04

1K 159 3
                                    

Up Lagi man teman.. 😙😙



                              🌺🌺🌺

Dengan semangat ia berjalan di koridor rumah sakit itu. Ia tak sabar bertemu kakak yang amat ia sayangi. Berjalan bahagia sambil sesekali mecium buket bunga yang di bawanya.

Ia sudah sampai di ruangan kakaknya. Dengan pelan menggeser pintu dan menutupnya kembali.

Ia menatap sendu ke arah seseorang yang terbaring kaku di atas tempat tidur. Wajah yang semakin tirus, kulit nya yang pucat. Bibir kering.

Dia tak sanggup menatap orang yang di sayanginya dalam keadaan tak berdaya seperti ini. Ia menaruh bunga di meja. Mengambil vas bunga dan mengisinya dengan bunga yang baru saja ia beli.

Ia berbalik ke arah Jimin dan duduk di samping tempat tidur itu. Menggenggam tangan dingin itu sambil sesekali menciumnya.

"Apa oppa tidak merindukanku. Kenapa oppa tidak pernah bangun. Temani aku oppa. Aku tidak kuat menghadapi ini sendiri." Ucapnya di sela tangisnya.

"Oppa. Bangunlah hiks.. kau tahu oppa. Tahun ini aku menjadi yang pertama lagi. Apa oppa bangga padaku. Hikkss.. bangunlah oppa. Ini sungguh sulit. Hikkss.. Hikks." Ia tak sanggup berkata lagi. Ia menagis sekencang kencangnya sambil menggenggam tangan dingin Jimin.

Tanpa di sadari seseorang tengah menatapnya dengan pandangan sendu di balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa di sadari seseorang tengah menatapnya dengan pandangan sendu di balik pintu.

"Kuat lah Sooyoung ah. Aku tahu kau bisa menghadapinya."

Ya. Taehyung beralih profesi sebagai penguntit Park Sooyoung sekarang. Tapi itu semata hanya ingin selalu melihat dan memastikan keadaan Sooyoung baik baik saja. Ia mengenal Sooyoung. Sangat mengenal bahkan.

Tapi apa dayanya Sooyoung tak ingat kepadanya. Tapi itu tak membuat Taehyung untuk terus berada di sisi Park Sooyoung. Walau dengan sembunyi sembunyi tentunya.

"Permisi adik. Apa yang adik lakukan di sini..??" Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Ia pun segera menoleh ke arah suara tadi.

"Oh. Mianhae dokter. Aku hanya tersesat. Tadinya aku mencari ruangan temanku. Ku kira di sini." Ucap Taehyung canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Kalau begitu saya masuk dulu. Permisi."

Taehyung pun membungkuk dan melihat dokter itu masuk ke ruangan Jimin.

"Bagaimana keadaan Jimin hyung ya.? Ucapnya sambil kembali mengintip ruangan itu.

                               🌹🌹🌹

Sooyoung yang mendengar pintu di geser pun segera menghapus air matanya dan segera berdiri saat dokter yang kebetulan sahabat ayahnya datang. Membungkuk dan tersenyum manis ke arahnya.

"Anyeong Sooyoung ah. Bagaimana keadaanmu.? Ucap dokter itu sambil mengambil peralatan yang ada di tas yang di bawanya.

"Baik ahjussi. Apa oppa sudah ada perkembangan." Di tatapnya cemas Jimin, berharap akan ada hal baik yang akan datang.

"Mian Soo ah. Keadaannya sama. Belum menunjukkan perkembangan sama sekali." Ucap dokter itu dengan tatapan sendu. Menoleh ke arah Sooyoung dan mengelus pucuk kepala gadis manis itu.

"Biayanya akan sangat mahal ahjussi. Bagaimana aku bisa membayarnya." Ucap Sooyoung dengan nada parau.

"Kau lupa Soo ah. Ini rumah sakitku. Aku yang bertanggung jawab atas kakakmu. Ayahmulah yang menitipkan kalian berdua kepadaku." Ucap dokter itu sambil tersenyum manis ke arah gadis yang senantiasa tertunduk itu.

"Ahjussi. Sepertinya ayah tahu ini semua akan terjadi." Ucap Sooyoung memberanikan diri menatap mata dokter itu.

Dokter itupun berusaha menutupi rasa terkejutnya dengan berdehem dan kembali tersenyum. Sooyoung anak yang cerdas, sama seperti ayahnya. Tak mudah di bohongi tentunya.

"Tidak Soo ah, bukan begitu. Ini semua adalah takdir tuhan. Tuhan mau Sooyoung menjadi anak yang tegar dan kuat. Dan sekarang terbukti. Sooyoung anak yang baik, cerdas, kuat dan tegar menghadapi ini semua. Ahjussi akan menjaga kakakmu. Merawat kakakmu sampai sembuh nanti. Percayalah pada ahjussi." Ucap sang dokter. Ia pun meneteskan air mata.

Ia tak habis pikir. Anak remaja seusia Sooyoung yang harusnya bersenang senang malah menghadapi hal seberat ini. Ini semua gara gara satu orang. Satu orang yang saat ini paling ia benci.

"Ahjussi. Aku ke kantin dulu mau membeli minuman." Pamit Sooyoung pada dokter itu. Dan setelahnya ia berjalan menuju kantin dan membeli sepotong roti dan air mineral.

Saat ia duduk di taman rumah sakit. Suara bass tiba tiba mengagetkannya.

"Bertemu lagi hoobae. Sudah ku bilang, lepas saja kacamatamu dan biarkan rambutmu di gerai. Kau sangat cantik saat seperti ini."

Dan Sooyoung pun hanya menatapnya datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan Sooyoung pun hanya menatapnya datar. Ia sangat lelah hari ini, menangis membuat tenaganya habis. Apalagi di tambah menghadapi seorang aneh di sampingnya ini.

"Apa yang kau lakukan di sini hoobae cantik. Apa.." sebelum Taehyung menyelesaikan omongannya. Sooyoung memotongnya.

"Aku rasa aku tidak punya urusan denganmu sunbae. Kalau begitu aku pamit. Permisi" Sooyoung pun bangkit. Saat akan melangkah tangannya di tahan oleh Taehyung.

"Bagaimana jika aku tertarik padamu hoobae. Apa boleh." Ucap Taehyung menatap serius Sooyoung.

Sedang Sooyoung, ia hanya berdecih dan melepas paksa tangan Taehyung.

"Dan bagaimana jika aku tidak tertarik dengan sunbae aneh sepertimu." Ia pun berbalik dan berjalan meninggalkan Taehyung dengan mulut menganga.

"Menarik. Akan ku buat kau menyukaiku Park Sooyoung."

                             🌹🌸🌹

Akhirnya chap ini selesai juga...😥
Jangan lupa vomentnya ya chingudeul.. saranghae..😙😙

BEAUTY INSIDE | Park Sooyoung X Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang