Ya Allah,
Kau hadirkan begitu indah proses pendewasaan, proses bertambahnya ketakwaan, proses penguat keimanan, hingga setiap yang jatuh perlahan mengajariku cara bangkit kembali, berdiri tegap kembali, tersenyum kembali.
Mungkin memang Aku pun pernah hilang saat itu. lemah, payah, tak tau aku siapa. yang aku tau hanya menyesakan dada saja, melumpuhkan rasa juga.
Aku pun bahkan sempat membuat ruang sendiri, yang kubuat hanya ada aku dan Tuhanku. Kuperjelas semuanya kuceritakan semuanya apa-apa yang membuat pusing kepalaku, sesak dadaku, tak berfungsi satu lobang hidungku.
Akhirnya perlahan aku bangun lagi jembatan itu, aku kokohkan lagi bangunannya, aku beri perekat yang kuat agar tak lagi goyah.
Perlahan, kutarik lagi simpul manis senyum dibalik kain itu, kutatap lagi orang yang sangat menyayangiku, sampai air mata saja tak berani lagi meminta ijin aku agar aku jatuhkan sisanya, biar lega begitu..
Ya Allah,
Jika boleh meminta lagi, berikanlah kebahagiaan yang sewajarnya karena aku takut tak mampu melawan kesedihan di masa yang ada didepan..