La Chateau

98 46 0
                                    

Pernah suatu kali Keluarga kecil Kingsley mengajari beberapa anak – anak di kampung seperti Max dan adiknya Odellia dari keluarga Schmitz, si kembar Rosalind Brown dan Rosemary Brown, si jakung Peter dan tak lupa si kecil Hansel yang seumuran dengan Lodie untuk bermain drama uang kemudian dipentaskan diacara ulang tahun kepala desa Mr. Fenoglio. Tak hanya anak – anak bahkan Paman Grey dan istrinya Auntie Julia juga ikut berlatih setiap harinya.

"Bagaimana aku harus melakukannya? Ini sangat tidak mudah untukku yang sudah berumur dua puluh lima tahun ini. Aku mendadak menyesal tidak pernah mengikuti kelas teater dengan baik, padahal ini sangat mengasyikkan." Keluh Paman Grey yang saat itu berperan menjadi Raja Laius dalam drama Oedipus Rex.

Lodie dan anak – anak lain hanya terkikik mendengar keluhan Paman Grey yang rasanya tidak akan pernah habis. Sebenarnya Paman Grey bukan merupakan seseorang yang bodoh, hanya saja dahulu ketika ia bersekolah seringkali membolos pelajaran karena sakit. Tapi tidak apa, sekarang Paman Grey sudah sehat dan bisa beraktivitas seperti para suami yang lain.

"Sudah berapa kali kau mengeluh hari ini paman? Apa kau tidak lelah mengeluh terus? Telingaku sakit mendengar kau mengeluh terus." Kata si kembar Rosemary Brown.

"Itu memang sulit paman, apalagi banyak yang harus kau hafalkan di sini. Tapi kau hanya harus berpura – pura menjadi seorang raja. Kau kan pandai menyuruh orang lain." Ujar si kecil Lodie.

Auntie Julia yang awalnya sibuk membaca naskahnyapun menoleh, wajahnya sudah merah padam karena malu akan suaminya.

"Sungguh dosa apa yang aku perbuat di masa lalu hingga memiliki suami yang bodoh seperti ini. Bahkan si manis Lodie ini saja tahu caranya berakting dengan baik."kata Auntie Julia sambil menaruh tangannya di pinggang.

"Baik sekali dirimu Lodie, mari datang ke rumahku! Aku akan memberimu sari limun untuk diminum bersama Hansel." Katanya lagi yang diikuti dengan Hansel dan Odie yang ngacir di belakang Auntie Julia.

********

Satu...dua....satu...dua

Si kecil Lodie dan Hansel berlari kecil sambil mengitung banyak langkah yang telah mereka lewati. Keduanya menggandeng tangan Auntie Julia erat – erat dan menyamakan langkah besar dari nyonya Grey tersebut. Sungguh sejuk udara di hari itu, matahari bersinar sangat tinggi, namun angin tetap berhembus bahkan tanaman alang – alang bergelayut manja menikmati hembusan angin.

Setelah berjalan sekitar beberapa menit, sampailah mereka di rumah dongeng milik Auntie Julia dan Paman Grey. Rumahnya yang berwarna – warni dengan jendela berwarna biru dan pintu berwarna putih terlihat mencolok sekali. Paman Grey sangat rajin membenahi rumah kecil mereka dengan bantuan ayah Lodie yang menggambar sketsanya.

"Silahkan masuk, tamu – tamu kecilku!" sambut Auntie Julia ramah.

"Bisakah kau membacakan kami dongeng auntie?" bujuk Hansel kecil dan dibalas senyuman tipis dari si nyonya rumah. Merasa diiyakan Hansel kecil menarik tangan Lodie untuk duduk di sofa beludru yang dihiasi dengan bekas cakaran Prince si kucing blonteng.

Berbeda dengan si kecil Hansel yang duduk manis sambil menyeruput es limunnya, si lincah Lodie sudah tidak sabar menunggu. Ia meloncat dari sofa dan menarik – narik gaun burgundy si nyonya rumah menuju läsrum.

Ruangannya berada di loteng yang lebih mirip sebuah gudang, penuh berisi barang – barang antik, tetapi berwarna – warni seperti pelangi. Kau bisa menemukan banyak hal di sana, panci bekas, sebuah panggangan roti, mainan keramik hingga kostum – kostum dan properti bekas pementasan teater di desa kecil mereka. Semuanya ditata rapi menurut warna dan jenisnya. Namun yang terpenting adalah jangan mengitung jumlah buku yang ada di sana, percayalah itu akan membuat kau tertidur di sana. ADA BANYAK bukan main! Seringkali para tetangga datang untuk membaca di dalam läsrum milik suami – istri Grey Legrand.

Saat ini si kecil Lodie melompat – lompat ke sana kemari dan meraih sebuah buku yang tebaallll sekali berjudul "Le Chateau".

"Kau mengambil apa Lodie?" Tanya Hansel.

Lodie menoleh sambil terengah – engah kecapaian. Nafasnya naik turun dan bulir – bulir keringat menetes ringan.

"Entah, buku apa ini? Tebaaaallllll sekali, aku yakin ayah pasti suka buku ini!"

"Buku apa itu manis?" Tanya Auntie Julia.

"Mau membaca bersamaku?" tawarnya ramah

"Sepertinya sangat mengasyikkan bibi, WOW banyak sekali gambarnya!" kejut Hansel.

"Mari kita baca! 'La Chateau, Pangeran yang hilang dari kastil' Suatu hari di sebuah tempat yang lapang ada sebuah kastil yang besar sekali tempat tinggal seorang raja yang bijaksana." Ujar Auntie Julia mengeja tulisan yanga ada di buku.

"Apakah kastil itu sama seperti kastil di dekat gunung Auntie?" Tanya Lodie ceriwis.

"Tidak, ini jauh lebih besar sayangku! Aku lanjutkan ya? Sampaimana tadi? Oh ya, Raja itu bernama Arthur Razade. Sang raja hidup bahagia bersama istrinya Christina Ravenclaw dan mereka, sang ratu dan sang raja dikaruniai seorang putra bernama Peter Razade. Ratu Christina sangat cantik dan pintar. Dirinya selalu ada untuk menemani Raja Arthur dan Pangeran kecil.

Ketika Raja Arthur memerintah dengan damai, tiba – tiba terjadi sebuah musibah di keluarganya. Sang istri meninggal secara mendadak dan Pangeran Peter menghilang entah kemana. Sudah bertahun – tahun Raja Peter mencari putra satu – satunya yang ia miliki. Namun tetap saja hasilnya nihil. Para tentara dan polisi sudah dikerahkan untuk mencari pangeran. Hingga saat ini hilangnya Pangeran Peter masih menjadi misteri bagi rakyat kerajaan Rymphenburcke." Jelas Auntie Julia panjang lebar.

Lodie kecil menganga, dirinya sangat terkagum – kagum dengan isi buku tersebut. Pikirannya melayang mencoba ikut masuk ke dalam cerita. Dahinya mengernyit tanda menikmati cerita tersebut.

Lodie bertanya "Apa kau pernah ke sana Auntie?"

"Belum pernah, itu semua hanya khayalan Lodie. Bukan cerita nyata seperti buku yang dibaca di sekolah." Jelas Auntie Julie.

Dimanakah Hansel? Mengapa ia tidak bersuara? O Hansel sudah pasti tertidur. Matanya sudah sangat mengantuk tadi, tapi untung saja Auntie Julia menawarkan segelas limun padanya. Tentu sebuah kesalahan besar jika membacakan cerita pada seorang yang sedang mengantuk.

"Apakah semua yang ada di sekolah itu nyata, auntie?"

"Ssst....pelan – pelan sayang! Hansel sedang tertidur. Kau tanya apa tadi? Oh ya, pasti semua nyata! Seperti berhitung yang diajarkan oleh ayahmu atau penelitian yang dilakukan para dokter di rumah sakit. Semua yang diajarkan di sekolah pasti nyata!"

Sungguh berbinar – binar mata si kecil Lodie. dalam hati kecilnya memberontak segera ingin bersekolah. Tahun ini dirinya sudah bisa masuk sekolah, jadi dirinya sangat tidak sabar. Lodie beranjak dari sofa dan bergegas pulang.

"Auntie, terima kasih atas limunnya, aku harus kembali sekarang" seru Lodie buru – buru meninggalkan rumah itu.

Lodie berlarian menuju kerumahnya dan mancari ibunya. Kaki kecilnya melangkah kecil – kecil tapi cepat. Dirinya sudah tidak peduli lagi dengan kerikil kecil yang ada di tanah, padahal biasanya dirinya sudah protes karena batu kerikil dan debu bertebaran.

RymphenburckeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang