Third.

3.3K 444 238
                                    


Firasat adalah cara alam untuk memperingatkan mereka bilang.

"Untuk apa?"

Hey alam,
Makhluk sombong bernama manusia ini tidak perlu bisikan mu yang menyesakan dada

Untuk apa alam berusaha memperingatkan bila kita tidak dapat merubah apapun?

Apa guna rasa sesak itu seperti latihan untuk bersiap agar rasa sakit yang dialami nanti tidak terlalu mengejutkan?

Tuhan aku tidak ingin memiliki hati beserta perasaan di dalamnya saja bila seperti itu.












—Flashback start—

"Siapa yang mecahin vas bunga? Ayo ngaku!"

"Saya bu, tadi saya lari-lari terus nyenggol meja saking kencengnya!, cita-cita sayakan atlet bu!"

"Aaahahha"

"Huft iya deh terserah kamu Yukhei, tapi bintang di papan anak teladan tetep ibu kurangin satu ya"





Lucas dan Mark berjalan pulang saling menggandeng tangan masing-masing. Rumah mereka dengan taman kanak-kanaknya sangat dekat, jadi mamah Mark ataupun orang tua Lucas tidak perlu repot menjemput keduanya.

"Hiks hk hk" Mark tiba-tiba berhenti berjalan dan mulai menangis.

"Mark kenapa??"

"Padahal Yukhei tahu Mark yang jatuhin hk, kenapa hk hh"

"Gk apa-apa kan? Toh bintang aku emang cuman satu kok, kalau bintang Mark ilang satu, Mark gak jadi anak teladan bulan ini dong"

"Uuh hk uwaaaa Yukhei bodohh"

"Ja-jangan nangis"

Melihat Mark menangis, Lucas langsung merasakan rasa jengkel di dadanya. Lucas tidak pernah sebal kepada Mark, tapi setiap kali melihat air mata Mark berlinang di pipinya yang merah Lucas rasanya ingin memukul sesuatu.

"Besok bilang pokonya hk ke bu guru hk uuh"

"Gak mau ..."

"Kenapa?"

Pokoknya Lucas gak suka! Sebel! ngeliat Mark nangis. Mark nyebelin!
"Kalau gak mau ya gak mau! Kok Mark nyebelin?! Udah ah Yukhei mau pulang!"

Lucas langsung berlari melepaskan tangan Mark.

"Yukhei! Hk Tunggu!"

"Yukhei! — AH!"

Bruk!

Mendengar suara itu Lucas berhenti berlari lalu menengok ke belakang. Dan benar saja Mark jatuh dengan lutut menyapa aspal. Lucas diam melihat Mark berusaha berdiri lalu kembali mengejarnya. Lucas tetap fokus ke lutut Mark yang ternyata berdarah.

"Yukhei bareng" Mark terus mendekat lalu menggenggam satu tangan Lucas yang sama-sama kecil.

"Ah kotor ..." Mark melepaskan tangannya lagi dari Lucas lalu mengelap telapak tangannya yang kotor karena jatuh ke celananya. Setelah terasa bersih Mark kembali memegang tangan Lucas.

Un-Love me, please?| Lumark [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang