Kebetulan Apa Takdir ?

17 3 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama Nanta masuk sekolah ,setelah dua minggu menjalani libur kenaikan kelas .

Ada sedikit yang berbeda kali ini dengan dirinya, ya.. Tidak biasanya nanta bersemangat seperti ini. Biasanya nunggu di teriak i bundanya baru ia bangun.

Hahahaha bunda adalah alarm terbaik nanta,bagaimana tidak baru denger suaranya manggil saja dirinya langung bergegas bangkit dari kasur.

Oh iya biasanya nanta berangkat ke sekolah bareng abangnya, Aryasa Adidari ,nanta sering manggilnya bang aya, bang aya adalah gojek pribadi nanta yang sudah menentap bekerja di bundanya,hehehe.

Bang Aya begitu sayang kepada nanta,karena nanta adalah adik satu satunya,tak heran jika bang aya selalu protektif ke nanta melebihi bundanya sendiri.

Hari ini bang Aya ada kuliah pagi,jadi nanta terpaksa harus naik angkot kesekolah.

"Dek nanti hati hati ya,kalau ada apa apa dijalan langsung gercep nelfon abang",ucap bang aya sembari ngebenerin helm nya.

"iyee iyee,lagian sih abang nggak mau nganterin" Nanta memanyunkan bibirnya yang menandakan dia kesal karena tidak diantar abang kesayangannya itu .

"Yaelah dek,abang juga baru dapat info tadi shubuh,yaudah ya kamu ati ati abang berangkat dulu" sambil mengacak ngacak rambut nanta.

" woyy abang jadi berantakan nih" teriak nanta ke abangnya yang baru saja keluar dari rumah,dan suara teriakan nanta tersebuti membuat bundanya terkaget.

"Aduh adek ada apa sih dek,kenapa pagi pagi udah teriak aja,lagian ini udah jam berapa ,kamu nanti telat loh" ucap bundanya.

"itu bun tadi abang,yaudah ya bun nanta berangkat sekolah dulu,Asaalamualaikum bun",Salim tangan bundanya.

"Waalaikum salam nak"mencium pipi nanta.

Sesampainya di pinggir jalan nanta melihat sekelilingnya,

"Kok sepi,perasaan ini baru jam 6 deh,kok nggak ada angkot lewat ya" Gerutu nanta kesal sambil memainkan hp nya.

Karena terlalu asik memainkan hp nya,nanta sampai tidak mengerti bahwa sekarang sudah jam 6 lebih seperempat dan itu artinya 15 menit lagi bel masuk sekolah nanta berbunyi.

Hingga akhirnya nanta tersadar ada kaleng yang menepuk jidatnya.

"Aduuh,siapa sih nih lempar kaleng seenaknya,dasar manusia jaman sekarang tidak punya rasa cinta lingk........"

belom selesai nanta meneruskan omelannya tadi dia terdiam melihat sosok cowok diatas motor gede merah itu.

" Heh lu sini turun,dasar lu ya,nggak punya mata apa emang,kalau mau buang sampah itu noh,ditempat sampah bukan di jidat gua" teriak nanta kesal.

Cowok itu hanya diam tidak meladeni perkataan nanta tadi,hingga akhirnya cowok tersebut menyuruh nanta naik ke atas motornya.

"Eh lu mau sekolah kan,ini udah mau bel ... ....naik cepet,angkot ga ada yang lewat soalnya ada operasi jalan hari ini". Ucap cowok misterius itu sambil memberikan kode ke nanta untuk naik ke atas motornya.

"Gua naik motor lu? Ogah banget",ledek nanta.

"Yaudah kalau ga mau,percuma buang buang waktu" sahut cowok misterius itu.

Baru saja ia membunyikan motor nya eh ada suara yang teriak

"Woy tunggu ,iya gua bareng lu,inget ya ini terpaksa", teriak nanta sambil naik ke atas motor gede itu.

Selama diperjalanan cowok misterius itu hanya diam.Suasana menjadi hening,hingga suara dari dalam perut nanta terdengar keras.

"Aduuuh ini perut ngapain sih malu malu in",ucap nanta dalam hati.

Tiba tiba cowok misterius itu bertanya pada Nanta

" lu sekolah dimana?",

nanta yang merasa suaranya kalah dengan suara motor cowok itu,menjawabnya dengan keras.

" Di SMA Negeri Tuna Bangsa 1".

Cowok misterius itu tidak membalas jawaban dari Nanta,melainkan ia tetap asik meneruskan perjalanannya.

Tidak lama kemudian mereka sampai di depan sekolah yang hampir saja tertutup.

"Turun lu",ucap cowok itu. "Apaan sih" ketus Nanta.

Cowok misterius itu tidak meninggalkan kata satu pun kepada Nanta,ia langsung bergegas masuk menuntun motor nya tadi kedalam.

Nanta merasa ada yang aneh,perasaan dia baru lihat cowok yang model nya kayak gitu di sekolahnya.

"Arghh sudah deh,bodo amat.ngapain juga gua urusin itu cowok",ucap nanta  sambil iya masuk ke dalam sekolahnya.

Ananta WulandariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang