[Jaga hatimu, baik-baik]

1.3K 87 9
                                    

Saat itu kamu bahkan tak pernah menduga bahwa ucapanmu menjadi nyata.
Kedatangannya yang tiba-tiba, membuatmu bertanya-tanya, apakah ini berkat doamu yang melambung atau sebuah kebetulan semata.

Dia hadir, menawarkan sejuta cerita.
Dia datang, menampilkan sejuta tawa.

Kamu senang, bahkan tidak menyangka bahwa ia yang kamu kagumi dari jauh, memilih mendekat, dia memilihmu untuk di sampingnya.

Semakin hari, dia memberi sebuah makna.
Bahkan menceritakan sebuah perjuangan.
Kamu makin kagum padanya.
Kamu makin ingin memilikinya.

Tapi, kamu tak pernah tau cara mengungkapkannya. Bahkan, dia memilih memulai percakapan saja membuat hatimu berbunga, rasanya dunia milik berdua. Jadi, kamu memilih menunggu, merasakan letupan yang terasa di sudut kalbu.

Seiring berjalannya waktu, kamu tahu bagaimana sikapnya. Bagaimana sifatnya, yang ternyata memang se-ramah itu pada siapapun.
Saat kau melihat komentarnya dengan yang lain, saat kau melihat fotonya berkumpul dengan yang lain-bersama perempuan, salah satunya.

Hatimu seolah tidak menerima.
Hatimu remuk redam sudah.

Jadi, apakah cerita dan tawa itu juga untuk yang lain? Bukan untukmu saja, begitu?

Kamu masih menahannya, masih mencoba berusaha baik-baik saja.
Tapi, semakin ceritanya makin berkurang, apa mungkin kamu yang sudah tidak penting lagi?

Kamu terdiam membaca deretan pesanmu dengannya, dulu. Begitu manis, begitu sulit untuk dilepaskan, namun hatimu enggan mengenang.

Lalu kamu berbicara pada dirimu sendiri? Apa selama ini dia telah berlebihan? Menganggap bahwa perkenalan itu hanya kebetulan?
Tapi, semua perhatiannya, selama ini apa?

Apa hanya di sini hanya kamu yang terlalu jatuh hati padanya? Namun, dia, tidak.

Kamu kesal tapi untuk apa, kamu ingin marah tapi pada siapa.

Saat itu, kau berselancar pada akun media sosialnya, kau melihat kedekatannya juga pada yang lain dengan baik, sama, seperti padamu.

Kamu merasakan sakit, lagi.

Jadi, selama ini sikapnya memang baik, tapi, memang  bukan hanya padamu saja.

Tangismu sudah hampir tak terbendung, bahkan ingin sekali menghapus pesan-pesan yang dulu sering bersenandung.

Kamu berdoa pada Illahi, mengapa sampai menghadirkan dia yang justru menyakiti hati?
Kamu meminta agar melupakannya, kamu ingin menjauh darinya. Dan kamu ingat, bahwa sebenarnya luka itu yang kamu ciptakan sendiri.

Jawabannya adalah "Jaga hatimu, baik-baik." Sebab ucapan manisnya pun belum tentu untukmu saja.

Sebab perilakunya yang membuatmu kagumpun tentu memang dia sebarkan untuk memberi kebaikan pada orang lain.

Jaga hatimu, saat mungkin yang datang justru bukan untuk bersama, namun malah membuatmu luka.

Jaga hatimu, saat mungkin yang datang justru bukan untuk bahagia, namun malah membuatmu kehilangan tawa.

"Mungkin, memang dia tidak sejatuh cinta itu padamu, kamu saja yang terlalu melambung karena kebaikannya. Ternyata, bukan dia yang salah, tapi kamu saja yang tidak menjaga perasaanmu baik-baik. Dia baik memang..

Dan bukan padamu seorang."

Quote by (@) elhejraah

=======================================

Gimana setelah membacanya?
Adakah kamu juga merasakan hal yang sama?

Jadi, setelah ini perasaan perempuan apalagi yang harus kutulis, yang ingin kau sampaikan?

Kata-kata ini juga akan dipubliskan di akun Instagram (@) tulisku.id.

Jazzakumullah ya Khair🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perasaan Perempuan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang