Prolog

14 3 1
                                    

Makan malam bersama sudah menjadi adat di keluarga Kusuma.

Dyra,Arya,Bayu sudah siap diatas meja sembari menunggu Bik Narsih menyiapkan makan malam.

"Ini Tuan,Nyonya,makanannya silahkan di makan," ucap Bik Narsih.

"Iya Makasih,Bi," jawab Dyra sambil mengambil lauk dan menaruhnya ke piring.

"Mama mana?" tanya Arya memecah sunyi.

"Mungkin Mama kamu telat. Soalnya emang udah bilang sama Papa tadi."

"Oh yaudah deh,makan duluan aja ya. Sudah lapaarr,"

Sedang mereka menyantap hidangan makan malam buatan Bik Narsih,telepon rumah berdering. Membuat Bayu harus bangun dari kursi dan mengangkat telepon itu.

"Halo selamat malam?" ucap seorang Pria dari telepon.

"Iya,malam. Dengan siapa?" jawab Bayu ramah.

"Ini saya Vinka,temannya Dinda. Saya mau beri kabar kalau Dinda pingsan di jalanan karena mabuk berat,"

"Dinda mabuk?! Kalau boleh tahu dimana lokasinya?"

"Di Jalan Anggrek IV,Mas. Tapi lebih baik saya bawa ke rumah sakit saja,jadi nanti Mas bisa langsung kerumah sakitnya aja,"

"Oh baik,terima kasih."

Mendapat kabar seperti itu membuat Bayu harus sigap mengambil kunci mobil dan pergi kerumah sakit tanpa memberi tahu kedua anaknya yang sekarang tengah makan di ruang makan.

Di perjalanan,pikiran Bayu sudah sangat kacau. Memikirkan bagaimana keadaan istrinya sekaligus kesal karena istrinya ternyata sedang mabuk berat dan sekarang tengah pingsan. Memang sudah beberapa minggu ini Dinda sering pulang malam dan suka berbohong. Terlihat lebih sibuk dari biasanya dan lebih memilih untuk pulang sendiri dibanding dijemput dengan Bayu—suaminya sendiri.

Beberapa kali Bayu juga memergoki Dinda tengah berbicara di telepon sambil berkata sayang dengan laki-laki lain dan sering diberikan barang-barang mahal oleh orang lain. Belakangan ini ia juga lebih cuek dengan Bayu dan lebih memilih untuk keluar bersama teman-temannya dibandingkan berkumpul dengan keluarga dirumah.

Jakarta malam ini tidak begitu padat sehingga dalam waktu singkat Bayu sudah bisa tiba dirumah sakit dan segera melihat keadaan istrinya.

Sesampainya Bayu didepan ruang IGD,ia melihat seorang perempuan yang diketahuinya bernama Vinka dan seorang lelaki yang bahkan ia sendiri tidak mengenalinya.

Bayu panik,cemas,sekaligus ingin tahu siapakah laki-laki yang saat ini juga sedang khawatir dengan keadaan istrinya.

"Maaf,anda siapa ya?" tanya Bayu kepada seorang lelaki tak berambut yang duduk di kursi tunggu.

"Loh,anda yang siapa?" jawab lelaki itu.

"Saya suaminya,anda siapa?"

"Suami?! Gak. Dinda belum menikah. Saya ini pacarnya,anda jangan ngaku-ngaku ya,"

"Mau saya perlihatkan buku nikah kami?"

"Heh! Lagian kalau Dinda udah punya suami juga dia pasti lebih milih saya daripada anda,"

"Percaya diri sekali,"

"Saya sudah berhubungan lama dengan Dinda. Kita juga sudah berpacaran,dia mencintai saya,pun dengan saya. Bahkan dia sendiri mengaku kalau dia tidak punya suami. Jadi? Anda itu bukan pilihannya,"

"Kurang ajar! Jadi anda yang selama ini.." ucap Bayu yang kemudian dihentikan karena seorang Dokter keluar dari ruangan.

"Dengan keluarga Bu Dinda?" tanya Dokter yang bernama Dr.Bagus.

Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang