What Should I Do?

476 59 16
                                    

Jieqiong POV

Sudah lebih dari seminggu setelah tragedi memalukan itu dan selama itu pula aku tak pernah meninggalkan apartemen ku.

Malu rasanya jika Kembali bertemu dengan si kulit pucat yang cant- oh tidak, tidak, dia itu terlihat sangat tampan.

Eh... Tapi aku serius, dia benar-benar tampan, apa lagi saat dia baru bangun dari tidurnya.

Err... Dia terlihat menggoda.

Uh, kenapa tiba-tiba aku memikirkan si kulit pucat itu.

Dan ada satu hal yang membuat ku heran. Bagaimana bisa password apartemen kami bisa sama seperti itu?

Apa itu hanya kebetulan saja?

Atau dia itu jodoh ku?

Ah... Entahlah, kepala ku pusing memikirkan kemungkinan yang terjadi.

JIEQIONG POV END

Gadis Chinese itu duduk di pinggir kasurnya, meraih gelas berisi air diatas nakas kemudian menegak isinya sampai tandas.

Sejenak matanya melirik jam digital yang berada diatas nakas.

05.30am

Ternyata masih pagi

Dia bangkit, melangkah malas menuju kamar mandinya.









☕☕☕








Ini memang masih terbilang pagi, namun beberapa orang telah sibuk dengan aktivitas mereka. Sama halnya seperti gadis yang satu ini.

Dia sudah sibuk berkutat dengan laptopnya dan beberapa kertas, ditemani secangkir coklat panas dan beberapa macaron. Kali ini dia melakukan pekerjaannya di café milik sahabatnya.

Ia mengerang frustasi, mengacak rambutnya. Dia menyandarkan punggungnya ada kursi, mencoba memenangkan diri.

Hell, ingin rasanya dia membakar berkas-berkas yang ada diatas meja ini. Semua kertas itu benar-benar membuatnya pusing.

















"Hey, apa ini tak terlalu pagi untuk memeriksa kertas-kertas yang terlalu membosankan itu." seorang menghampirinya, lalu meletakan secangkir hot macha dan satu potong cheesecake.

Dia hanya menatap orang yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi hadapannya. Sejenak membenarkan letak kaca matanya, lalu meregangkan jemarinya yang terasa pegal.

"Yaa... mau bagaimana lagi, semua ini harus selesai sebelum jam makan siang." jawabnya sebelum menyesap coklatnya yang sudah dingin.

Sang lawan bicara hanya tersenyum prihatin pada sahabatnya itu.

"Ini lah salah satu alasan kenapa aku tak pernah ingin meneruskan perusahaan milik keluarga ku." dia memasukan cake yang di penuhi rasa keju itu kedalam mulutnya.

"Tentu saja jika aku bukan pewaris tunggal, aku pun tak ingin melakukan pekerjaan ini. Lebih baik berkutat dengan kuas, cat minyak, pallete, dan juga kanvas selama seharian penuh." dia membayangkan bagaimana menenangkannya saat melukis apa lagi jika di temanai alunan music jazz clasik kesukaannya.

"Hey, tapi kan peruhaan milik mu itu tak jauh dari hobi mu yang sama-sama berhubungan dengan gambar?" dia menatap sahabatnya yang sedang menyeruput minumannya. Mendesah pelan sebelum menjawab pertanyaannya.

"Huh, kau memang tak mengerti apapun. Ini hanya grafik saham, memang ada beberapan desain tapi itu semua adalah hanya desain percontohan untuk cabang baru. Dan perlu kau tau perusaanku ini adalah perusaan asuransi." sahabatnya hanya menunjukan cengiran bodohnya.

Dia menatap nanar kertas yang berisi grafik-grafik saham selama dua bulan belakangan ini. Tapi, tiba-tiba saja ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu.

"Sejeong-ah, apa kau tau jika Jieqiong sudah kembali ke Korea?"







Byurr...







"Aih, kau mengotori pekerjaanku saja. Ah... aku harus mengeprint ulang ini." kesalnya karena semua kertasnya basah akibat semburan hot macha dari mulut Sejeong.

Eww... dan itu sangat menjijikan.

"Aah... maaf aku tak sengaja." Sejeong membantu mengelap meja dan kertas yang basah akibat ulahnya mengenakan lap yang selalu ada di dalam kantong apronnya.



























"Tapi, apa kau tak salah? Mungkin saja itu hanya orang yang mirip." setelah selesai membantu Chaeyeon membersihkan mejanya Sejeong kembali menyeruput minumannya.

"Tidak, aku yakin dia benar-benar Jieqiong. Karena dia masuk kedalam apartement ku dan aku yakin dia masih mengetahui tanggal itu karena aku sengaja menggunakan tanggal itu untuk password apartementku."

Dan sekali lagi Sejeong menyemburkan minumannya, namun kali ini mendarat tepat di wajah Chaeyeon. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang baru ia dengar.

"Yakk... Kim Sejeong, bisakah kau berhenti menyemburkan minumanmu itu. Ini sangat menjijikan." Chaeyeon langsung mengambil beberapa lembar tisu lalu mengelap wajahnya kasar.

"Ah... aku tak sengaja, maaf, maaf." dia ikut mengelap wajah Chaeyeon menggunakan lap dari dalam kantong apronnya.

"Hey, jauhkan lap itu dari wajah ku." dia menjauhkan tangan Sejeong dari wajahnya

Sejeong tertawa karena wajah kesal Chaeyeon yang menggemaskan menurutnya.

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?" pertanyaan Sejeong membuat si kulit pucat itu terdiam— menghentikan kegiatan membersihkan wajahnya.

Dia termenung, memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Apa yang harus aku lakukan Sejeongie?" si marga Kim memperhatikan sahabatnya yang menatap kosong kearahnya, dan itu membuatnya meringis.

Entah, apa yang telah dilakukan gadis Chinese itu terhadap seorang Jung Chaeyeon, sehingga membuatnya terlihat seperti orang bodoh seperti ini.

Sejeong mendesah pelan, sejenak dia melirik jam yang menggantung di belakang bar tempat membuat kopi.

"Yang pasti, sekarang kau harus segera pergi ke kantormu. Kau tau ini sudah hampir jam sembilan." dan itu membuat Chaeyeon memeriksa jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Si kulit pucat itu membelalakan matanya. Sial, sembilan kurang lima dan dia memiliki jadwal pertemuan dengan klien pentingnya jam sembilan.

"Shitt... aku telat." Chaeyeon segera membereskan barangnya.

"Aku pergi dulu." tanpa menatap Sejeong, dia pergi dari hadapannya. Dia hanya menatap kepergian sahabatnya yang terlihat sangat buru-buru.














"Hahaha, kau tak banyak berubah ya Jung Chae-" kalimatnya terhenti karena teringat sesuatu.

Sedikit berlari, Sejeong membuka pintu cafenya. Dan berteriak memanggil sahabatnya.

"YAKK... JUNG CHAEYEON, KAU BELUM MEMBAYAR MAKANANMU." tapi teriakannya percuma saja karena Chaeyeon sudah melajukan mobilnya.

Dengan langkah gontaidia kembali masuk kedalam cafenya yang sekarang sudah lumayan ramai

.

.

.

.

TBC

{1}Crescendo  ••Chaekyul••[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang