chapter 1

17 1 0
                                    

"Diam bukan bearti sunyi karena hati bisa saja berteriak"

-Embun-

Pov author

"Embun...", panggil ibu dari dapur

Embun yang sedang menikmati aktifiras paginyapun menoleh ke ibunya 

"iya bu, sebentar..". Embun mengibaskan tangannya yang basah sembari bersiap menuju dapur.

"Ibu mau masak apa bu", tanya embun saat melihat ibunya sudah siap dengan berbagai bahan-bahan dapur.

"Ibu mau masak sup sama tempe goreng, kamu tolongin goreng tempenya ya. Adonannya sudah ibu siapkan", jelas ibu sambil memotong-motong sayuran. Embun langsung mengambil tempe dan mengirisnya.

Asyik berkutik didapur, ayah embunpun datang sambil membawa koran dan segera duduk dimeja makan. Embun yang sedang menggoreng tempe langsung mengambil teh dan gula untuk membuatkan minuman untuk ayahnya.

"Kak aya belum pulang ya yah?", tanya embun

"Belum, dia lembur katanya. Tadi malam kecelakaan bus dan banyak korban, mungkin malam ini Aya baru pulang", jawab ayah.

"Jadi kak aya pasti capek banget ya yah, pasti tadi malam kak aya ndak tidur", seru embun.

"Itu kan tanggung jawab aya, dan merupakan mimpi dia dari kecil menjadi dokter. Tentu rasa lelah itu bisa terbayar dengan keselamatan pasiennya. Kamu sendiri bagaimana bun, kamu jadi mau ngadain festival?", tanya ayah

"Kayaknya belum Allah ACC yah, mungkin usaha embun masih kurang buat ngadain festival, lagi pula bulan ini ada beberapa acara yang minta kita buat tampil, mungkin Allah nyuruh embun buat fokus dulu di sini kalau tetap dipaksaain malah festivalnya ndak sesuai harapan", jelas embun yang sedikit sayu pasalnya sudah beberapa kali embun mencoba memamerkan anak didiknya untuk tampil di panggungnya sendiri tapi mungkin belum saatnya. 

Empun percaya rencana Allah adalah sebaik-baiknya rencana, embun cukup menunggu dan terus berusaha.

Embun merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, dia memiliki satu orang kakak dan satu orang abang. Abangnya yang bernama Anggara Angkasa merupakan kakak tertua embun, dia sudah berkeluarga dan menetap di Semarang sehingga jarang sekali bertemu dengan embun, untuk jumpa mungkin enam bulan sekali abangnya berkunjung karena profesinya sebagai Tentara juga menyebabkan dia sering keluar pulau. Ayana Putri kakak kedua embun dia merupakan seorang dokter yang bekerja disalah satu rumah sakit besar di Yogya, embun sangat akrab dengan kakaknya dan merupakan wadahnya untuk bercerita apapun itu.

-

-

Ditempat lain

Langit sedang sibuk dengan rencana pembukaan Cafenya. Dari sehabis salat subuh hingga pukul menginjak jam setengah 7, langit masih dikamar nya sambil memainkan Hp, mencari referensi yang bagus untuk menjadi konsep acaranya nanti .

Tok tok tok

Tok tok tok

"Langittt oyy bangunn, langit.., kebo.., bangun.. ,udah pagi, cari makan yuk", Seru seseorang dari luar pintu kamarnya siapa lagi kalau bukan Aldan sahabatnya.

Langit yang merasa terganggupun berdecak kesal, dan segera mengakhiri kegiatannya. Dia pun langsung membukakan pintu untuk sahabatnya itu sebelum dia menjadi jadi untuk membangunkannya.

"Biasa saja dong ngetoknya. Saya dari tadi juga sudah bangun kali", seru Langit ketika membukakan pintu untuk Aldan. Dan langsung bersiap-siap untuk mencari makan.

Aldan yang memang jail pun hanya cengengesan mendengarnya. "Lagian lo dipanggilin ndak nyaut si, gue kirakan lo masih tidur", Saut Aldian yang langsung baring dikasur Langit sembari menunggu Langit bersiap-siap.

Bukan hal baru bagi Langit jika Aldian bisa kerumahnya pagi-pagi begini. Karena anak itu selalu mengajaknya sarapan diluar dan tentu saja Langit yang membayar. Rumah Aldan tidak jauh dari rumahnya mereka berdua membeli rumah dari hasil kerja keras keduanya dan memutuskan untuk mencari rumah yang berdekatan. Alasannya simple selain Aldan adalah sahabatnya dari kecil, Aldan juga memegang salah satu usahanya dibidang kuliner dan mereka juga mempunyai satu cafe yang dibangun dari hasil kerja keras keduanya.

Diusianya yang menginjak 26 tahun, Langit sudah menjadi pengusaha yang sukses. Dia memiliki beberapa cafe yang tersebar dibeberapa daerah di pulau Jawa. Awalnya Langit hanya meneruskan rumah makan yang dirintis oleh ayahnya, namun sejalannya waktu tempat makan yang diambil alih olehnya berkembang pesat dan sekarang sudah memiliki beberapa cabang tidak kurang dari 3 tahun dia mencoba mengembangkan usaha keluarganya selain itu Langit juga sudah membangun cafe di Yogya bersama Aldan. Sekarang Langit sedang mencoba membangun cafenya sendiri yang akan menjadi ladang membangun mimpi-mimpinya.

-

-

Embun PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang