04(Empat) : Makaroni Keju_____
"Aku gak pernah ngelarang mama untuk nyari pengganti Papa untuk aku."
Ruang keluarga kembali mendingin. Di temani dua cangkir teh hangat yang belum tersentuh. Mama menutup laptopnya lalu mengerahkan semua pandangannya ke arah Riella.
"Mama sudah bilang untuk gak mengungkit pembicaraan ini lagi Rie."
"Aku mau mama bahagia dengan siapapun laki - laki itu."
"Rie, cukup sebelum mama marah."
Riella menghembuskan nafasnya kasar, mengeratkan pegangannya pada sofa.
"Tapi tolong jangan dengan laki - laki seumuranku."
PLAK!
Tamparan di pipi kiri Riella yang cukup membuatnya biru. Dengan terisak Riella berlari ke kamarnya.
Dia benci hidupnya
Dia benci ibunya.
...
Riella terisak di balik selimut tebalnya. Memutar lagu keras - keras agar ibunya tidak mendengar kalau dia menangis.
Tapi setelahnya, Jendela persegi panjang dengan gorden merah marun itu di ketuk pelan oleh seseorang di luar. Riella berjalan tergesa. Dengan segenap keberanian membuka jendela kamarnya.
Ia hampir berteriak mengetahui seorang laki - laki sedang berdiri tegak di balkon kamarnya dengan sekotak makaroni keju yang ia tahu persis dimana laki - laki di depan ini membelinya.
"Kamu gila?"
Riella hendak saja memukul kepala si lelaki saat ia masuk ke kamar Riella.
"Mau ngapain? Nanti mamaku marah kalau kamu masuk ke kamarku."
"Tante Diana?"
Riella mengangguk pelan mengiyakan tapi tentunya dengan tampang masih galak karena dia kesal cowok di depannya ini tidur telentang di kasurnya.
"Aku sudah bertemu tante Diana tadi di bawah lalu aku bilang ingin bertemu kamu. Dia hanya bilang masuk saja kamarnya yang pintu coklat dekat tangga."
"Lalu kenapa masuk lewat jendela?"
"Jendela?'
"Iya Keenan. Kamu masuk lewat JENDELA."
"Oh, itu jendela.... ku kira pintu hehe."
Riella benar - benar mau membunuh orang ini kalau tidak dosa. Untung senyumnya manis dan Riella suka.
"Habis menangis ya?"
"Sok tahu."
Keenan memposisikan tubuhnya untuk sejajar dengan Riella yang sedang duduk di kursi meja belajarnya. Tangan kanannya terulur mengarah ke gadis di hadapannya itu yang malahan hanya di balas raut bertanya dari Riella.
"Ngapain sih? mau salaman?"
"Iya."
Keenan buru - buru menyambar tangan Riella yang ada di hadapannya.
"Nama saya Keenan Arazam, usia 17 tahun. Saya akan menjadi orang pertama yang memastikan saudari Riella Adinda selalu bahagia."
Tak di sadari kurva lengkung terbentuk di bibir Riella secara sempurna. Dalam posisi masih berjabat tangan, Riella bertanya pada Keenan.
"Memangnya bagaimana caranya membuatku bahagia?"
"Ini." Ujar keenan menunjuk kotak putih di tangannya.
"Apa?"
"Makaroni keju."
"Saat aku membelinya, bapak yang menjual bilang kalau orang makan makaroni keju ini, dia akan bahagia." Lanjutnya.
"Gak percaya."
Riella berujar menantang. Keenan tersenyum menanggapi. Sepersekian detik Keenan langsung berdiri dari tempat ia duduk.
"Aku pulang dulu ya Riella."
Riella agak kecewa. Tapi di tutupinya dengan menganggukan kepala singkat.
Keenan pun beranjak menuju jendela lalu melompatinya tanpa suara."Sini tangannya." ujar Keenan.
Di balas uluran tangan dari Riella yang langsung di kecup singkat oleh Keenan. Riella yang kaget refleks menarik tangannya yang tetap di tahan Keenan.
"Aku gak sempat cium tangan ibumu. Jadi, aku cium tangan anaknya."
Keenan kamu berhasil, aku gak sedih lagi. Makasih
...
Vote sama comment ya, biar akunya tahu kamu sayang aku atau gak-
<3