Aku keluar pelan dari kelasku tanpa melepas earphone yang ku kenakan sedari tadi.
Aku menatap jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku.
14.48
Seketika aku teringat lelaki yang menjanjikanku bertemu kemarin sore, aku mendongakkan kepalaku. Mendung, bahkan mungkin sebentar lagi akan turun hujan.
kemungkinan juga dia sudah pulang ke rumahnya terlebih dahulu, ke sana pun belum tentu dia masih menungguku dengan keadaan cuaca yang tidak mendukung sama sekali, lagi pula aku malas bertemu dengannya.
Seseorang menepuk pundak kananku, yamanaka ino. Satu satunya teman yang tak pernah memandang latar belakangku dan benar benar tulus berteman denganku, hanya dengan dialah aku mengeluarkan sifat asliku.manja dan cengeng
Aku menyukai segala sesuatu yang Ino lakukan, dia selalu memanjakanku dan menjagaku layaknya adik kandungnya sendiri. dia memang tak sekaya kluargaku, namun dia memiliki toko bunga yang terkenal hingga membuka cabang di mana mana, hanya tiga sebarnya tapi cukup membuat besar nama yanamaka flowers.
"Mau pulang bersama?" Tanyanya, aku menggeleng kecil, aku harus membeli keperluan ku dan juga adikku.
"Tidak, terima kasih" jawabku membuatnya mengangguk kecil
Aku ingat, dulu pertama kali aku kenal dengannya karna dia sekelompok denganku saat tugas biologi yang di ajari Kurenai-sensei. Dulu kita saling membenci, berusaha untuk unggul dalam segala hal apalagi kecantikan. Dulu aku juga sangat membencinya hingga dengan tidak dewasanya aku membuang diam diam buku pr yang harus dia kumpulkan hari itu hingga akhirnya dia harus di hukum berdiri di depan kelas, kejam? Yah kehidupanku memang keras, membuatku bisa melakukan hal yang kejam sekalipun.
Hingga akhirnya kami berdamai setelah memasuki tahun terakhir di junior high school.Entah keberuntungan atau kesialan, akhirnya aku tau nama lelaki yang kemarin menabrakku. Namanya Uciha sasuke, salah satu teman kelasku.
Awalnya aku agak sedikit terkejut mengetahui bahwa dia satu kelas denganku, aku benar benar tak tau tentang dia.Dan bingo! Ku lihat dia berlari mendekatiku dan juga Ino, membuatku mendecih pelan. Dia lagi dia lagi, rasanya aku sudah teramat bosan melihat wajahnya padahal ini adalah kali kedua kami bertemu.
Dia tersenyum saat telah berada tepat di hadapanku, menyapa Ino sebentar lalu menatapku kembali. Ino mencubit cubit kecil lenganku, entah aku tak tau apa maksudnya.
Tanpa banyak bicara, dia menyodorkanku sebuah kantong plastik yang dapat ku tebak isinya adalah handphone"Cuacanya mendung, aku yakin kau tidak akan datang ke belakang bukit sekolah, jadi aku putuskan mencarimu di sini dan ini ambilah sebagai tanda maaf dariku" Ucapnya tanpa melunturkan senyuman di bibirnya.
Lagi dan lagi, aku terjebak di dalam bola mata hitam miliknya yang menusukku semakin dalam, terasa seperti sedang terintimidasi namun menyenangkan.
Mata indah sialan! Karnanya aku tak dapat berkutik, dan dengan brengseknya respon tanganku cepat mengambil benda yang di sodorkannya padaku.
Aku dapat merasakan bahwa jantungku berdetak lebih kecang! Sangat kencang, aku benci hal ini, aku bukan orang bodoh yang tak mengerti hal semacam ini, aku sadar.. bahwa aku menyukainya. Bagaimana cara dia tersenyum, bagaimana cara dia berkata. Aku menyukai semuanya karna itu, aku juga memperhatikannya secara detail
Aku tak berharap banyak, hanya saja.. aku berharap dia merasakan apa yang ku rasa Bodoh memang. demi tuhan! Aku baru bertemu dengannya dua kali. Dan aku sudah terlebih dahulu menyukainya.
Sepertinya, aku harus mencuci akal sehatku, menyertikanya dan menyimpannya di dalam lemari, agar lebih bersih saat ku gunakan nanti.
Titik titik hujan turun dari langit, hujan tiba tiba turun dengan derasnya, aku ingin menarik lengan Ino untuk berlari mencari tempat berteduh, namun yang ku dapatkan hanyalah angin kosong. Teman laknat, ku lihat dia sudah terlebih dahulu berlari meninggalkanku dengannya berdua.
Aku jadi salah tingkah, dan dengan brengseknya kakiku menenggol kakinya saat aku melangkah membuat kami terjatuh bersamaan.
Rambut dan seragamku sudah basah kuyup! Posisi kami terbilang cukup ekstrim di mana aku berada di atas tubuhnya.
Kami saling berpandangan, namun sesekali dia berkedip kedip lucu karna matanya tertetes air yang mengalir dari rambutku.
Aku menahan tawaku,kampret moment ini sangat menyenangkan.Dia tersenyum lalu tertawa, aku juga tertawa kami sama sama tertawa tanpa merubah posisi semula. Satu pertanyaan yang melintas di pikiranku.kita ngetawain apa sih?!
Lalu ekspresi wajah kami sama sama berubah menjadi kaget, handphone nya!!
T.B.C

KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti senja
Fanfiction[COMPLETE] ketika cinta tak dapat di raih meskipun telah berada di depan mata