1

957 166 12
                                    

Happy reading😀



Byurrrrr

Yujin memejamkan matanya, tangannya terkepal menahan amarah. Sedetik kemudian tangannya ia angkat untuk menghapus jejak-jejak air diwajahnya.

"Dasar manusia tak tau diri"

Makian kembali ia terima dari wanita paruh baya yang duduk di depannya.

"Maaf jika itu permintaan anda, saya tidak bisa memenuhinya" jawab Yujin penuh percaya diri

"Ckk... tidak tau diri. Pria sepertimu berharap menikahi putriku? Hahaha berhentilah memanipulasi otak bodohmu itu. Kau tidak pantas untuk putriku. Sangat tidak pantas" ucap wanita paruh baya itu dengan sedikit penekanan di akhir kalimatnya

Yujin hanya diam tak menanggapi perkataan wanita paruh baya itu.

"Sebelum kau berhenti menemui putriku, aku akan terus mengganggumu"

Wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya. Sebelum ia berjalan keluar dari cafe itu ia sempat menatap sinis Yujin.

Sepeninggal wanita paruh baya itu, Yujin menghela nafas berat. Ia menunduk. Walau sekuat apapun ia menahan sakit hatinya, ia juga tetaplah seorang manusia. Mata yujin memerah tapi ia tak sampai menangis. Dadanya sesak. Ini buka kali pertama ia mendapatkan perlakuan seperti ini dari orang tua Minju. Kim Minju kekasihnya.

Yujin berdiri. Ia tidak ingin lebih lama lagi menjadi tontonan para pengunjung cafe. Ia kemudian melangkahkan kaki ke kasir untuk membayar tagihan. Setelahnya ia keluar meninggalkan cafe itu.

When it gets hard i get a little stronger .........

Nada dering ponsel Yujin berbunyi

Minju

Nama Minju tertera disana. Ia pun menggeser tanda hijau lalu mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Halo"

"......."

"Kuliahku telah selesai. Kenapa?"

"......."

"Baiklah, tunggu aku disana"

Bip

Sambungan telpon terputus. Yujin melanjutkan langkahnya. Sebelum menemui Minju, ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya untuk mengganti pakaiaannya yang basah.

^^^

"Yujiinnnnnn"

Yujin tersenyum. Dilihatnya Minju berlari kecil menghampirinya yang baru saja sampai di taman tempat mereka janjian.

"Kenapa lama sekali?" Tanya gadis berkulit putih, berambut hitam itu

"Tadi macet, dan kau tau motor tuaku itu tadi sedikit membuatku repot"

"Ya sudah, ayo"

Minju menarik tangan yujin. Tangan mereka saling bertautan. Mereka lalu duduk di sebuah bangku taman. Tangan mereka masih bertautan tak ingin lepas.

"Bagaimana harimu? Menyenangkan?" tanya Minuu menatap Yujin

"Tentu saja menyenangkan! Apalagi sekarang aku bersamamu" Yujin tersenyum tulus menatap kekasihnya.

"Yujin"

"Hmmm"

Minju menyandarkan kepalanya di bahu Yujin. Sedangkan Yujin langsung memeluk Minju dari samping.

"Aku tau hari ini ibuku menemuimu lagi"

"Lalu?"

Minju mengeratkan genggamannya.

"Aku minta maaf" Minju merasa sedih, matanya mulai berkaca-kaca tapi ia tidak ingin Yujin tau.

Yujin mengelus sayang kepala Minju.

"Tidak apa-apa"

"Tapi yujin aku...."

"Aku mencintaimu Minju"

Yujin memegang bahu Minju lalu membuat Minju menghadapnya.

"Bahkan jika sesulit apapun, yang kulakukan hanya bisa bertahan. Ini bukan sekali dua kali, aku sudah biasa untuk itu. Asal kau ada disisiku, itu sudah cukup. Jadi berhenti meminta maaf"

Minju sudah tak tahan lagi. Air matanya akhirnya jatuh. Ia memeluk Yujin erat. Yujin membalas pelukan Minju. Ia mengelus sayang kepala Minju. Bagi Yujin, sesakit apapun dia asal minju selalu ada pada jarak pandangnya itu tidak menjadi masalah.

"Aku juga mencintaimu Yujin, tetaplah disisiku"





😑😑😑

Tbc




_nim akhirnya up 1 chapter😀

Sebenarnya ini pengalihan dari mampetnya otak _nim dalam melanjutkan cerita Paralyzed

Sekian dan......

Salam hangat!

_nim

A Little BraverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang