Chapter 2

13 1 0
                                    

"Cahaya yang kecil saat malam akan sangat bermanfaat dari pada cahaya terang dikala siang"

-Embun-

Embun sedang berdiri disalah satu tempat dimana seluruh mimpinya ada disini. Embun melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 pagi dan batang hidung sahabatnya belum juga kelihatan.

Pov Embun

Akupun mulai masuk ke Rumah keduaku, kami menyebutnya Rumah Ladang, karena ini Ladang kami tempat kami menorehkan inspirasi dan kreativitas kami, Aku mulai melihat deretan Angklung yang sudah lama menemani hari hari ku, Aku menoleh kebelakang saat mendengar langkah kaki mulai mendekat

"Ya Allah ra kebiasaan deh suka telat", kesalku pada Rara

"Hehe.. maaf bun, biasa kesiangan", sautnya dengan muka polosnya, dasar Rara

"Ya udah yuk, kita mulai beres-beres sebelum anak-anak datang", ucap ku

Akupun mulai kehalaman belakang dan menyiapkan angklung-angklung dan alat musik lainnya untuk latihan kami hari ini, Insya Allah besok kami diundang dalam acara pembukaan salah satu Hotel di Yogya.

"Oh iya bun, si Masya hari ini ndak bisa bantu kita soalnya dia harus ke Bandung, ayahnya sakit", ucap Rara

"Innalillahi, Masya juga ada bilang hari ini izin tapi kok ndak bilang ya kalau ayahnya sakit", kataku pada Rara, Masya itu memang kebiasaan kalau ada hal-hal urgent lebih suka diam padahal apa salahnya untuk bilang.

"Aku juga taunya dari tetangganya bun, kamu kan tahu sendiri dia menganggap semua orang seperti dia, kalau apa-apa salalu panik pasti dia mikir kita bakalan panik juga", Jawab Rara. Aku hanya diam mendengarnya.

"Iya yaa, Nanti deh aku coba telpon", ucapku

"Assalamualaykum"

"Waalaykumussalam", Jawabku dan Rara.

"Wahh sudah pada siap kayaknya, langsung mulai saja yuk biar cepet", saran Rara

Kamipun memulai latihan, Ya Allah hamba harap esok berjalan dengan lancar

Selesai latihan kami istirahat sejenak, karena sudah masuk waktu Dzuhur. Akupun bersiap siap untuk salat.

"Ra, habis ini tolong handle Latihan ya, hari ini jadwal ngajarku dimajuin soalnya sore aku harus ketemu sama Pak Hendra untuk acara besok", ucapku pada Rara

"Wokay, Insya Allah ya bun. Tapi kamu sudah bilang anak anak jadwalnya dimajuin, bukannya ada yang sekolah ya", saut Rara

"Sudah kok, hari ini anak anak yang diibawah enam tahun aja ra, yang lainnya aku liburin dulu. Awalnya mau aku liburin semua tapi mereka ndak mau, semuanya pada semangat buat latihan", ucapku. Melihat mereka semangat rasanya ndak adil buat lunturin gelora mereka.

Setelah Istirahat akupun mulai bersiap siap kegazebo depan untuk menunggu anak-anak. Tak lama merekapun datang dengan membawa angklungnya masing-masing. Melihat semangat mereka membuatku teringat akan seseorang.

Seseorang yang juga sangat menyukai Angklung, seseorang yang dari SMP menjadi motivasiku hingga sekarang.

"Astagfirullah embun, ngebayangin apa sih kamu", ucapku dalam hati. Bagaimanapun aku harus bisa menahan diri, kadang kilasan wajahnya selalu terlintas, aku hanya bisa menguatkan diri jangan sampai aku mulai terusik dengan zina yang tak nampak Astagfirullah.

-

"Waa Maa Syaa Allah sudah mulai hapal yaa sama musiknya,nahh karena besok libur kakak ada pr buat kalian. Jadi besok tulis lagu apa yang sering ibu kalian nyanyikan untuk kalian. Pas hari Senin kasikan ke kakak yaa", ucapku pada anak anak

"Iyaaaaaa kaak" Jawab mereka serempak

"Nah sebelum pulang ayo doa dulu"

Ketika semua anak anak sudah pulang aku pun langsung berpamitan pada Rara dan yang lain.

-

-

-

Sekarang aku sedang didalam cafe dan waktu sudah hampir jam 4, kami memang membuat janji jam 4 sore. Jadi aku tinggal menunggu saja.

Saat sedang menunggu aku melihat ada orang yang tak asing yang sedang mengobrol dengan salah seorang kariyawan, hemm dia seperti kak Aiden, kakak kelasku saat SMP, saat ingin menghampirinya Pak Hendrawan sudah duluan datang.

"Assalamualaykum, mbak embun ya?", ucapnya

"Waalaykumussalam, iya pak saya embun. Silahkan pak duduk dulu", kataku mempersilahkan

Kamipun mulai membicarakan hal-hal apa saya yang harus dipersipakan untuk besok, dan syukurlah Pak Hendrawan sangat baik dia sangat antusias untuk melihat penampilan kami besok, dan bersemangat untuk bisa membantu hal-hal yang diperlukan.

"Mungkin sudah cukup ya nak Embun semoga besok berjalan dengan lancar jangan lupa sebelum jam 9 sudah ada ditempat ya", ucap pak Hendra

"Aamiin, Insya Allah pak kami akan tepat waktu. Terimakasih pak sudah mempercayai kami", sautku

"Ya sudah saya pamit dulu Assalamualaykum"

"Waalaykumussalam waromatullahi wabarokatuh"

Saat aku sedang bersiap-siap pulang tiba tiba ada yang memanggilku

-

-

-

"Eh kamu embun kan"

Pov and

Embun PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang