[Menyembunyikan diam-diam]

3.4K 159 11
                                    


Kalaulah ada keberanian yang bisa membuatnya mengungkapkan seluruh isi hatinya, sudah pasti ia lakukan sedari dulu. 

Kalaulah ada cara yang bisa menjelaskan semuanya, menjabarkan isi hatinya, kurasa satu bukupun tak akan pernah cukup.

Kurasa, menggambarkan seluruh isi hatinya pun tidak bisa tergambar.
Kurasa, menulis semua harapannya pun tidak akan bisa tertulis.

Sebab?

Dia lebih memilih; menyembunyikannya diam-diam, memendamnya dalam-dalam.

Menukar rasa ingin menjadi angan.
Menukar rasa bahagia menjadi tiada.
Menukar rasa temu menjadi bisu.

Tak ada yang mampu ia ceritakan segalanya, mungkin tepatnya, dia bingung, harus dari mana ia bercerita? Harus dari mana ia memulai segalanya?

Dari perkenalan tidak sengaja?
Dari perhatian yang terasa?
Atau,
Dari pertemuan yang tidak pernah sempat?

Ada alasan mengapa, ia lebih senang menyembunyikan diam-diam.

Apa?

Hatinya membiasakan diri, jika mungkin-suatu saat- hatimu, memilih yang lain.

Hatinya membiasakan diri, jika mungkin-suatu saat-hatimu, tidak pernah membalas rasa itu.

Dan Hatinya membiasakan diri, jika mungkin-suatu saat- ketika dia lelah mencintai yang tak pasti, ia sadar, bahwa ia telah salah mencintai.

Dan untunglah-ia menyembunyikan diam-diam- karena tak ingin kau tahu perasaannya yang ia pendam dalam-dalam.

Tak pula ia patut mengumbar segalanya. Sebab dia rasa, perasaan itu hadir karena-Nya.
Perasaan adalah fitrah dari-Nya.

Sebuah ujian untuk hati, apakah ia terhanyut dalam pusaran mendamba ingin memiliki atau memilih memegang teguh kendali bahwa itu hanya nafsu duniawi.

Pikirmu; "tapi, sampai kapan aku pendam ini ya Rabbi?
Apakah sampai melihatnya dengan yang lain?
Sampai rasa penyesalan ini hadir?"

Sudahkah kau membaca kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaika?

"Ketika Zulaika mengejar cinta Yusuf, Allah jauhkan Yusuf darinya. Ketika Zulaika mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf untuknya."

Percaya bukan jika sesuatu yang berlandaskan Pada-Nya akan berbalik untuk kebaikan dirimu sendiri. Lebih baik, serahkan saja semuanya pada Dia, kamu belajar mencintainya diam-diam,  tapi doamu tidak pernah putus untuknya.

Dan juga, bukankah semua harap lebih baik dikembalikan pada-Nya?

=======================================

Gimana setelah membacanya?
Adakah kamu juga merasakan hal yang sama?

Jadi, setelah ini perasaan perempuan apalagi yang harus kutulis, yang ingin kau sampaikan?

Kata-kata ini juga akan dipubliskan di akun Instagram (@) tulisku.id.

Jazzakumullah ya Khair🌸

Perasaan Perempuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang