Prolog

80 6 0
                                    


Prolog :

Dua pasang remaja berseragam putih abu-abu mengendap-ngendap menuju belakang gedung sekolah. Dua remaja perempuan memakai ranselnya masing-masing sedangkan dua remaja laki-laki itu, jangankan membawa ransel, buku-buku pelajaran saja jarang mereka bawa. Paling seringnya mereka menitip buku mereka kepada pacar-pacarnya yang setiap hari berangkat ke sekolah bersamanya. Dengan saling bahu-membahu, mereka berjuang melewati pagar tembok.

"Yang cowok balik badan dulu. Awas aja kalau ngintip,"seru Anin memperingatkan. Alhasil para cowok terkekeh seolah ketahuan lalu balik badan. "Udah pernah liat juga," kekeh Farhan yang langsung ditatap geram pacarnya, Anin. "Apaan!" protes Anin meronta-ronta tidak setuju. Pasangan lainnya hanya terkekeh penuh arti.

"Aak," pekik Nacita kesakitan ketika akan turun dan kakinya tidak menemukan tempat berpijak. Ia terjun bebas. "Cewek lu, Gam!"" teriak Farhan. Agam yang mendengar itu seketika memanjat tempok seperti tarzan.

"Kamu nggak apa-apa, Cit?" tanya Agam khawatir melihat pacarnya kini menangis tersedu-sedu menengadahkan tangannya yang lecet sedikit berdarah. "Ini berdarah, perih," rengek Nacita kesakitan. Agam langsung mengambil tindakan meniup tangan pacarnya itu meskipun tidak sepenunuhnya menghilangkan rasa sakit.

"Lebih perih yang mana, Cit, sama yang pertama kali berdarah," ujar Farhan tertawa. Cowok itu langsung dicubit Anin akibat ucapannya. "Kurang aja lu, Han." Agam geram lalu menendang pantat Farhan. Cowok itu langsung lari menghindar dari kejaran Agam.

Nacita, Agam dan Farhan sudah berteman sejak di bangku SMP. Sementara Farhan bertemu Anin saat di SMA. Farhan itu sangat playboy. Barulah bersama Anin ia tidak lagi gonta ganti pacar, hanya saja putus-nyambung. Sementara pasangan Nacita-Agam adalah pasangan terharmonis sepanjang mereka hidup. Nacita dan Agam sudah menjalin kasih sejak lama dan tak pernah putus sejak hari pertama mereka jadian. Mereka pun terkenal sebagai pasangan serasi di SMA Jaya Bangsa.

Mereka adalah perumpamaan sosok pasangan muda yang dimabuk asmara di usia belia, lalu dibuai olehnya, hingga tidak tahu cara mengatasinya. Anak-anak jaman sekarang memang terlalu semangat untuk jatuh cinta. Selamat membaca.

____

Tinggalkan vote dan komentar ya agar cerita ini cepat lanjut... terima kasih..

Nacita Eltasya Karim

Agam Arjuna

Zahwa Nurhalika

Sahira

Yusuf

Farhan-Anin


Cinta Jangan BercandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang