6. Show

1 0 0
                                    

Nara memasuki rumahnya. Sepi. Gelap. Sunyi. Seperti tak ada kehidupan.  Nara mencari saklar lampu dan,

Ceklek

"Aaaaaa!!!!!" Jerit Nara.

"Ci Nara... Isshh cici.... Ini Shena, ci." Ucapnya sambil memegang tangan Nara.

"Astaga Shenaaa!!! Kamu ngapain pake masker mamah?" Ucap Nara kesal lalu duduk di sofa.

"Perawatan dong, ci." Ucapnya sambil mengikuti duduk di sebelah Nara.

"Kok belum tidur, sih? Nggak ngantuk apa?" Tanya Nara.

"Kalau aku udah ngantuk, ya aku tidur lah." Ucap Shena sambil memainkan ponselnya.

"Dih? Lo masih esempe lho. Nggak boleh tidur malem malem." Ucap Nara pada Shena.

"Ah elah, ci. Anggap aja Shena lagi latian menghadapi kehidupan SMA nanti, kaya cici." Ucapnya sambil melirik ke arah Nara.

"Fine! Tapi, sekarang mending lo cuci muka, bersihin tuh masker, lalu tidur. Besok gue mesti berangkat awal." Jelas Nara sambil beranjak dari duduknya dan pergi ke kamarnya.

"Besok juga libur, ci. Shena mau lanjut nonton drakor deh. Bubayy!!" Ucap Shena mengikut langkah kaki Nara.

🐾

"Sheenaaa... Sheee." Ucap Nara menggoyang goyangkan tubuh Shena.

"Apa sih, ci? Shena masih ngantuk." Ucapnya kembali tidur.

"Cici mau berangkat. Kamu jangan lupa sholat, mandi, sarapan." Ucap Nara pada Shena yang masih setia dengan mata terpejam.

"Iya, Ci..." Gumam Shena.

Nara hanya menghela nafas, lalu pergi meninggalkan Shena. Nara melihat arlojinya. Pukul 5 pagi. Masih terlalu pagi, sih. Tapi, apa boleh buat? Semalam Keisya mengirim pesan padanya, menyuruh Nara untuk berangkat lebih awal dan membantu untuk make up anak-anak teater.

"Yuk!" Ucap seseorang didepan gerbang rumah Nara.

"Astagfirullaahh!!! Ngagetin aja. Ngapain disitu?" Tanya Nara sedikit kesal.

"Nih! Keisya yang nyuruh gue buat jemput lo. Lo lama banget sih." Ucapnya sambil menunjukkan ponselnya pada Nara.

Nara menghela nafas lelah.
"Sorry. Gue di rumah sendiri. Ralat. Cuma sama sepupu gue. Jadi, ya gue masak dulu, lah." Ucap Nara singkat.

"Ya udah, yuk. Cepet. Lo udah di tunggu." Ucapnya sambil memberikan helm pada Nara.

"Dara, gimana?" Tanya Nara setelah duduk di jok motor.

"Udah di jemput." Ucapnya lalu menjalankan motornya.

"Air keraaann!!!! Jangan ngebuttt." Teriak Nara sambil berpegangan kuat-kuat di jaket Aran. Aran pun memelankan laju motornya, dan tersenyum tipis.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di tujuan. Mereka langsung menuju ruangan untuk merias siswa.

"Nah! Ini dia. Lama banget sih lo jemputnya." Ucap Keisya.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang