Happy reading 😁
Senyum mengembang diwajah para karyawan dan buruh yang ada dipelabuhan itu. Seiring dengan detak jantung yang berpacu.
Siapa yang akan melewatkan kesempatan?
Kesempatan untuk menatap bidadari dalam tubuh seorang manusia. Wajahnya menggambarkan keindahan, senyuman yang merekah menambah poin kecantikannya. Rambutnya yang tergerai bergerak halus seiring langkahnya.
Kim Minju
Gadis bermarga Kim itu tak lupa selalu tersenyum ramah pada pegawainya. Bukannya Minju tak tau dengan setiap pujian yang orang-orang lontarkan padanya. Tapi mengingat dirinya sudah bertunangan, setidaknya dia menjaga sedikit martabatnya.
"Selamat pagi direktur Kim" sapa seorang yang diketahui adalah manager digalangan kapal itu.
"Selamat pagi" jawab minju dnegan senyum ramahnya
"Apa rencana anda pagi hari ini?"
"Saya hanya ingin berkeliling melihat proses pembuatan kapal kita"
"Oh baiklah, mari ikut dengan saya"
Minju berkeliling mengamati proses pembuatan kapal yang sedang ia tangani sekarang. Dikepalanya sudah terpasang topi keselamatan, ya tentu saja dirinya harus mematuhi syarat keselamatan kerja.
"Sampai sejauh mana perkembangannya"
"Sudah 80% direktur, sementara kami menunggu kedatangan bahan baku untuk tahap akhirnya" jawab sang manager
"Bagus kalau begitu, dan tolong bekerjalah dengan baik. Kau tau pasti kapal ini merupakan proyek terbesar kita sejauh ini"
"Tentu saja direktur, anda percayakan saja pada saya"
^^^
Minju menyandarkan badannya di kursi kerjanya. Rasanya ia sangat lelah dengan kunjungan singkatnya ke Okpo tempat galangan kapal perusahaannya berada.
Minju mengambil telpon kantornya. Menekan beberapa angka kemudian menunggu si penerima mengangkat panggilannya.
"Datang ke ruanganku sekarang"
Minju menutup panggilannya, kemudian kembali menyandarkan badannya. Hingga lima menit kemudian suara lintu terbuka menyadarkannya.
"Kenapa kau lama seka----li" ucap Minju, tapi orang yang datang bukan orang yang ditungguinya
"Jeongyeon"
"Hai sayang!" Ucap Jeongyeon kemudian berjalan menuju Minju, membungkkukan badannya sedikit. Saat bibirnya hampi mengenai bibir Minju. Minju menggerakkan kepalanya ke samping menolak perlakuan Jeongyeon. Sedangkan Jeongyeon hanya menghela nafasnya kesal.
"Tidak sibukkan? Hari ini ayo makan siang diluar"
"Aku sedang sibuk Jeongyeon, aku tidak bisa"
"SIBUK SIBUK DAN SIBUK! SELALU ITU SAJA ALASANMU" Jeongyeon mulai emosi
"Kau tidak lihat dimejaku ini, berkas masih banyak yang belum ku selesaikan!" Ucap Minju mencoba untuk tetap tenang
"AKU INI TUNANGANMU KIM MINJU"
"LALU APA?" ucap Minju terbawa emosi
"SETIDAKNYA KAU MENGHARGAI KU! INGAT MINJU! INGAT. KAU SENDIRI MENERIMA PERTUANGAN INI" ucap jeongyeon kemudian meninggalkan ruang kerja Minju.
Minju menatap kepergian Jeongyeon sedih. Minju membaringkan kepalanya di atas meja kerjanya. Pipi kanannya ia biarkan menyentuh dinginnya meja yang terbuat dari kaca itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Braver
Storie d'amoreSedikit kisah tentang perjuangan seorang Ahn Yujin untuk kekasihnya Kim Minju. Latar sosial yang berbeda adalah penghalang keras dalam hubungan mereka. Mampukah Yujin bertahan?? Bisakah Minju menunggu??