Cuaca hari ini cerah. Udara kota Incheon terasa hangat di pertengahan bulan juni. Sehangat hati Kim Hyo Ri. Sejak semalam ia tak sabar menunggu saat ini tiba. Hari ini, Lee Dong Hee akan pulang. Kekasihnya itu ditugaskan kantornya ke London untuk pelatihan manajemen toko modern selama dua bulan. Ia ingat pembicaraannya terakhir dengan Dong Hee,sebelum kekasihnya itu pergi. Dong Hee berjanji akam melamarnya sepulangnya dari sana. Hyo Ri sudah membayangkan indah dan romantisnya momen lamaran Dong Hee nanti,karena itu ia tak sabar menunggu pertemuannya dengan Dong Hee hari ini.
Pukul 14.50 KST (Korea Standard Time),tapi Hyo Ri belum juga melihat tanda tanda kemunculan Dong Hee dari terminal kedatangan pesawat international di Incheon International Airport ini. Matanya mulai lelah sedari tadi memerhatikan setiap yang lalu lalang. Dalam emailnya terakhir dua hari lalu,Dong Hee bilang ia akan tiba hari ini pukul 13.45 KST di bandara ini. Mungkinkah Dong Hee berhanti jadwal pesawat tanpa sepengetahuan Hyo Ri?
Sekali lagi Hyo Ri melihat papan digital pengumuman kedatangan pesawat. Korean Air dari London memang telah tiba sejak pukul 13.45 tadi. Tapi,dimana Dong Hee? Berkali kali iya mencoba menghubungi ponsel Dong Hee,tetapi ponselnya itu tidak aktif. Apakah Dong Hee telah mengganti nomor ponselnya dengan nomor lokal korea? Hyo Ri memutuskan masih ingin menunggu. Ia harus sabar. Ia telah menunggu 2 bulan lamanya. Tidak apa apalah menunggu beberapa jam lagi.
Beberapa jam lagi itu mulai menjadi berjam jam yang meresahkan. Waktu telah menunjukan pukul 19.35 KST. Dan masih belum ada tanda tanda kehadiran Dong Hee. Tentu saja ini aneh sekali. Jika memang Dong Hee membatalkan kepulangannya hari ini,harusnya ia mengabarkan kepada Hyo Ri. Sungguh keterlaluan Dong Hee membiarkannya menunggu selama ini tanpa kepastian. Tapi Hyo Ri sendiri adalah gadis yang keras kepala. Ia penasaran. Berharap pesawat Dong Hee hanya terlambat datang. Ia masih ingin menunggu satu atau dua jam lagi.
Hyo Ri pergi ke salah satu kafe yang tersedia di dalam Airport. Ia memesan segelas soju. Malam ini terasa dingin. Ia ingin menghangatkan tubuhnya sedikit. Pukul 21.25 KST. Hyo Ri menghela nafas panjang. Sepertinya penantiannya harus berakhir sekarang. Ia harus segera kembali ke Seoul yang berjarak satu jam perjalanan dari Incheon. Sebelum pukul sepuluh malam,masih ada Airport Express Train menuju Seoul.
"Dong Hee,apa maksudmu menelantarkan aku seperti ini?"
Tiba tiba saja Hyo Ri ingin segera pulang,lalu ingin segera mengirimkan Email protes kepada Dong Hee.
***
Sudah tiga hari Hyo Ri menunggu email balasan dari Dong Hee. Tapi belum diterima nya juga. Membuatnya benar benar cemas. Apa yang telah terjadi pada Dong Hee? Apakah pesawat nya kecelakaan? Tapi ia telah mencari di semua berita baik online,cetak atau televisi,ia tak mendengar ada kecelakaan pesawat dalam tiga hari ini. Penantian ini sungguh membuat pikiran Hyo Ri kalut. Pagi ini ia berdandan rapih seperti biasanya. Siap berangkat kerja tepat pukul tujuh pagi. Melahap sarapan yang disiapkan ibunya bersama adik perempuan dan ibunya. Setelah selesai ia berpamitan lalu melangkah keluar rumah.
Tak ada yang tahu,sesungguhnya hari ini ia tidak pergi ke tempat biasa kerja. Sudah hampir dua minggu ini ia tidak lagi bekerja di tempat biasa,sebuah galeri pakaian kecil di daerah Insadong. Toko kecil itu menjelang bangkrut. Kini hanya menjual pakaian produksi pabrik. Artinya,keahlian sebagai perancang mode pakaian tidak dibutuhkan lagi ditempat itu. Ibu dan adiknya tak boleh tahu ia sudah tak bekerja lagi. Mereka pasti akan khawatir. Sejak Ayahnya meninggal,Hyo Ri bertugas menjadi tulang punggung keluarga. Butuh banyak biaya untuk membayar uang sewa kamar flat dan biaya sekolah adiknya.
Hyo Ri menghela nafas pasrah. Hidupnya benar benar sempurna. Sempurna kacaunya. Kehilangan kekasih sekaligus pekerjaan. Ah,benarkah ia sudah kehilangan kekasih? Lenyapnya Dong Hee tanpa kabar memang telah mengantar firasat buruk dalam hati Hyo Ri. Ia berjalan perlahan. Sengaja ia memilih berjalan kaki untuk sekedar menghabiskan waktu. Rute perjalanan nya sejak hampir dua minggu ia masih tetap sama. Ia berpura pura pergi ke arah Insadong tempat bekerja nya dulu. Di Insadong ia melihat lihat lagi pertokoan disitu. Melewati tempat kerjanya sebuah galeri kecil yang kini berubah nama menjadi Chic Store. Kemudian ia berjalan menyusuri perindustrian di pinggir Cheonggyecheon Stream,sungai sepanjang delapan kilometer yang mengalir di tengah tengah Kota Seoul. Walau ada di tengah kota metropolitan,tapi air sungai itu masih terjaga kejernihannya. Sepanjang pinggiran sungai itu dipasangi dinding berhias keramik lukis dengan gambar gambar khas korea.
Dibagian ujung sungai terdapat Cheonggye Plaza,lapangan luas yang sering dijadikan tempat berbagai acara,seperti konser musik atau pameran. Di salah satu sisi lapangan,terdapat kubah ramping berwarna biru dan merah yang sepintas mirip pohon natal. Desain arsitektur ini diberi nama The Spring,rancangan arsitek Claes Oldenberg.
Aliran sungai ini bermula dari sebuah kolam dengan air mancur yang tiap jam nya menampilkan permainan air. Dari kolam itu kemudian air sungai terus mengalir membentuk air terjun kecil yang berlanjut sebagai aliran sungai Cheonggyecheon.
Cheonggyecheon direstorasi ulang tahun 2003 sebagai bagian dari proyek penghijauan kota. Dilintasi oleh 22 jembatan dan batu undakan,Cheonggyecheon menjadi tempat ideal untuk bersantai. Seperti yang dilakukan Hyo Ri saat ini. Ia duduk di salah satu batu undakan. Menghirup udara segar pagi hari dalam dalam. Lalu menghembuskannya perlahan lahan. Bunga warna warni musim panas tampak bermekaran menambah semarak suasana di tempat ini. Hyo Ri tersenyum menatap pemandangan indah ini. Suasana damai ini cukup menenangkan pikirannya yang sedikit kalut saat ia melangkah keluar rumah tadi.
Setelah puas beristirahat,Hyo Ri melanjutkan perjalanan nya sembari sesekali menikmati dekorasi unik yang terdapat di dinding sisi kanan kiri.
Hyo Ri mulai mencari cari tempat untuk makan siang. Pilihan nya jatuh pada sebuah restoran yang menyajikan kimbap. Ini adalah makanan termurah di tempat ini.Ia harus menghemat sisa gaji nya terakhir. Karena setelah ini,ia masih belum tahu akan mencari uang kemana lagi. Barusaja ia berniat memasukkan potongan kimbap pesanannya yang telah saja tersaji di meja ke dalam mulut nya, ia melihat sosok yang sangat di kenal nya berjalan di luar restoran itu,dari tempat nya duduk.
Hyo Ri mengerjapkan mata nya. Penglihatan nya tidak salah.itu adalah Dong Hee! Kekasih yang di tunggu nya 3 hari di bandara Incheon! Ternyata ia ada di sini! Ia membelalakan matanya. Dong Hee tidak sendiri,ia berjalan mesra dengan seorang perempuan cantik.
"KURANG AJAR" maki Hyo Ri dalam hati.
Ia kembali mengarahkan pandangan nya ke sosok lelaki tinggi kurang lebih 175cm dan bentuk proposional. Lelaki itu terlihat menawan dalam setelan jas lengkap dengan dasinya. Rambutnya tampak baru saja di cukur rapih. Hyo Ri tidak mungkin salah mengenali orang. Itu benar benar Dong Hee.
"Apa yang dilakukannya disini? bersama perempuan itu?"
Hyo Ri mendadak merasa sakit dalam hatinya. Dong Hee telah tega membuatnya khawatir selama 3 hari ini,mengira ia kecelakaan pesawat,ternyata Dong Hee sudah berada di Seoul dan terlihat bahagia bersama perempuan lain. Apa arti semua ini?
"Dong Hee...AWAS KAU Dong Hee! Berani beraninya kau mengkhinati aku!" Ujar Hyo Ri dalam hati perasaan nya kacau seketika.
Apakah ada penjelasan lain dari pemandangan yang dilihat nya ini! Dong Hee dan perempuan itu memang tidak berangkulan,bahkan tidak bergandengan tangan,tapi mereka saling menatap,tersenyum dan berbicara satu sama lain. Sepeti sepasang kekasih. Tidak,rekan bisnis tidak akan saling memandang dengan cara seperti itu. Hyo Ri yakin sekali ada hubungan spesial diantara keduanya.
"Dong Hee menkhianati aku?" Kata itu diulangi nya lagi,kali ini ia ucapkan dengan suara berbisik pada dirinya sendiri.
Lalu mata nya menatap tajam ke arah Dong Her yang kini berjarak sekitar sepuluh meter darinya. Kemarahan nya tiba tiba meluap.
"Lelaki itu berani beraninya bermain di belakangku? Setelah pengorbananku selama ini untuknya? Keterlaluan! AWAS KAU DONG HEE!" Bisiknya lagi dengan nada geram.
Ingin sekali ia mendatangi Dong Hee saat ini juga,lalu menampar wajahnya hampir saja ia nekat benar benar melakukan itu saat kemudian ia ingat,itu hanya akan merugikan dirinya sendiri. Setelah mengatur nafasnya yang memburu,menghirup udara dalam dalam,lalu menghembuskan nya perlahan,Hyo Ri mulai sedikit tenang. Logika nya mulai berjalan lebih jernih. Sebuah rencana tiba tiba terpetik di benaknya. Lebih baik ia pura pura belum melihat Dong Hee. Ia akan mendatangi Dong Hee seolah olah bertemu di sini tanpa sengaja. Hyo Ri ingin tahu bagaimana nanti reaksi Dong Hee jika mendadak melihatnya disini.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo*:・゚
Fanfic✤ "Pada Akhirnya Takdirlah Yang Menentukan Kepada Siapa 'Cinta' Diucapkan" ©2019 by nahee_ena00