x.d.x

61 8 2
                                    

EMPAT

*Flashback...
Umji POV

"Nyaman dan hangat..."
.


.
.

Hanya itu yang kurasakan saat bersama Jimin malam itu.
Malam dimana kala bintang-bintang yang tak terhitung banyaknya bergemelap, seakan-akan semesta mempertemukan ku dengannya.

"Woy..." Jimin menyergah.

"Wae?..." jawab ku.

"Lo kenapa cengar-cengir terus? apa lo masih kedinginan? ckck..." celetuk Jimin.

"Apaan, sih!" aku mendengus kesal, lalu menghadiahinya sebuah cubitan neraka di pundaknya.

"Hahaha, lo sih! daritadi cengar-cengir terus, kayak enggak pernah dibonceng cowok ganteng aja" canda Jimin.

"Geer!" timpal ku kesal.

"Hahaha" cekikik Jimin.

Jimin mengendarai mantap Sepeda Motor V-ixionnya di trotoar jalanan.

*10 menit berlalu...

Dengan perlahan-lahan tapi pasti, Jimin memberhentikan Sepeda Motornya di depan halaman Cottage Villa keluarga ku.
Aku lalu turun dari Sepeda Motornya dengan sigap.

"Ooh...jadi ini Villa keluarga mu" ucap Jimin dalam keadaan masih mengenakan helm.

"Iya" aku menangguk.
"Mau masuk dulu?" tawar ku kepadanya.

"Tidak usah, aku takut kalau monster itu menjewer telinga ku kalau ia melihat ku sedang bersama dengan adiknya" cerocos Jimin.

"Monster? maksud mu Kak Sowon?" tanya ku.

"Hehehe" cekikik Jimin.

"Sembarangan aja bilang Kakak ku Monster! sekarang dia lagi demam tau!" dengus ku kesal sembari mencubit geram pipinya.

"Demam?" Jimin ternganga.

Jimin lalu merogoh kantong Jeansnya, lalu mengambil Ponsel pintarnya dari situ.

"Lo mau ngapain?" tanya ku.

"Mau nge-chat Jin Hyung" jawabnya.

"Lo mau bilang ke dia kalau Kak Sowon lagi demam?!" tanya ku dengan nada tinggi.

"Iya! emang masalah?" jawabnya santai.

"Aishhh...dasar cowok ini" aku menatap geram kearah Jimin yang lagi asyik dengan aplikasi 'Chat' di Ponsel pintarnya tersebut.

"Lo gila?! lo mau nyari masalah sama gue?! lo mau gue ha-" sebelum aku sempat menyelesaikan kalimat ku, Jimin menyergah.

"Ssst... diam dulu" Jimin menyergah ucapanku dengan santai sembari memosisikan jari telunjuknya tepat di depan bibirku.

 diam dulu" Jimin menyergah ucapanku dengan santai sembari memosisikan jari telunjuknya tepat di depan bibirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BANGCHIN SemesterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang