🍉; neighbor [edited]

970 84 1
                                    

Guess what, pada akhirnya kamu sampai dirumah dengan selamat. Setelah tadi kamu memutuskan untuk naik taxi.

Iya taxi yang itu, bayangkan betapa mahalnya uang yang harus kamu kelurkan untuk sekali perjalanan incheon—seoul.

Untungnya kamu mendapat sopir yang sangat baik, yang bersedia melakukan perjalanan jauh di malam hari. Belum lagi dia harus menunggu karena kamu harus menarik uang terlebih dahulu.

2,2 jt yang kamu kelurkan sekali perjalanan.

Kamu menghela napas panjang setelah taxi orange itu berlalu dari hadapanmu.

Kamu benar benar merasa sangat berterima kasih hingga tidak sadar kamu hampir saja bersujud, jika saja kamu tidak menyadari tatapan aneh orang yang tertuju padamu.

Dan tentang mobil kamu sudah dibereskan oleh suruhan ayahmu. Sekarang yang perlu kamu lakukan hanya naik lift dan mengistirahatkan diri.

"Hwaithing!" teriak kamu sambil menaikkan tanganmu. Tidak peduli dengan reaksi orang dengan sikapmu.

Dengan langkah gontai kamu berjalan kearah lift dan memencet angka 12. Tetapi saat pintu itu akan tertutup, tiba-tiba muncul sebuah tangan menghadang sehingga pintunya kembali terbuka dan menampilkan sosok tinggi dan tentunya tampan.

Ah benar, kamu pernah beberapa kali melihatnya di lobby. Tapi ini pertama kalinya kamu berada di ruangan yang sama dengannya. Dan wow bahkan dilihat dari dekat terlihat sekali garis rahangnya yang tegas.

Apalagi ditambah bagaimana suit hitam itu dengan sempurna melekat di tubuhnya. Benar-benar indah, pikirmu.

Apakah dia lembur?

Bagaimana tidak hari baru saja akan dimulai dalam 3 jam, tapi pria itu sudah terlihat lesu.

Dengan pakaian yang berantakan walaupun tidak terlihat sama sekali karena ditutupi wajahnya yang sangat baik.

Saat pria itu masuk, kamu bisa melihat dia tidak memencet lantai apapun malah menekan tombol tutup.

Tunggu dulu, apakah dia juga berada di lantai yang sama denganmu? Apakah itu berarti kalian adalah tetangga? Itu berarti yang menempati apartment disebelahmu adalah pria ini.

Tapi bagaimana bisa kalian tidak pernah berpapasan. Apakah tuhan tidak ingin kamu berjodoh dengan pria ini?

Sebentar lebih baik kita memastikan terlebih dahulu. Karena kamu tidak ingin kejadian seperti di tempat parkir siang tadi terulang kembali. kamu pada akhirnya memberanikan diri bertanya.

"Kau tidak menekan tombol lantaimu?" tanya kamu sambil melirik sedikit kearahnya.

Dirasa kamu mengajukan pertanyaan kepada dirinya, pria itu kemudian menatap kearahmu dan kembali memfokuskan matanya kearah pintu lift. "Ya, kau sendiri." basa basinya formal.

"Aku juga penghuni lantai 12 seperti yang kau lihat, dan aku baru tau kalau kita itu tetangga. Aku tidak pernah melihatmu." ucap kamu menoleh kearahnya.

"Karena aku selalu berangkat pagi, dan pulang tepat waktu." katanya tenang. Tapi entah kenapa kamu merasa sedikit tersindir. Kamu tidak tau apakah dia sedang mencoba menyindirmu atau tidak.

"Hahaha, itu hebat. Pasti sangat menyenangkan menjadi orang yang tepat waktu." kamu tertawa walaupun tidak ada yang lucu.

"Apa maksudmu." tanyanya memicingkan mata.

"Apa maksudku? Aku sedang memujimu. Apakah itu salah?" jawab kamu kaget akan reaksi pria itu.

Pria itu kemudian memindai kamu dari atas kebawah kemudian, "Aku minta maaf, aku sedang dalam kondisi yang sangat buruk." ucapnya merasa bersalah.

"Seperti yang kau lihat aku lembur." lanjutnya kemudian.

"Ah tidak apa apa, aku juga sering mengalami hal itu." katamu memaklumi.

"Aku Choi Soobin, panggil saja aku Soobin." ucapnya memperkenalkan diri.

"Aku y/n, kau bisa memanggilku ca." dengan senang kamu menjabat tangannya.

"Mohon bantuannya." soobin pun membungkuk.

Kamu pun balas membungkuk. "Aku juga, mohon bantuannya."

Kalian pun lanjut mengobrol sampai tidak sadar lift sudah mencapai lantai dua belas. Kalian berjalan beriringan sampai pintu apartment mu.

"Jangan lupa untuk minum air putih, itu mungkin akan sedikit meredakan penat dikepalamu." saran kamu kepada Soobin.

"Terima kasih atas sarannya."

Kamu lalu memasukkan sandi apartment mu. "Kalau begitu sampai jumpa Soobin-ssi." katamu kepadanya sebelum masuk.

"Ya."

Kamu menghela napas lagi begitu pintu sudah tertutup rapat.

Walaupun kemarin adalah hari yang buruk. Setidaknya pagi ini tuhan masih berbaik hati membiarkan kamu berbicara dengan Soobin yang ternyata tetangga kamu selama ini.

"Tuhan memang baik." ucap kamu berlalu masuk.

tbc.

TXT IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang