2

11 2 0
                                    

"Na..Nath..Nathan?!" Pekik wanita itu. Ia menunduk malu. Sedangkan Nathan menatapnya keji, seperti tidak ada ampun untuknya.

Jujur sejujur-jujurnya, Nala ingin tertawa keras melihat ekspresi Nathan yang keji itu. Baru pertama kali ia melihat si 'adik manja' nya bersikap bengis begini, jelas sekali bertolak belakang dengan sikapnya di rumah.

"Gue bilang ke lo sekali lagi!! GUE BUKAN PACAR LO!" bentak Nathan. Ia benar-benar marah.

Nala tersentak kaget. Ia baru pertama kali melihat Nathan semarah ini. Nathan menatap Nala sebentar lantas kembali menatap gadis menyebalkan itu.

"Cukup,gue gak mau denger lo nyebut-nyebut gue pacar lo titik!!" Napas Nathan menderu kencang, berusaha menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya.

"Makasih Nath," Ucap Luna tiba-tiba,entah apa yang terlintas dipikirannya, Luna berani berbicara pada orang yang sedang emosi.

"Iya," Jawab Nathan Singkat. Ia melepas genggaman tangannya lantas berlalu. Sesekali ia menoleh kebelakang menatap Nala.

🥀🥀🥀

"Kok Nathan bisa semarah itu? Trus cewek tadi siapa? Trus hubungannya sama Nathan apa?" Tanya Nala beruntun. Membuat Luna menatap heran Nala.

"Banyak amat La, kayanya lo nge-bias Nathan deh, bisa-bisa jadi Stalker rahasianya Nathan lagi," kekeh Luna.

Jelas lah kenapa Nala bertanya hal ini. Nathan itu adiknya, mana mungkin Nala tidak tahu menahu tentang adiknya.

"Cewek tadi itu Erina, cewek popular. Dulu, waktu kelas 10 Nathan nembak Erina, tapi Erina nolak Nathan demi seorang cowok kasar, siapa ya namanya? Jefan atau Devan? Pokoknya itu deh, nah setelah tahu kalau Jefan/Devan itu kasar Erina minta putus dan berusaha ngejar-ngejar Nathan lagi deh," Jelas Luna. Ia masih gregetan dan berusaha mengingat-ingat nama mantan Erina itu.

"Ooh," Jawab Nala sambil mangut-mangut.

Ternyata Nathan pernah suka dengan seseorang, dan itu adalah Erina Calista, wanita yang kasar bagi Nala, dan entah kenapa dada dan hatinya terasa sesak saat Luna mengatakan bahwa Nathan pernah 'menembak' Erina.

"Lo hobi ngalamun yah?" Tanya Luna, ia melambaikan satu tangannya tepat diwajah Nala.

"Gak lah, aneh lu, yuk balik kelas, siapa tahu gue bisa ketemu cogan," ajak Nala. Luna mengangguk, ia mengambil ponselnya lantas mengekor di belakang Nala.

"Eh, lu tadi bilang ada 3 cogan yah di sekolah ini?" Tanya Nala, ia sesekali menatap Luna yang berada 2 langkah di belakangnya.

"Iyah, Nathan, Yudhist, dan Keeas, mereka gantengnya bisa maximal gitu ya? Gue bingung maknye ngidam apaan ya dulu?" Seru Luna, ia berusaha menyamai langkahnya dengan langkah besar Nala.

🥀🥀🥀

"Eh Bim, bocah-bocah pada ngapain tuh keluar semua?" Tanya Luna disela menyalin catatan dari buku Nala.

"Tuh! Liat aja ndiri di Papan pengumuman!" Seru Bima tak acuh.

Luna menatap Nala, mengisyaratkan agar mereka pergi kesana. Nala mengangguk, tanda ia setuju.

Papan pengumuman sudah ramai oleh siswa-siswi yang berebut untuk melihat apa yang tertempel disana.

Nala berusaha celingak-celinguk untuk mencari tahu apa yang tertempel di papan pengumuman. Sayang, tubuhnya hanya terhimpit disela-sela orang yang juga sama dengannya, mencari tahu.

B R O T H E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang