Second.

3.5K 506 313
                                    

Hujan turun dengan sangat deras tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan turun dengan sangat deras tiba-tiba. Aku menatap langit yang gelap melalui jendela kelas. Aku langsung mencari payung yang selalu ku bawa di tas.

"Yaa hujan besar banget, aku gak bawa payung lagi" Terdengar suara Jungwoo yang mendumal kepada temannya.

Setelah membereskan tas ku, aku melangkah keluar kelas untuk pulang. Mungkin aku harus memberitahu ke Lucas bahwa Jungwoo tidak membawa payung. Jadi mereka dapat berjalan di tengah hujan berdua di bawah payung yang sama. Bercengkrama dengan topik yang tidak penting, tertawa karena hal apapun, dan senyuman berkat kalimat manis Lucas yang seadanya. Ah aku yakin nanti salah satu bahu Lucas akan basah untuk Jungwoo. Romantis sekali, aku hanya bisa tersenyum sendiri membayangkannya sambil berjalan di koridor.

Tidak lama aku menemukan Lucas sedang menatap hujan di pintu gedung sekolah.

"Mark" Ia menyapaku dengan senyuman manisnya.

Aku memperhatikan tubuh Lucas dari ujung kepala hingga kaki. Ia mengenakan jacket jersey team basketnya dan slingbag khas fuckboy yang hanya muat buku paling satu. "Lu gak bawa payung?" Tebak ku.

"Nggak hehe, bareng yuk?"

Sudah ku duga, mana bawa payung ni anak. Buku aja dia simpen di sekolah semua. Kalau begitu aku dan dia yang akan berjalan di tengah hujan dan di bawah payung yang sama?
Mimpi apa aku tadi malam?

Aku diam menatap payungku sebentar lalu menatap wajah Lucas. Dia ini sahabatku yang sangat berharga, tidak seharusnya aku mempunyai kisah romantis dengan dirinya.

"Mark?" Lucas menepuk pundak ku yang terlalu lama diam berpikir.

"Nih pake bareng Jungwoo!" Aku memberikan payungku dan langsung berlari menerjang hujan yang sangat deras ini.

"MARK!"





















.

.

.

Besoknya aku terbaring lemas di tempat tidur. Mama ku mengecek suhu tubuhku dengan thermometer.

"38 derajat hampir 39, kamu gak usah sekolah ya, mau ke dokter gak?"

Aku menggeleng atas pertanyaan mama. Aku tidak suka rumah sakit. Apalagi bau berbagai obatnya.

"Panas banget, perasaan Mark gak sepusing itu mah, salah kali termometernya"

"Salah gimana ah kamumah ngarang, udah gak usah sekolah! mamah mau nitip surat buat wali kelas kamu ke Yukhei"

Mataku langsung terbuka lebar mendengar nama itu.

"Jangan!"

"Kenapa?"

Un-Love me, please?| Lumark [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang