pulang

2.5K 80 18
                                    

"Fateh....."

Teriakan itu mematikan indra pendengaran gen halilintar. Tak banyak ba bi bu, atta segera menyambar kunci mobil, sementara thariq dengan sigap menggending adiknya itu.

Kini, mereka tak peduli. Mau baju mereka basah, barlumuran darah, ataupun bau keringat. Yang mereka pikirkan adalah keselamatan adik ke delapannya itu.

+++++++++++++

Srek.. brak... ngik....

Suara gesekan roda bed terus menggema di telinga anggota gen halilintar. Mereka masih menangis, meratapi nasib adik ke delapannya itu.

Suara gesekan roda bed sudah tidak terdengar lagi. Tetapi suara hati mereka, masih terdengar. Mereka hanya merenung menunggu doktef keluar dari UGD.

Klek...

Terdengar suara pintu dibuka. Semua gen halilintar yang ada disitu langsung berdiri.

"Keluarga fateh halilintar?"

"Kami dok.."

"Bisa berbicara dengan orang tuanya?" Tanya dokter itu.

Sementara anggota gen halilintar saling bertatapan." Orang tuanya sedang keluar kota dok. Saya kakaknya." Lanjut atta.

"Hhhh begini, saya mau bilang jika pe..." omongan dokter dipotong oleh thariq." Dok, bisa berbicara pribadi saja?" Thoriq tak mau ingkar janji dengan fateh.

"Boleh"

"Ayo kak jid" thariq langsung menarik sajidah tanpa persetujuannya.

"Ayo kita masuk" atta mendahului adik adiknya untuk masuk ke ruangan fateh.

"Teh, please wake up. Kakak kangen kamu teh. Kakak minta maaf. Selama ini kakak salah. Kakak akui itu teh. Kakak khilaf teh. Please kamu bangun teh. Kamu boleh hukum kakak asal kamu bangun." Fatim menangis sembari menggenggam erat tangan fateh.

"Tim, abang tau kamu merasa bersalah, kita juga gitu tim. Tapi abang mohon kamu jangan terlalu larut dalam rasa bersalahmu itu..." saaih berkata pelan sembari menenangkan adiknya itu.

"Tapi bang..." ucapan fatim terpotong dengan suara telefon dari hp atta.

Ternyata umilah yang menelfon. Dengan perasaan ragu atta mengangkat telefon itu.

Call on

Atta: ha...halo umii.

Umi: atta, kalian dimana? Ini umi udah dirumah tapi kok nggak ada orang.

Atta: umi, umi langsung ke rumah sakit -------- ya.

Umi: siapa yang sakit ta?

Atta: fateh umi.

Umi: oh..
        
Atta: ya umi, cepetan kesini ya. Sekarang fateh lagi kritis.

Umi: apa?!

Atta: iya umi. Umi cepetan kesini ya.

Nutt.. nut... nut...

Terdengar suara telefon ditutup

"Kenapa bang?" Tanya sohwa.

"Umi udah pulang mim"

"Apa?!" Gen halilintar yang ada disitu tersentak kaget. Bahkan, saaih yang sedang makan permen untuk menenangkan dirinya, langsung menelan permen tersebut. Tak peduli apa yang ia rasakan.

"Uhuk... uhuk..." akhirnya remaja botak itu terbatuk setelak beberapa menit hanya terdiam dengan permen di tenggorokannya.

"Minum dulu ih" iyyah menyodorkan segelas air putih kepada adiknya itu. Tanpa ba bi bu saaih langsung meneguk air yang disodorkan kakaknya itu.

"Ah... makasih kak iyyah."

+++++++++++

"Apa dok?" Sajidah menutup mulutnya tak percaya." Iya, kankernya sudah menjalar ke paru parunya. Menyebabkan ia akan mudah sesak nafas. Ia juga bisa gagal organ secara tiba tiba tanpa diketahui."

"Cara mencegahnya ada dok?" Thariq seakan tersambar halilintar di siang bolong.

"Ada, yaitu dengan cangkok sum sum tulang belakang. Hanya itu cara terampuhnya"

"Oh, begitu. Kalau begitu terima kasih dok" sajidah mengakhiri pembicaraan itu. Ia sudah tak sanggup melanjutkannya. Berbeda dengan thariq adiknya. Ia masih kepo dengan semua yang dikatakan dokter.

Sajidah keluar terlebih dahulu. Thariq mengerti perasaan kakaknya. Ia membiarkan kakaknya menenangkan diri terlebih dahulu. Ia tak tertarik untuk menyusul kakaknya. Toh sajidah juga tak akan pergi jauh jauh.

Thariq lebih tertarik mendengarkan penjelasan dokter." Lalu dok,"

"Begini, di beberapa rumah sakit di jakarta memang sudah menyediakan alat untuk melakukan cangkok sum sum tulang belakang."

"Apakah di rumah sakit ini bisa?" Tanya thariq.

"Masih belum bisa. Mungkin kalian harus pergi ke rumah sakit yang lebih besar. Ini kartu nama teman saya. Dokter arman namanya. Ajak adikmu konsultasi disana. Insha allah dia bisa membantu adikmu"

"Oh begitu. Terima kasih ya dok. Kalau begitu, kapan adik saya bisa pulang?"

"Sebenarnya hari ini sudah bisa pulang. Tapi jangan biarkan ia terlalu lelah. Jangan lupa makan dan minum obat. Ingatkan adikmu untuk berhati hati saat bermain. Karena luka jahitan di kepalanya masih belum terlalu kering. Nanti bisa bisa luka itu terbuka lagi"

"Begitu ya dok. Baik, saya permisi dulu dok. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam"

+++++++++++++

"Welcome to we homeeeeee." Saaih berteriak menggemparkan semua orang dirumah.

"Kangen kamu sayangggg" ujar thoriq sembari memeluk tv.

"Segitunya kamu ya thor" sajidah mebertawakan tingkah laku adiknya. Padahal, baru tadi pagi ia menonton tv.

"Pelan pelan" ujar atta menuntun fateh. Sedari tadi fateh menolak untuk atta gendong.

Fateh menjatuhkan tubuh ringannya di sofa ruang keluarga.

"Kamu istirahat dulu. Nanti kalau mau apa apa minta tolong aja" ujar sohwa.

Fateh hanya mengangguk perlahan lalu menuju kamarnya dituntun oleh saaih.

________________

Hi guyssssss

Akhirnya author up cb lagi. Maaf ya kalian nunggu lama. Soalnya author juga habis selesai un dan biasa, author kan termasuk sahabat miss queen.
Hehehe

Jadi paket data author sekarat. Tiap mau up adaaaa aja gangguan.

Satu lagi, author mau nanya cerita ini mau sad ending atau happy ending? Komen di bawah ya...

Jangan lupa voment. Ok

why you hate me??? | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang