Nara terbangun dan membuka matanya ia sangat terkejut akan dirinya, oh bagai mana tidak, saat ini nara sedang memakai gaun pengantin dan ia sedang berada di ruang pengantin, bagaimana apa ini mimpi jelas saja tidak Nara mencubir bibinya dan ternyata ia tidak mimpi.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang sangat tampan dan berwajah dingin dan datar.
"saya tau kamu sedang butuh uang, saya akan bantu kamu tapi kamu juga harus bantu saya"ujar sang peria yang tidak Nara kenal.
"kamu siap? Apa yang kamu lakukan terhadap saya? Mengapa saya berpakaian seperti ini? "tanya Nara dengan nada tinggi.
"Nanti saya akan jelasin setelah pernikahan ini"jelas sang lelaki itu dan pergi meninggalkan nara.
***
Sesudah selesai acara pernikahan yang jelas-jelas nara tidak tau siapa lelaki ini yang sudah menjadi suaminya.
Nara dan peria itu sudah sampe di rumah sang peria itu.
"saya oh sehun saya seorang CEO di perusahaan Next grup, sesuai yang saya bilang saya akan melunasi hutang-hutang ayah kamu dengan lunas,karna kamu sudah batu saya"jelas sehun
"kenapa kamu tau tentang aku?"tanya nara dia sama sekali tidak mengerti apa yang di maksut lelaki yang di hadapanya.
"saya terpaksa menikah dengan kamu, karna nenek saya selalu menuntut saya untuk segera menikah"jawab sehun dengan nada lelah.
"oh jadi bapak di suruh nikah sma nenek bapak? Tapi kenapa harus saya? " tanya nara
"karna saat itu saya melihat kamu di supermarket yang lagi di tindas sama rentenir" jawab sehun dengan nada tenang. "tenang aja saya ga akan apain kamu, kamu dan saya beda kamar, kamar kamu dan saya bersebelahan" jelas sehun.
***
Kini nara sudah pindak ke rumah sehun, sesuai yang di jelasin sehun pada kemarin malam klo kita akan seperti sepasang suami istri hanya di hadapan nenek dan mamahnya sehun, ya ayah sehun sudah meninggal dunia 5th yang lalu,dan ia hanya tinggal dengan nenek dan ibunya, namun sehun sudah mempunyai istri jadi memutuskan buat pindah yang ia sudah beli.
Nara sedang menyiapkan sarapan untuk sehun, ya gimna lagi udh di kasih tumpangan tidur trs udh di lunasi utang-utangnya masa ia ga ngapa-ngapain di rumh, ya emang tugas seorang istri sih, istri yang hanya sebatas kontrak antar sesama dan saling menguntungkan satu sama lain,hemm.
"pak ini sarapannya di makan dulu"tanya nara ke sehun yang masih sibuk memakai dasinya.
"iya sebentar saya lagi pake dasi dulu"sahut sehun tanpa menoleh ke nara.
"sini saya bantu"ujar nara dan langsung memakaikan dasi untuk sehun, tanpa nara sadar sehun sedang memperhatikan nara. "nih pak udah selesai" tanpa jawaban dari sehun nara melihat tatapan sehun yang sedang menatapnya.
"ga ush panggil saya pak, panggil aja saya sehun, umur kita juga ga beda jauh" saut sehun.
"hem-baik pa-eh sehun"jawab nara dengan gugup, pipinya yang merona sedang terbakar serperti kepiting.
"oh iya nnti siang saya akan jemput kamu di rumh, kita bakal ke rumh mamh" titah sehun yang sedang menyantap sarapannya.
"okey, nnti abis saya masak,saya telpon bapak"jawab nara denga sopan.
"jangan panggil saya bapak dan panggil aku kamu aja jangan saya, terlalu formal"
"iyaiyaa siap"jawab nara singkat, ternyata sehun yang datar dan dingin sangat begitu cerewet.
***
Ga jelas ya:( maaf deh:'(
Pendek bgt ya ini:(tq ya yang udh bacaa:)
Maaf klo ada typo:(
#2019