Chapter IV

47 2 0
                                    

"Hukuman miss, gara-gara aldan nih" keluh gue. Miss. Aylle cuma ngeliatin gue dengan tatapan prihatin gitu. Akhirnya Miss. Aylle pamit mau ke ruang guru. Apa banget sih pake Pamit segala ke gue-_-

SKIP》》

Tiba-tiba aja gue liat Kenzo lagi main sama adek kelas. "Eh Kay, kenalin nih temen gue" seru Kenzo dari kejauhan. Okay. Dari lapangan. Ada seorang cowok yang nggak gue kenali di samping dia. Mungkin itu temennya yang mau dia kenalin ke gue. "Siapa?" tanya gue seraya berjalan ke tengah lapangan, hendak menghampirinya.

"Kay, kenalin, ini Nathan. Nathan, ini Kaylee" beritahu Kenzo. Gue cuma mengulurkan tangan untuk salaman. Biasalah orang kenalan kan salaman dulu. Tapi dia cuma diam disitu sambil ngeliat tangan gue dengan tatapan 'apaan?'

Gue cuma mengerutkan kening sambil tersenyum seakan semua ini hanya bercanda.

"Eh Kay,lo sama Nathan tunggu disini yak bentar, gue mau ke Toilet dulu. Okay? Okay." kata Kenzo terus dia lari ke toilet. Emang udah kebelet kali ya? sampe lari-lari gitu.

Gue pun berjalan ke arah kursi yang sengaja diletakan di pinggiran lapangan Sekolah. Nathan ngikutin gue. Fix first impression gue ke dia adalah. Dia pasti cowok nyebelin. Pasti.

Beberapa menit kemudian Kenzo balik dari toilet. "Ken!" seseorang dari arah belakang Kenzo meneriaki namanya. Kenzo membalikan badan. "Eh, Devan." sapa Kenzo. Ramah banget aih. Gue jadi tambah suka. *eh

"Eh Kay, kenalin temen gue Devan." beritahu Kenzo. Gue melihat ke arah Devan. Loh?Dia kan cowok yang kemaren ga sengaja hang out sama gue.

*FLASHBACK*(sebenernya belom pernah gue tunjukin scenenya)

Devan POV

Bosen banget gela di rumah. Kerjaan gue tuh kalo di rumah MMK. Main. Makan. Tidur. Ulang aja terus dan lo bakalan tau kehidupan gue. Main PS kalo ngga xbox. Makan masakan embak , karena nyokap lagi ada kerjaan di Paris selama setahun penuh. Davin ikut. Davin kakak gue. Sementara gue, Diandra, sama Diana di rumah karena nggak mau pindah sekolah.

Bokap kerja di Tokyo. Jarang banget pulang. Hampir nggak pernah. Jadi nggak bisa nentuin berapa lama bokap di Tokyo. Gue tau banget kerjaan bokap numpuk banget. Waktu itu liburan dan gue sekeluarga ke Tokyo ngunjungin bokap sekaligus liburan. Baru beberapa menit melepas rindu sama keluarga, tiba-tina ada yang nelfon bokap. Dan bokap langsung pergi lagi entah kemana.

Nyokap nggak kalah sibuk sama bokap. Nyokap yang bekerja sebagai desainer internasional, lebih kayak tukang parkir. Kerjanya teriak-teriak mulu. Nyuruh si A jalan lebih tegak atau si B lebih banyak senyum. Well, nggak kayak model-model lain yang kalo lagi di catwalk mukanya jutek minta ampun. Justru nyokap menyuruh model-modelnya untuk ramah dan selalu tersenyum.

Oya, Diandra dan Diana adalah adek-adek gue. Diana kelas 11 dan Diandra kelas 8. Davin udah kuliah di Paris.

Gue memutuskan untuk jalan-jalan ke mall terdekat. Paling dekat sih PIM.

"Mbak, Devan mau berangkat dulu" seru gue.

"Kemana?Nanti dicariin sama Diana." tanya mbak Rani yang masih memegang serbet.

"Mau ke Mall, bosen di rumah terus ,mbak. Bilangin aja ke Diana, Devan pergi" kata gue seraya melenggang pergi sebelum Mbak Rani dapat menjawab lagi. Gue udah duduk diatas jok mobil gue yang sangat gue cinta.*lebay

Mobil gue bukan mobil-mobil yang super keren dan model-model sport gitu. Mobil gue adalah Impala. Sebuah mobil bergaya old classic dan interior dalamnya agak vintage.

***

Kaylee POV

Jalan-jalan di mall emang bisa banget ngerefresh otak. Gue berjalan menuju starbucks. Memesan hot chocolate dan new york cheese cake lalu duduk di spot paling pojok. Menyalakan laptop dan membuka Microsoft Word 2010. Mengetik cerita adalah favorit gue. Gue udah punya kira-kira 12 cerita dan semuanya belum ada yang selesai. Gue suka membiarkan cerita-cerita itu terbengkalai dan tak terurus.

Suka melihat tokoh-tokoh utamanya belum menjalankan peran dan cerita sudah selesai. Membaca. Membaca sesuatu yang nggak selesai itu menyenangka. Saat akhirnya kalian bisa memikirkan sendiri ending apa atau lanjutan apa buat cerita tersebut. Gue mengetik dengan sangat cepat lalu nama gue dipanggil oleh si bartender.

Bartender itu menyerahkan sepiring new york cheese cake dan secangkir hot chocolate. Gue menuangkan sedikit gula cair ke hot chocolate gue lalu kembali ke tempat duduk gue. Sebuah sofa berlengan berwarna biru donker dengan meja bundar diantara dua kursi.

Gue menyeruput hot chocolate gue. Hampir tersedak gara-gara seseorang yang dengan tampang kesalnya mengambil new york cheese cake gue dan memakannya dengan rakus dan emosional.

"Mas,mas, punya saya mas!" tegur gue dengan tatapan mendelik.

Cowok yang berada di hadapan gue

"Loh ini punya gue, ini meja gue! Lo ngapain disini?" hardik cowok itu. Yaelah mas batu banget sih. Dari tadi kan gue yang duduk disini.

"Cheese cake gue lo makan!" pekik gue kesal.

***

FIX DIANA SENENG BET YEAH BISA NULIS PANJANG yeah yeah yeah

keep vomments yeah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang