“Duh, sorry gue telat,” Dinda mengelap keringatnya sambil menatap memelas ke arah pacar bulenya, Alan.
“What just you said? Kamu sudah telat hampir tiga menit,” Alan menyeruput jus yang sudah habis setengah dengan raut wajah yang terlihat kesal.
Adinda Septiana, sudah hampir lima kali memiliki mantan-mantan bule jika kali ini ia diputuskan lagi karena ngaret, padahal ia baru beberapa menit jadian di chat dan langsung kencan sekarang.
“Edenda, you don’t wanna drink?” Dinda cengo, hampir semua pacar bulenya sulit memanggil namanya. Entah karena apa, akhirnya karena kasihan, Dinda memberi izin pacar-pacarnya untuk memanggilnya ‘Septi’ yang akhirnya menjadi ‘Safety’. Namun ia yakin, karena Alan sudah lama tinggal di Indonesia, ia pasti bisa memanggil nama ‘Septi’-nya dengan benar.
“Lo bisa manggil gue Septi.” Dinda dengan tidak sopannya menyeruput sisa jus milik Alan.
Alan terdiam, “Safety?”

KAMU SEDANG MEMBACA
STONE
HumorBule hunter. Itu adalah pekerjaannya. Tidak tahu apa yang mendasari hal ini, tapi ia menikmatinya. Menaklukkan hati ras-ras kaukasia seolah memberikan kepuasan sebagai penakluk Eropa baginya. "Maaf, telat." Kalimat klasik yang sering menjadi penyeb...