi mau bagaimana lagi semua ini sudah terjadi padanya.

"Jika cinta sekedar luka, aku tak mau bahagia. Aku tak mau mengenal cinta,cinta hanya membawa kita pada titik luka." Pikir Hanin dalam Hati sambil merebakan badanya itu yang sudah lelah dengan semuanya.

Perlahan lahan mata cantik dengan bulu mata sedikit lentik itu menutup. Terbawa dalam alunan mimpi dalam alunan sepi dalam alunan dimensi. "Aku ingin hidup dimimpi, mimpi ku selalu buat ku bahagia tidak seperti kenyataan yang memberikan pelajaran menyedihkan."

☔☔☔

Hanin meletakan sepedanya ditempat biasanyanya, ia mengambil tasnya dari keranjang sepedanya sambil membereskan pakaiannya, Hanin merebakan otot otot kakinya yang sedari tadi tak lelah untuk menggoes.

Dengab perasaan tidak senang Hanin mengambil Langkah untuk menuju kelas 11 ipa 1 yang terletak dipojok. Hanin mempercepat jalanya ia tidak ingin telat masuk pelajaran fisika yang jelas jelas itu pelajaran dari wali kelasnya yaitu Bu Nur.

Dengan langkah semangat Hanin terus melewati kelas-kelas, seketika perjalananya itu terhenti. Karna ia ditahan oleh seorang pria yang berpostur tubuh tinggi, kekar dan dibalut dengan muka tampan siapa lagi kalau bukan Bima Sakti. Cowo yg hari hari ini sering Hanin pikirkan.

"Lepasin tangan gw!" Ketus Hanin sambil melepas gengaman sakti dari tangannya itu.

"Nin, maafin gw nin maafin."

"Gak usah minta maaf kalau lo bakalan ngulanginya lagi!"

"Gw ingetin ya sama lo gw gak mau deket deket lo udah cukup hidup gw penuh penderitaan jangan sampai kehairaan lomembawa penderitaan juga buat gw." Jelas Hanin panjang lebar sambil memasang wajah marah.

"Lo gak boleh jauhin gw paham!"

Dengan kesal Hanin meninggalkan Sakti ia tidak peduli sebagaimana Sakti marah. Yang Hanin pikirkan adalah ia tidak ingin lagi kena bully oleh kakak kelasnya lagi yang masih belum menjauhi sakti. Sakti memutar bola matanya, melihat punggu Hanin yang sudah mulai menjauh.

"Hari ini aku tidak mengerti jalan pikiran mu." Pikir Sakti dalam Hati. Seketika palanya terasa sakit tanpa sadar Sakti mengeluarkan Darah dari hidungnya. Dengan rasa panik Sakti mempercepat langkahnya untuk menuju toilet.

🍁🍁🍁

"Selamat pagi anak an-" ucapan Bu Nur terpotong. Sakti yang baru dari toilet mempercepat Langkahnya agar tidak telat masuk jam pelajaran walikelasnya ini. Terlebih ia belum mengerjakan pr Fisika yang bu Nur berikan, dan datang telat ia akan dihukum Habis Habisan.

SANINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang