N & M | SATU : Perasaan yang tak hilang

55 9 4
                                    


Sangat tak mudah mematikan perasaan kepada seseorang yang kita temui setiap hari.

-N & M.

______________________________________

Melodi tersenyum ke arah Nada yang menghampiri nya dengan membawa dua ice krim yang berasa vanilla kesukaan Melodi dan stroberi kesukaan Nada.

Mereka sudah pulang sekolah dan sekarang berada di Cafetaria yang biasa dikunjungi oleh Nada dan Melodi.

"Makasih, Nada" seperti biasa, Nada hanya membalas dengan senyuman.

"Bayar sendiri" ucap Nada dengan santai yang masih fokus terhadap es krim nya itu.

Melodi kesal karena Nada tiba-tiba berkata seperti itu, membuat dirinya ingin menjambak rambut cowok di hadapan nya ini. "Ihh Nada...gimana sih katanya ditraktir...tau gitu ga usah deh bawa Melodi ke sini."

"Siapa yang ngajakin kesini?" ketus Nada yang masih fokus. Sesekali ia melirik ke arah Melodi, bagaimanakah dengan reaksi gadis itu.

Melodi mengerucutkan bibirnya dan menjilati es krimnya dengan wajah kesal "Sebel deh..."

"Bercanda dong Melodi sayang" lalu mengacak-acak puncak rambut Melodi dengan penuh sayang. Hal itu membuat Melodi menjadi malu dan segera mengaduh agar Nada tidak melihatnya.

"Ih diem ah diem, jadi berantakan gini kan." dengus Melodi sambil membenarkan rambutnya kembali. Nada hanya mengulum senyumnya dan tidak terputus tatapannya terhadap Melodi.

***

"Nih... thanks Nada ganteng" goda Melodi sembari menyodorkan helm milik Nada, karena mereka sudah sampai di depan rumah Melodi.

"Males ah...udah ya Nada pulang. Jangan lupa makan, tidur jangan kemaleman, sholat juga, dan jangan pernah berubah" titah Nada yang disertai dengan senyuman smirk nya.

"Nada tuh udah kaya Mami aja deh"

Nada pun memutuskan untuk pamit.
"Biarin aja kali, ya udah assalamu'alaikum little girl"

Nada selalu memanggil Melodi dengan sebutan little girl karena, usia Melodi lebih muda hanya selisih 6 bulan dibandingkan dengan dirinya, walaupun masih sebaya.

"Wa'alaikumsalam Nada ganteng" lalu Nada pergi ke arah rumahnya yang hanya terhalang oleh beberapa rumah.

"Huft... i'm so tired" gumam Melodi dan memasuki rumahnya yang disambut baik oleh orang tuanya juga kakak nya yang berbeda di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum" salam Melodi dengan mencium punggung tangan orang tuanya dan kakaknya.

"Wa'alaikumsalam, eh sayang udah pulang, pasti sama Nada ya..." Wina menggoda anak bungsunya ini.

"Apasih Mi... udah ah Melodi ke kamar dulu assalamu'alaikum" lalu Melodi menaiki tangga dan memasuki kamar nya.

"Wa'alaikumsalam. Lah?" Jawab semuanya yang berada di ruang tamu dengan kebingungan. Karena Melodi tidak seperti hari-hari biasanya, mungkin lelah pikir mereka.

***

Nada baru saja selesai mandi, ia sedang mencari baju santai untuk dipakai. Tiba-tiba saja ia memikirkan Melodi, mengingat kembali kejadian mereka bersama, seolah itu adalah sebuah film yang terus berputar di dalam memori nya.

Ia tak habis pikir dengan dirinya sendiri, karena bisa sedekat ini dengan Melodi kecilnya.

Apakah ia mampu menahan perasaan nya? Entahlah, Nada tidak tahu kapan ia akan mematikan perasaannya untuk Melodi kecil. Mungkin tidak akan bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nada & MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang