Pria Aneh

15 2 0
                                    

     Ravelyn kembali duduk dimeja kebesarannya, meja yang menjadi tumpuan aksara-aksara amburadulnya. Ravelyn seorang penyair amatir yang tak pernah dibiarkan bebas dari kamarnya. Memang membosankan, tapi apalah daya sebuah penyakit yang menggoroti tubuhnya membuatnya tak diizinkan pergi berlari keluar sana.

     Ravelyn tak memiliki kegiatan lain selain merangkai kata, menggabungkannya menjadi bait-bait lalu sayang sekali bait-bait itu berakhir di lantai kamarnya. Atau mungkin, Ravelyn menghabiskan waktunya  menatap keluar jendela, menatap hamparan rumput luas dibalik jendela, lalu membiarkan imajinasinya berlarian memijak tiap helai rumput-rumput itu.

     Andaikan orang tuanya lebih sayang padanya, membiarkannya hidup normal seperti insan lainnya. Hanya saja merekalah yang membawa Ravelyn kesini, membiarkan Ravelyn terkurung di rumah tua ini 2 tahun lamanya. " Semengerikan itukah aku sampai harus diasingkan kesini? " Tak jarang Ravelyn berpikiran seperti itu. Menyalahkan siapapun yang melintas di otaknya, tak terkecuali Tuhan.

     Ravelyn ingin bebas, Ravelyn ingin lepas, tapi tak tahu harus bagaimana. Dirinya dikekang seorang pengasuh yang super ketat mengawasinya. Dirinya hanya menderita Skizofrenia, bukan alergi terhadap udara diluar sana, lalu kenapa dirinya dikekang luar biasa.

     Alunan tangan terus menari diatas lembaran, menuliskan kata-kata tentang kebebasan yang selalu ia impikan. Terus berharap akan keajaiban yang datang menerjang kehidupannya.

     Ravelyn tak pernah tahu tentang rencana Tuhan, begitu juga dnegan kita semua bukan? Ya, Tuhan benar-benar mendatangkan keajaiban kepada Ravelyn, keajaiban yang akan mengguncang seluruh alur hidupnya.

     Dimulai dengan bunyi kresekan dedaunan pohon yang tumbuh besar didepan jendela. Ravelyn kira hanya seekor kucing liar yang bermain diantara ranting-ranting pohon, jadi Ravelyn membiarkannya saja

     " Nona, puisi mu jelek sekali " Bagaimana mungkin seekor kucing bisa berbicara dengan suara bariton yang menggebu dada. Ravelyn sontak menengok untuk memastikan itu benar-benar kucing liar. Ternyata ia salah, itu bukan kucing liar, melainkan pria liar yang lancang mencaci karyanya.

     " UUUAAA!!! NANI ADA SESEORANG DI jendelaku " Ravelyn terpekik ketakutan melihat pria aneh yang duduk dijendela kamarnya. Pria itu juga ketakutan mendengar teriakan Ravelyn yang sungguh liar bisa kerasnya, pria itu terkesiap dan menyekap mulut Ravelyn

     " Sst.. Diamlah, tak ada penjahat yang setampan aku Nona " Ucap Pria itu cemas.

     " NANI TOLONG AKU NANI!!! " Ravelyn tak menepati janjinya, ia mencoba melarikan diri dari kamar. Tapi pergerakannya berhasil dicegat oleh Pria itu

     " Nanimu sedang keluar rumah, sepertinya oergi ke kota untuk membeli beberapa kebutuhanmu " Ucap Pria itu, menahan tubuh Ravelyn. Tentu Ravelyn tak bisa bergerak karenannya, tenaga Ravelyn tak cukup kuat untuk melepaskan diri

      " Jangan sakiti saya Tuan, ambil saja barang-barang rumah ini, tak masalah " Ravelyn pasrah saja

      " Baiklah, aku akan mengambilmu untuk dibawa pulang " Pria itu cukup jahil menakut-nakuti Ravelyn

     " TIDAK!!!  Aku tak mau melayani Anda " Ravelyn meronta. Karena pegangan pria itu pada tubuh Ravelyn tadinya cukup mengendur, ketika Ravelyn meronta, Ravelyn berhasil menjauhkam dirinya dari sang pria

      " Hahahaha... Imajinasimu ternyata lebih liar dari yang kubayangkan Nona. " Tawa pria itu menggema. Ravelyn menatap pria itu lebih intens. Pria aneh itu...... Tampan?  Ya, tampan sekali, dengan mata biru pekat, bibir sexy bewarna pink menggoda, hidung mancung, dan ketampanannya semakin menjadi-jadi ketika ia tertawa

      " Kenapa Nona? Tertarik dengan saya? Kalau begitu Nona boleh menjadi simpanan saya dirumah " Ravelyn tercyduk menatap wajah pria itu

      " Tentu tidak! Pria nakal seperti Anda bukan tipe saya " Ucap Ravelyn kasar

      " Owhh... Nona, Anda menyakiti hati saya. Tapi, sungguh saya tak percaya jika anda tak tertarik dengan saya. Hati-hati Nona, lama-kelamaan nanti Nona jatuh cinta lho "

     " Kenapa Anda senang sekali menggoda Tuan? Pasti wanita Anda banyak berserak di luar sana. Pergilah, aku tak mau wanita-wanitamu mencelakai saya "

      " Dasar korban Sinetron, wanita-wanita saya tidak akan mencelakai Anda barang seincipun. Wanita saya memang berserak diluar sana, tapi tak ada salah satu dari mereka yang menarik hati saya, kecuali Anda Nona "

      " Haha... Gombalan Anda begitu rendahan "

     " Lalu kenapa Nona bersemu merah? " Ravelyn menangkup pipinya yang memang sudah panas. Pria ini benar-benar membuatnya panas

      " Ini karena saya sedang marah pada Anda. "

      " Benarkah? Salah saya apa? "

      " Anda pria yang lancang memasuki kamar seorang gadis, mencaci karya saya dan menggoda saya terus terusan "

       " Kalau begitu saya minta maaf "

       " Mudah sekali mengucapkan maaf "

      " Lalu saya harus bagaimana lagi? "

       " Kalau Anda benar-benar merasa bersalah pergilah dari sini, dan jangan kembali lagi " Ravelyn mengusir pria itu dengan entengnya karena Ravelyn sungguh marah. Ravelyn lahir dari keluarga yang terpandang, menjaga etika dimanapun berada, jadi Ravelyn sungguh iesal dengan pria aneh yang lancang ini.

     Pria itu terdiam sebentar ditempatnya. Mematung, sepertinya memikirkan sesuatu. " Baiklah saya akan pergi, tapi biarkan saya mengenal siapa nama Nona? " Katannya

      " Aku Ravelyn Syden "

      " Owhh... Nama yang bagus. Tak adil rasanya jika aku mengetahui namamu, sedangkan kamu tak tahu namaku. Dengan sukarela kuperkenalkan padamu aku Farel Baratama. Orang biasa memanggilmu Farel, tapi untuk Nona, panggil aku Rama "

       Ravelyn menyerngitkan dahinya " Kenapa? " Tanyanya

      " Karena aku ingin dipanggil spesial olehmu " Bisik pria bernama Rama itu pada Ravelyn.

      Haiiii....
Wahh maaf yah, sebelumnya cerita ini sempat dihapus. Tapi hari ini skizofrenia kembali lagi dengan alur yang sudah diketahui mau dibawa kemana ~

Btw... Baper gak sama gombalan Rama. Komen yahh

Aku gak terlalu bagus kalau soal gombalan-gombalan ini. Karena aku gak pernah di gombalin. Udah 3 tahun jones soalnya 😭😂

skizofreniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang